Mohon tunggu...
Yohanes Vincentius Krissanto
Yohanes Vincentius Krissanto Mohon Tunggu... Lainnya - murid

serteh

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

The End

23 Maret 2024   10:02 Diperbarui: 23 Maret 2024   10:05 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

THE END

Yohanes Vincentius Krissanto

Pada tanggal 10 Oktober 1671, di pinggir hutan Fumus, lahirlah seorang anak laki-laki. Anak itu bernama Ignis. Mereka tinggal di sebuah rumah yang dibangun oleh kedua orangtuanya pada tahun 1668.

1786. Sudah 15 tahun berlalu, dan anak itu tumbuh dengan sangat baik. Ia merupakan anak yang pendiam namun cepat pergerakannya. Orangtuanya sudah mengajarinya berburu sejak Ia berusia 5 tahun. Ia sudah sangat mahir menggunakan senjatanya sejak ia berusia 13 tahun. Berbeda dengan ayahnya yang ahli tombak, Ignis mahir dan suka menggunakan sepasang belati.

Semuanya baik-baik saja dan berjalan seperti biasanya, sampai pada suatu hari pada tahun 1687, saat Ignis pergi berburu, ia mendengar suara pertarungan dari arah rumahnya. Ignis hendak bergegas ke arah rumah untuk memeriksa apa yang terjadi. Saat itu Ignis sedang sial-sialnya, saat ia berlari ia tersandung akar pohon yang tertutup semak dan membuatnya terjatuh. Sayangnya, kepalanya terbentur dengan cukup keras dan membuatnya pingsan. Ia pingsan selama kurang-lebih 30 menit dan terbangun dengan kepala yang berdarah, tapi untungnya ia baik-baik saja selain merasa sedikit pusing. Ignis langsung bangkit dan bergegas ke rumahnya, dan kali ini ia lebih berhati-hati. 

Begitu ia tiba di dekat rumahnya, ia mendengar suara kuda, jumlahnya puluhan. Ia bersembunyi di semak-semak sekitar 50 meter dari rumahnya, dan mendengar percakapan antara ayahnya dengan pemimpin pasukan itu. "Maaf Tuan, andai saja Tuan ada di pihakku kita pasti bisa menjadi tim yang hebat, tim yang bisa menguasai seluruh benua. Sekarang, serahkan saja padaku "buku" itu dan "lainnya", maka aku berjanji untuk mengangkat Tuan menjadi tangan kananku." Kata pemimpin dari pasukan berkuda itu.

"Antiquus, tidak cukupkah bagimu mengkhianatiku? Kau bahkan sekarang menginginkan buku itu dan bahkan yang lainnya?" 

"Tuan tahu bahwa kekuatan adalah segalanya bukan? Yang kuat akan memakan yang lemah. Yang lemah akan disingkirkan, dan yang kuat akan menguasai. Awalnya saya juga melihat Tuan haus akan kekuatan dan kekuasaan, dan karena itu aku berpikir bahwa kita mungkin memiliki tujuan yang sama"

"Tujuanku mencari kekuatan adalah untuk menyatukannya agar bisa hidup bersama dalam damai, bukan untuk menyingkirkan yang lemah dan menguasai benua. Karena itu sampah-sampah penghalang seperti kalian harus kusingkirkan terlebih dahulu! Enyahlah pengkhianat!"

Setelah itu, ayah dari Ignis itu menyerang "orang itu" dengan kekuatan penuh dan mengenai lengan kirinya dan menyebabkan luka yang fatal. Pemimpin itu pun murka dan dengan waktu yang sangat singkat, lengan kanannya mengeluarkan es yang berbentuk pedang dan membalas serangan dengan kekuatan penuhnya juga. Sayangnya, kondisi ayah Ignis sudah tidak baik dan sudah sangat kelelahan karena sudah bertarung melawan puluhan pasukan kuda, dan serangan sang pemimpin pasukan itu menusuk tepat di jantung ayah Ignis. 

"Tuan, saya sudah mencarinya dimana-mana, tapi tidak ada." Kata seorang pasukan kepada pemimpin itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun