Ketika melihat gambar diatas tentunya akan menimbulkan beragam pertanyaan bagi banyak orang. Kenapa Yesus yang identik dengan salib dan paku ditangannya malah berubah menjadi Yesus yang sedang membawa tas belanja. Dan di dalam tas belanja tersebut terlihat ada logo brand dari perusahaan besar seperti Mickey Mouse dan perusahaan permen 'Candy Cane' yang berasal dari Jerman.
Gambar tersebut merupakan karya seni yang dibuat oleh seorang pelukis jalanan asal inggris ditahun 2004 yang tidak diketahui nama aslinya. Namun seniman tersebut menggunakan nama Bansky sebagai identitasnya. Bansky sering menggunakan karya seni freehand grafiti sebagai bentuk kritik sosial terhadap pihak-pihak yang berkuasa. Gambar diatas merupakan salah satu bentuk sindiran atau satirisme yang dibuat oleh Bansky berjudul "Christ With Shopping Bags" terhadap perusahaan-perusahaan besar.
"Christ With Shopping Bag" adalah satire tentang nilai, persepsi, dan juga bentuk transformasi liburan Natal. Selain perayaan misa dan juga ritual makan malam, Natal menjadi simbol untuk merefleksikan diri. Â Namun di zaman modern ini, Natal telah menjadi simbol konsumerisme yang merjalela hingga menghilangkan makna dari Natal itu sendiri. Bansky menyatakan bahwa konsumerisme telah membunuh makna dari Natal ketika melihat realitas yang ada di masyarakat. Bansky juga melihat banyak masyarakat yang mengorbankan hutang dan kerakusan mereka demi membuat pesan di hari Natal yang sangat mencolok.
Jika melihat lebih mendalam, kita akan menemukan gambar logo Mickey Mouse dan juga Candy Cane di tas belanjaan yang sedang di bawa oleh Yesus. Gambar logo tersebut mempresentasikan rasa jijik ataupun penolakan terhadap merek dan juga tradisi berbasis Natal.
Permen tongkat atau Candy Cane berasal dari Jerman dimana seorang ahli paduan suara meminta tolong kepada pembuat permen lokal untuk membuat permen yang ujungnya dilengkungkan. Kemudian tujuan dari pembuatan permen tersebut untuk memastikan bahwa anak-anak kecil tersebut diam selama misa atau kebaktian. Yang menjadi persoalan adalah orang tersebut (ahli paduan suara) menggunakan permen lengkung sebagai simbol yang mewakili para gembala dan membenarkannya untuk dijual di gereja. Kejadian ini adalah contoh utama konsumerisme awal dan menggunakan hari raya keagamaan untuk mendapatkan sebuah keuntungan.
Kemudian ada logo Mickey Mouse yang digunakan oleh Banksy untuk mewakili merek besar, korupsi dan juga manipulasi yang didorong oleh keuntungan publik oleh perusahaan besar. Bansky juga menambahkan apabila logo telinga Micky Mouse yang terkenal ini mewakili perusahaan-perusahaan besar yang merampas sebagian besar uang yang didapatnya dari peryaan hari raya Kristen.
Apa yang dilakukan oleh Bansky ini merupakan salah satu dari Culture Jamming. Kemudian apa arti dari sebuah culture jamming tersebut?
Culture Jamming
Dalam pengertiannya culture jamming merupakan upaya yang dilakukan suatu kelompok atau masyarakat dalam melawan gerakan dari pemerintah maupun suatu perusahaan yang bagi mereka itu tidak baik yang diterapkan dalam karya seni. Dalam praktiknya, culture jamming mengambil sebuah bentuk dari budaya populer yang ada kemudian mereka mengemasnya menjadi pesan baru dengan tujuan untuk mengkritisi budaya yang ada.
Struart Ewen menjelaskan apabila culture jamming merupakan serangan pada kekuatan yang mendominasi public, yang dalam penerapannya mereka atau pelaku culture jamming ini menyerang kaum penguasa dengan seni atau karya yang memanipulasi makna sejati yang dari yang ada dan menyesatkan publik.
Dari penjelasan yang sudah Struart Ewwn jelaskan tentunya relevan ketika kita meliha kembali apa yang dilakukan oleh Bansky. Bansky hadir dengan konsep kritik sosialnya yang kemudian dia melakukan sebuah pergerakan untuk menciptakan sesuatu yang kontras di masyarakat. Seperti contohnya adalah lukisan yang berjudul "Christ with Shopping Bags" tersebut hadir sebagai bentuk satire terhadap pihak penguasa dan juga konsumerisme yang ada di masyarakat.
Dalam perkembangannya istlah culture jamming ini menjadi sebuah entitas yang khas, dikenal sebagai culture jamming dengan jammer sebagai sebutan dari pelakunya. Ketika berbicara mengenai culture jamming tentunya tidak akan lepas dengan salah satu konsep yaitu posmodernisme.
Posmodernisme
Postmodernisme merupakan ide dari budaya, bahasa, estetika, model, simbol, dan kebebasan berekspresi yang diikuti dengan sebuah meaning (Retnawati, 2016). Postmodernisme tidak hanya memandang manusia sebagai sebuah subjek yang dapat berpikir secara kognitif, tetapi juga mempertimbangkan estetika dan signifikansi budaya dalam kehidupan kontemporer.
Dalam pengertian diatas kita dapat mengetahui apabila posmodernisme merupakan kritik terhadap modernisme. Krisis modernitas inilah yang selanjutnya mendorong lahirnya gerakan dan pandangan posmodernisme di berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah sosial masyarakat.
Dari posmodernisme ini kemudian lahir istilah culture jamming yang sedari awal sudah kita bahas bersama sebelumnya. Tidak heran apabila posmodernisme melahirkan orang-orang seperti Bansky, yang dimana memiliki pandangan untuk membuat sebuah gerakan pertentangan terhadap penguasa maupun perusahaan besar di tengah masyarakat.
Terima kasih, Salam sehat (:
Referensi
Hexagon Gallery. Christ with Shopping Bags. Diakses dari hexagongallery
Hidayat, M. A. (2019). Menimbang Teori-Teori Sosial Postmodern: Sejarah, Pemikiran, Kritik Dan Masa Depan Postmodernisme. Journal of Urban Sociology, 2(1), 42-64.Â
Kellner, D. (2011). Cultural studies, multiculturalism, and media culture. Gender, race, and class in media: A critical reader, 3, 7-18.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H