Presiden Jokowi mengganti Anies Baswedan sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Kocok ulang kabinet ini terjadi persis 10 hari usai sebagian besar sekolah mengawali tahun ajaran baru.
Pada 18 Juli lalu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) bersama masyarakat mengampanyekan Gerakan Mengatar Anak di Hari Pertama Sekolah (HPS). jutaan orang tua bergerak mendampingi putra-putri mereka ke sekolah.
Tagar #HariPertamaSekolah memuncaki linimasadi media sosial. Perbincangan itu menjadi nomor wahid di Indonesia, dan urutan kedua di jagat twitter dunia. Kalau saja tidak ada kudeta di Turki hari itu, haqulyakin perbincangan ini akan menduduki nomor urut satu.
Banyak perusahaan yang memberikan gimmick bagi pelanggan dan kelonggaran bagi pegawainya untuk mengantar putra-putri mereka. Antara lain Gramedia, Telkom, Bank BTPN, dan lainnya. Menpan RB dan para kepala daerah juga memberikan imbauan agar pegawai negeri sipil melakukan hal serupa.
Tidak banyak yang diketahui publik tentang proses awal kampanye Hari Pertama Sekolah. Saya akan bercerita tentang bagaimana kita menggerakkan berbagai pihak untuk mendukung kampanye ini. Anies menyebutnya sebagai kolaborasi.
Artis pun Turut Serta
Sejak puasa Ramadhan lalu, Kemdikbud bersama para relawan membentuk Sekretariat Bersama (Sekber). Saya terlibat. Kami pun lantas membentuk Whatsapp Grup yang berisi para penggiat pendidikan, relawan, pejabat, blogger, dan artis.
Sejumlah nama pesohor yang turut serta dalam grup tersebut antara lain Farhan, Asri Welas, Olga Lydia, Bukik, Shafiq Pontoh, dan beberapa nama lain yang memiliki ribuan pengikut di media sosial.
Di luar nama-nama yang kerap mencuit di media sosial tersebut, ada relawan yang bekerja dalam senyap. Mereka membuat materi-materi kampanye berbentuk infografis, lagu, dan ragam lainnya. Catat, orang-orang ini bekerja secara sukarela, tanpa dibayar oleh Kemdikbud.
Setiap infografis yang telah dibuat langsung dibagikan dalam WA grup, lantas disebarluaskan melalui akun media sosial masing-masing. Ada yang melalui Facebook, Twitter, Instagram, dll.
Komunikasi ini terjadi meskipun di saat libur Lebaran. Jujur saja, sejak menjadi pegawai negeri sipil di Kemdikbud, baru tahun ini saya merasakan libur Lebaran namun seolah tidak libur. Capek memang, namun saya menikmati bekerja bersama para relawan.
Oya, WA Grup yang dibentuk oleh Sekber tidak hanya satu. Saya ikut dalam tiga grup, yaitu grup besar HPS, dan dua grup lain yang khusus diisi oleh para pembuat materi infografis, dan relawan muda.
Beberapa hari sebelum tanggal 18 Juli, materi infografis, lagu, dan meme HPS mulai viral di media sosial. Meme dibuat antara lain oleh komunitas Dagelan. Lagi-lagi, mereka bekerja secara sukarela, tidak dibayar oleh Kemdikbud. Kami juga menyebarkan surat-surat edaran dari berbagai kepala daerah yang memberikan dispensasi bagi PNS setempat untuk mengantar anak di HPS melalui media sosial.
Gong atau puncak kampanye terjadi pada hari Senin, 18 Juli 2016. Sejak pagi hari, perbincangan HPS menggelinding seperti bola salju di media sosial. Tidak banyak yang tahu, bahwa percakapan publik di twitter turut digerakkan Shafiq Pontoh. Ia adalah penggiat media sosial dan mantan pegawai Ogilvy, sebuah perusahaan konsultan kehumasan. Dialah yang membantu mengomandoi kampanye di media sosial, secara sukarela.
Sejak pagi, Shafiq memantau akun twitter para artis, kepala daerah, dan publik figur. Setiap ada yang mencuit tentang #HariPertamaSekolah di twitter, ia mengumpulkannya lantas membagikan di WA grup HPS. Kemudian seluruh relawan meretweet cuitan tersebut. Ia menyebarkannya dalam beberapa gelombang/batch. Begitu seterusnya hingga tagar #HariPertamaSekolah menjadi trending topic di twitter.
Anies Mendadak Datang
Keterlibatan publik dalam kampanye Hari Pertama Sekolah, tidak lepas dari jejaring yang dimiliki Anies Baswedan. Banyak komunitas dan relawan yang membantu karena mempunyai hubungan pertemanan dengannya.
Ia pun sangat menjaga hubungan baiknya dengan para relawan. Pada hari Jumat tanggal 22 Juli, para relawan mengadakan kopdar di kantor Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga, Kemdikbud. Tidak ada pejabat Kemdikbud yang diundang, karena pertemuan ini memang tidak formal dan hanya untuk sekadar bertemu muka.
Saya ikut dalam kopdar yang dihadiri sekira 20 orang tersebut. Tidak disangka, tiba-tiba Anies Baswedan datang menemui kami. Entah siapa yang mengabarkan padanya tentang pertemuan tersebut. Anies berkantor di Gedung A Kemdikbud lantai 2, sedangkan pertemuan kami di Gedung C lantai 13. Ia mau menyempatkan diri, meski tidak diundang.
Pada perjumpaan tersebut, Anies mengucapkan terima kasih kepada seluruh relawan. “This is beyond my expectation,” ujarnya mengomentari Gerakan Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah.
Ia pun berpesan, “Mengantar anak di hari pertama sekolah adalah kesempatan bagi orang tua untuk terlibat dalam pendidikan anak. Kita telah membuat sejarah baru. Kaki kita sudah melangkah dan pantang untuk bergerak mundur. Gerakan Hari Pertama Sekolah ini bukan lagi milik Kemdikbud, tapi milik seluruh masyarakat di republik tercinta ini,”
Mengutip ucapan Mas Anies saat perpisahan dengan pegawai Kemdikbud, kemarin sore. “Berhenti menjadi Menteri Pendidikan, bukan berarti berhenti berikhtiar untuk pendidikan Indonesia”.
Sampai jumpa Mas Anies, Mas Chozin, Mas Kreshna, Mas Shafiq, Della, Lenny, Maritta, dan seluruh relawan pada kampanye #HariPertamaSekolah tahun depan…. We’ve made a history!
Yohan Rubiyantoro, Tangerang, 28 Juli 2016…..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H