Mohon tunggu...
Yohan Liu
Yohan Liu Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah seorang guru pada salah satu sekolah menengah pertama swasta di Flores NTT. Selain berprofesi sebagai pengajar, saya juga suka menulis mini blog. Serta konten favorit yang sering saya tulis adalah tentang sepakbola, politik, pendidikan, filosofi, inspiratif, artikel afiliasi, karya fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Akar Rumput

9 Januari 2024   19:39 Diperbarui: 9 Januari 2024   19:39 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suatu hari di desa kecil bernama Taman Sari, terdapat sepetak tanah kosong yang jarang diperhatikan oleh warganya. Tanah tersebut dipenuhi oleh rumput liar yang tumbuh dengan bebas, tanpa ada yang peduli untuk merawatnya. Desa itu sendiri merupakan gambaran kecil dari masyarakat yang tengah berjuang mencari identitasnya dalam lanskap politik dan sosial yang terus berubah. 

Tidak jauh dari tanah kosong itu, hidup seorang pemuda bernama Adi. Adi adalah anak seorang petani yang hidup sederhana, namun memiliki semangat untuk membuat perubahan di desanya. Dia memandang tanah kosong itu sebagai potensi yang besar untuk mengubah keadaan desanya. 

Pada suatu pagi, Adi memutuskan untuk membentuk sebuah komunitas yang dia namakan "Akar Rumput." Ide di balik nama tersebut adalah untuk menunjukkan bahwa perubahan yang besar dimulai dari hal-hal kecil dan sederhana seperti akar rumput yang tumbuh di bawah tanah. Ia yakin bahwa jika masyarakatnya dapat bersatu, seperti akar rumput yang mengait erat, mereka dapat mencapai perubahan positif. Kelompok ini tidak hanya berisi para pemuda seperti Adi, tetapi juga melibatkan orang-orang dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk petani, pedagang, guru, dan bahkan beberapa pejabat desa yang tertarik dengan ide perubahan yang diusung oleh Komunitas Akar Rumput. 

Adi dan kelompoknya mulai mengadakan pertemuan rutin di tanah kosong itu. Mereka berdiskusi tentang berbagai masalah yang dihadapi oleh desa mereka, termasuk kemiskinan, pendidikan rendah, dan ketidaksetaraan. Mereka mencari solusi bersama dan membuat rencana untuk mengatasi masalah tersebut. 

Salah satu proyek pertama Komunitas Akar Rumput adalah mengubah tanah kosong menjadi taman komunitas. Mereka bekerja sama dengan warga desa untuk membersihkan tanah, menanam pohon dan bunga, serta membuat jalur setapak yang nyaman. Proyek ini tidak hanya membuat tanah kosong itu menjadi indah, tetapi juga menciptakan ruang pertemuan dan kebersamaan bagi warga desa. 

Sementara itu, kabar tentang Komunitas Akar Rumput mulai menyebar ke desa-desa sekitar. Banyak pemuda dari desa-desa tetangga datang untuk bergabung dengan kelompok ini, membawa ide dan semangat perubahan dari tempat mereka. Ini menjadi awal dari gerakan yang lebih besar yang melibatkan banyak desa di wilayah tersebut. 

Adi dan timnya juga mulai mengadakan program pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan masyarakat. Mereka membuka kelas-kelas kecil tentang pertanian modern, teknologi, dan kewirausahaan. Semua ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat agar dapat bersaing di era modern. 

Namun, perjalanan Komunitas Akar Rumput tidak selalu mulus. Mereka menghadapi resistensi dari pihak-pihak yang tidak ingin melihat perubahan. Beberapa pejabat desa yang korup dan tidak peduli dengan kesejahteraan rakyat mencoba menghentikan mereka. Tetapi Adi dan timnya tidak menyerah. Mereka terus bekerja keras dan menjalin kemitraan dengan pihak-pihak yang memiliki visi serupa. 

Saat pemilihan kepala desa tiba, Adi memutuskan untuk mencalonkan diri. Meskipun awalnya banyak yang meragukan kemungkinannya menang, namun dukungan dari masyarakat dan reputasi baik Komunitas Akar Rumput membuatnya menjadi kandidat yang kuat. Kampanye Adi fokus pada transparansi, partisipasi masyarakat, dan pembangunan berkelanjutan. 

Pada hari pemilihan, desa Taman Sari dipenuhi dengan antusiasme. Warga desa berbondong-bondong ke tempat pemungutan suara untuk memberikan suara mereka. Dan ketika hasil diumumkan, Adi keluar sebagai pemenang.

Kemenangan Adi tidak hanya menjadi kemenangan pribadi, tetapi juga kemenangan bagi visi dan nilai-nilai yang diusung oleh Komunitas Akar Rumput. Sebagai kepala desa, Adi bekerja keras untuk mewujudkan program-program pembangunan yang telah mereka rencanakan. Desa Taman Sari menjadi contoh bagi desa-desa lain di sekitarnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun