Mohon tunggu...
Yohanes Tola
Yohanes Tola Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Aku Yonas, Bisa menjadi teman mu, Aku menulis agar kepalaku tidak pecah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hey! Valentine Tidak Selalu tentang Engkau dan Dia, tapi tentang Kita dan Mereka

14 Februari 2022   04:13 Diperbarui: 14 Februari 2022   06:16 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pertengahan bulan Februari ada satu hari yang dipercaya sebagai hari kasih sayang. Bahkan, di hari tersebut banyak yang membagikan cokelat, kado ucapan, hingga bunga kepada orang-orang yang disayanginya. Tak dipungkiri, perayaan valentine memang menjadi momen paling ditunggu-tunggu oleh pasangan kekasih. Perayaan yang jatuh setiap 14 Februari itu kerap dimanfaatkan seseorang mengungkapkan mengungkapkan rasa kasih sayang mereka.

Anda mungkin termasuk orang yang turut merayakan valentine dengan cara cara tersebut. bunga, cokelat,  diner romantis dan cara lain mungkin pernah dilakukan Ketika merayakan valentine. Sungguh sebuah kebahagiaan Ketika cinta di ekspresikan dengan bersamaan pada hari yang di rayakan. Mungkin saat hari valentine semua orang di dunia yang memaknai hari ini sedang dalam nuansa yang sama. Valentine mengingatkan, bahwa cinta pantas dirayakan.

Tapi apakah valentine selalu bermakna seperti itu?. Saya teringat sebuah perdebatan dengan seorang teman tentang sejauh mana cinta dapat di terjemahkan dalam Tindakan manusia. Seorang teman menyatakan "cinta adalah kerumitan yang harus diterjemahkan dengan sederhana, cinta mencakupi dasar manusia bertindak dan menjadi alasan Tindakan itu". Saya langsung berfikir apakah benar seorang pria yang rela bunuh diri karena diputuskan kekasih itu karena cinta?. 

Bukankah dia melakukan Tindakan itu karena tidak cinta akan dirinya?, lebih jauh lagi, bisa saja benar Ketika saya tiba pada sebuah ungkapan yang memberi tanggapan atas pertannyaan itu, tidak akan pernah ada Tindakan bunuh diri itu jika pria itu tidak mencintai kekasihnya. Lebih lanjut, bukankah valentine ada perayaan romantis tentang cinta itu sendiri?.  Tapi cinta bukanya sebuah makna yang rumit dan apa saja yang ada merupakan bagian darinnya. Oleh karena itu, mari kita periksa bahwa valentine tidak hanya tentang bunga dan coklat.

Memeriksa makna valentine

Jika Anda berpikir sejarah Valentine bermula dari kisah romantis layaknya Romeo dan Juliet, roman picisan, kisah bandung bondowoso, dan kisah cinta romantic yang pernah anda ketahui, sepertinya keliru. Awal mula Valentine berasal dari kisah pilu seorang pendeta Romawi bernama Santo Valentine. pada abad ketiga Romawi, ada seorang santo bernama Valentine de Terni yang dijebloskan ke penjara lantaran menikahkan sepasang kekasih secara diam-diam. 

Hal ini dinilai tak sesuai dengan keinginan Kaisar Claudius II. Ketika Kaisar Claudius II memutuskan bahwa pria lajang akan menjadi tentara yang lebih baik daripada mereka yang memiliki istri dan keluarga, ia melarang pernikahan untuk pria muda. Valentine, menyadari ketidakadilan keputusan, menentang Claudius dan terus memimpin pernikahan untuk para kekasih muda secara rahasia.

Sang kaisar melarang pernikahan personel militer karena dinilai akan merusak konsentrasi atau perhatian mereka, dan pada akhirnya kinerja di medan perang kurang efisien. Selama mendekam di dalam penjara, Valentine bertemu dengan seorang sipir bernama Asterius. 

Pria ini sempat mengejek kemampuan Valentine sebagai imam Katolik dengan menantang sang pendeta menyembuhkan putrinya, Julia yang terlahir buta. Santo Valentine lantas membacakan doa-doa untuk memulihkan kembali penglihatan Julia.

 Atas kuasa Tuhan, Julia pun benar-benar sembuh sehingga dapat kembali melihat. Asterius yang takjub atas kekuatan Santo Valentine akhirnya memeluk Kristen serta membebaskannya dari penjara. Tepat di hari kematian Santo Valentine, dirinya sempat menuliskan sepucuk surat kepada Julia yang tertera 'from your Valentine'. Sejak saat itu jasat valentine disebut sebagai orang suci atau di beri gelar penghormatan oleh paus Roma Gelasius pada abad ke-5 masehi sebagai umat Allah yang mengabdikan hidupnya untuk orang banyak dan dianggap mulia, yaitu gelar sanctus.

Itu adalah sepenggal cerita tentang kisah seorang imam khatolik yang mengabdikan dirinnya  untuk menyatukan pasangan yang tidak dapat menikah karena aturan raja romawi yaitu Caludius II. Setelah mengetahui cerita sejarah singkatnya, tulisan ini mengajak anda untuk memeriksa Kembali sejauh mana makna hari valentine dapat kita pahami dimasa sekarang. Anda tentu tau dizaman ini tidak mungkin ada lagi raja yang melarang rakyat nya untuk menikah. Jadi, mengenai valentine di zaman ini tentu tidak tentang merayakan sebuah persatuan cinta dua individu berbeda anatara lelaki dan Wanita. Valentine. Meluaskan maknanya sendiri dan memberi kita pelajaran.

Bukan tentang engkau dan dia, tetapi juga tentang kita dan mereka

Cinta yang kompleks tadi selalu memberi kita kesempatan untuk memaknainya dengan cara melihat pada jangkauan yang lebih jauh. Sejak lama anda mungkin merayakannya Bersama orang yang dekat dengan anda. Sekarang! Marii, saya mengajak anda untuk pergi lebih jauh memaknai cinta itu. Frasa Aku dan Dia di hari valentine dimaknai dengan pria dan lelaki. Sedangkan kita dan mereka? Bagaimana memaknai itu?

Mereka: frasa ini bisa saja tentang ayah dan ibu atau sahabat mu. Bisa saja tentang guru dan teman lama. Atau mungkin bisa saja tentang kesatuan ekologis yang ada di bumi seperti hutan, air, tanah,dan lain lain, mereka juga hidup bukan?. Artinya selama ini selama kurun waktu berlalu kita ragu memaknai valentine dalam ruang lingkup yang "tidak wajar". Tidak ada salahnya bukan jika merayakan valentine dengan mencoba memahami  kondisi ekologi dunia yang tidak baik baik saja hari ini?. Lagi pula, harusnya pikiran kita melangkah lebih jauh bahwa valentine tidak akan pernah dirayakan lagi jika hutan negara habis di tebang, tanah dan udara yang tercemar dan mata air terhenti tak tersisa. Alam dan segala isinya akan lenyap. apalagi kamu dan kekasihmu itu.

Oleh karena itu, tulisan ini mencoba mengajak tentang bagaimana secara pribadi kita diajak untuk memikirkan frasa orang lain dan lingkungan hidup atau kesatuan ekologis yang selalu memberi kado valentine nya setiap hari pada seluruh makhluk di muka bumi ini. Valentine kali ini mengajak kita untuk keluar dari sikap antroposenstrisme yang mengurung banyak orang tentang ekspresi Bahasa sosial yang tidak memiliki perubahan berarti.

Pada cerita santo valentine kita melihat juga bagaimana perjuangan karena kepekaan valentine akan keadaan sosial nya saat itu dimana dia membaca keinginan para perwira untuk hidup dengan hak hak nya yang terpenuhi sebagai manusia seutuhnnya, yakni memiliki pasangan dan menikah. Makna Tindakan valentine diartikan sebagai sebuah perlawanan akan sebuah kekuasaa  otoriter yang melingkupi semua masyarakat. Sehingga lebih tepatlah jika memaknai valentine hari ini dengan memeriksa kepekaan sosial masyarakat tentang sejauh mana menerjemahkan Bahasa kaum kaum yang termarginalkan akibat kebijakan pemerintah, atau mungkin kaum kaum yang mengalami berbagai hambatan ekonomi akibat pandemic covid-19. Frasa "mereka" seharusnya tentu lebih mudah di pahami hari ketiika merayakan valentine. 

Itu Ketika bagaimana kita memeberi korelasi tersendiri pada valentine dan keprihatinan terhadap kaum kaum kelas menengah kebawah dalam Bahasa statistic pemerintah yang hari ini terkena dampak serius akibat pembatasan ruang gerak oleh aturan pemerintah. Selain itu, makna akan Tindakan pada spirtit valentine dibutuhkan oleh ruang hidup bersma yang hari ini terlihat tercemar oleh Tindakan individual masyarakat maupun oleh industri tidak ramah lingkungan yang diloloskan pemerintah.

Sangat penting bagi seluruh masyarakat untuk memikirkan bagaimana merayakan valentine dengan memberi kado pada bumi atau ruang hidup yang rusak hari ini yang kemudian diterjemahkan juga dalam Bahasa yang disebut kepedulian universal warga dunia. Di negara Pranci terdapat kisah nyata menarik mengenai Bahasa kepedulian universal warga dan pemerintah pada keutuhan ruang hidup tadi. Dalam cerita nyata ini sungguh erat kaitan nya dengan perayaan valentine di negara mereka.

Saat hari valentine, di Prancis setiap warga negarannya banyak yang merayakan valentine dengan kado simbolis seperti bunga mawar untuk menerjemahkan Bahasa cinta setiap wargannya. Namun, akhir kahir ini Perancis yang mencoba mengurangi penjualan mawar. Penyebabnya adalah sebagian besar pasokan mawar di kota cinta itu berasal dari sejumlah negara termasuk Kenya. Mawar-mawar itu diangkut ke Paris dengan menggunakan angkutan udara, dan disinilah masalah bermula yakni berkontribusi menghasilkan emisi karbon dan menyebabkan perubahan iklim.

Akibatnya, sejumlah toko bunga di Paris berusaha memisahkan masyarakat setempat dari bunga mawar. Ujung tombak dari kampanye ini adalah toko bunga Fleur d'Ici, Hortense Harang. Karena jika tidak, konsumsi bunga mawar di negara mereka akan terus meningkat dan pasokan bunga mawar selalu di datangkan dari berbagai negara dengan pesawat yang di anggap sebagai biang emisi di negara mereka.

Fleur d'Ic dalam ungkapannya pada media sebagai mana terlansir pada cnbcindonesia.com/ menyatakan, "Mawar jadi sesuatu yang dilarang di musim ini karena tidak masuk akal untuk membelinya. Mawar tidak tumbuh di bawah garis lintang kami," kata dia, dikutip Reuters, Minggu, 14 Februari 2021. Kampanye ini didukung oleh banyak pemilik toko bunga. Banyak kekhawatiran kerusakan lingkungan karena penjualan bunga mawar. Mereka juga mengadakan alternatif dengan menawarkan bunga lain yang ditanam di wilayah tersebut dan mendorong pembeli untuk membelinya. Salah staunya adalah Edith Basenfelder yang mengharapkan untuk menyediakan bunga lokal.

Kisah ini harusnya menampar rekam jejak tingkah laku masyarakat dan kebijakan pemerintah yang telah membawa kerusakan alam kita selama ini. Di Indonesia kita mungkin melihat bagaimana hutan Kalimantan dan sumatera yang di babat habis oleh kepentingan tambang atas permintaan kebutuhan luar negeri. Atau melihat bagaimana hutan di papua yang korbankan untuk proyek sawah 2 juta hektar pemerintah yang gagal itu. Ini semua tentang kepribadian dalam tubuh kekuasaan tentang bagaimana memandang bahwa pentingnnya menjaga alam tetap lestari melalaui kebijakannya. Ini bukan soal membanding bandingkan apakah negara kita terlampau rendah moral dalam hal kepedulian terhadap ruang hidup atau ekologi. Ini tentang bagaiman harusnya kita memahami Kembali valentine sebagai aktualisasi Tindakan yang lebih penting secara Bersama.

Dapatkah kita memahami sejauh mana masyarakat dan pemerintah Prancis memiliki kepedulian Bersama tentang keadaan alam negara mereka?. Ini sungguh terlihat pada kisah nyata diatas. Bahkan pasokan bunga mawar yang diperlukan masyarakat untuk merayakan sebuah kemesraan di hari valentine harus di hentikan karena tendensi kebijakan pemerintah yang lebih penting dari segalannya, yaitu kelestarian alam.

Di negara kita, pada dimensi yang lebih luas pernahkah anda coba memikirkan bagaimana jika seharusnya makna valentine yang lebih luas juga dipahami setiap orang dalam berbagai elemen masyarakat termasuk pada pejabat ataupun politisi yang terlibat dalam pekerjaan pemerintahan?. 

Kemudian karena pemahaman akan Bahasa valentine yang universal itu mereka terjemahkanya dalam Bahasa kebijakan pemerintah yang memiliki tendensi pada seluruh manusia dan ruang hidup yang ada. Bukankah pernah ada kalimat minor bermunculan setiap hari valentine, yaitu tentang ungkapan bahwa "valentine tidak harus dirayakan pada 14 februari, kitab isa merayakannya setiap hari". Makna valentine yang seluas itulah yang kemudian dapat kita pakai untuk membangun semangat Bersama tentang keterlibatan kita dalam berbagai aspek untuk berkontribusi melestarikan lingkungan ekologis kita agar tetap lestari. Ini tentang membahasakan Kembali frasa kata mereka dalam merayakan valentine.

Sayangnya hari ini kita merayakan valentine di negara kita dalam situasi iklim dunia yang tak menentu, kekeringan di beberapa daerah du belahan dunia, penebangan hutan Indonesia dan negara negara lainnya. Sungguh tidak romantis lagi valentine ini. Namun kita punya kekuatan besar merubah semua ini, masing masing dari kita bisa memulai dengan mengkampanyekannya pada orang lain tentang pentingnya memastikan kehidup tetap berlangsung lama.

Baru baru ini, berita tentang suhu bumi Kembali menuai kecemasan banyak orang. Dilansir dari  Kompas.com-31/05/2021 yang memberitakan tentang penelitian Organisasi Meteorologi Dunia (WMO). Penelitian ini berdasarkan permodelan oleh Kantor Meteorologi Inggris (UK Met Office) dan para peneliti iklim dari 10 negara termasuk AS dan China. Peneliti senior dari Met Office, Leon Hermanson mengatakan kepada BBC News bahwa proyeksi perbandingan temperatur periode 1890-1900 menunjukkan peningkatan yang jelas.

"Artinya kita mendekati kenaikan suhu 1,5 derajat Celsius, kita belum sampai, tapi sudah dekat,
Waktu terus bergulir, tindakan nyata yang kita butuhkan sekarang".

 Demikian maksud tulisan ini semoga kita mulai membahasakan valentine kita pada mereka (Bumi dan semua korban akibat pandemic covid-19). Tentang bumi, ini bukan hanya mengajak kita semua untuk menjaga hutan tetap lestari tapi ini juga tantang menjaga kebun di depan rumah mu. Trimakasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun