Mohon tunggu...
Yohan Liu
Yohan Liu Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah seorang guru pada salah satu sekolah menengah pertama swasta di Flores NTT. Selain berprofesi sebagai pengajar, saya juga suka menulis mini blog. Serta konten favorit yang sering saya tulis adalah tentang sepakbola, politik, pendidikan, filosofi, inspiratif, artikel afiliasi, karya fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Akar Rumput

9 Januari 2024   19:39 Diperbarui: 9 Januari 2024   19:39 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tugas Adi sebagai anggota parlemen tidaklah mudah. Dia dihadapkan pada sistem politik yang kompleks dan penuh intrik. Namun, Adi dan Komunitas Akar Rumput terus berjuang untuk membawa suara rakyat ke tingkat yang lebih tinggi. Mereka menuntut kebijakan yang menguntungkan semua lapisan masyarakat, berjuang melawan korupsi, dan mendorong transparansi di pemerintahan.

Kisah perjuangan Komunitas Akar Rumput terus meresap ke seluruh negeri. Mereka bukan hanya kelompok politik biasa; mereka adalah gerakan yang mewakili harapan dan keinginan banyak orang. Masyarakat semakin menyadari bahwa kekuatan sejati politik berasal dari bawah, dari akar rumput yang tumbuh bersama-sama untuk mencapai kebaikan bersama.

Cerita ini menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia. Mereka belajar bahwa setiap individu memiliki peran penting dalam menciptakan perubahan. Komunitas Akar Rumput bukan hanya tentang politik; itu tentang membangun masyarakat yang adil, berdaya, dan berkelanjutan.

Pada akhirnya, Komunitas Akar Rumput berhasil membuktikan bahwa perubahan positif bukanlah impian kosong. Dengan tekad, kerja keras, dan kebersamaan, mereka mengubah tidak hanya desa mereka tetapi juga membangkitkan semangat perubahan di seluruh negeri. Komunitas Akar Rumput adalah sebuah kisah mengenai kekuatan rakyat yang dapat mengubah nasib suatu bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun