Mohon tunggu...
Yohanes Tola
Yohanes Tola Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Aku Yonas, Bisa menjadi teman mu, Aku menulis agar kepalaku tidak pecah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hey! Valentine Tidak Selalu tentang Engkau dan Dia, tapi tentang Kita dan Mereka

14 Februari 2022   04:13 Diperbarui: 14 Februari 2022   06:16 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dapatkah kita memahami sejauh mana masyarakat dan pemerintah Prancis memiliki kepedulian Bersama tentang keadaan alam negara mereka?. Ini sungguh terlihat pada kisah nyata diatas. Bahkan pasokan bunga mawar yang diperlukan masyarakat untuk merayakan sebuah kemesraan di hari valentine harus di hentikan karena tendensi kebijakan pemerintah yang lebih penting dari segalannya, yaitu kelestarian alam.

Di negara kita, pada dimensi yang lebih luas pernahkah anda coba memikirkan bagaimana jika seharusnya makna valentine yang lebih luas juga dipahami setiap orang dalam berbagai elemen masyarakat termasuk pada pejabat ataupun politisi yang terlibat dalam pekerjaan pemerintahan?. 

Kemudian karena pemahaman akan Bahasa valentine yang universal itu mereka terjemahkanya dalam Bahasa kebijakan pemerintah yang memiliki tendensi pada seluruh manusia dan ruang hidup yang ada. Bukankah pernah ada kalimat minor bermunculan setiap hari valentine, yaitu tentang ungkapan bahwa "valentine tidak harus dirayakan pada 14 februari, kitab isa merayakannya setiap hari". Makna valentine yang seluas itulah yang kemudian dapat kita pakai untuk membangun semangat Bersama tentang keterlibatan kita dalam berbagai aspek untuk berkontribusi melestarikan lingkungan ekologis kita agar tetap lestari. Ini tentang membahasakan Kembali frasa kata mereka dalam merayakan valentine.

Sayangnya hari ini kita merayakan valentine di negara kita dalam situasi iklim dunia yang tak menentu, kekeringan di beberapa daerah du belahan dunia, penebangan hutan Indonesia dan negara negara lainnya. Sungguh tidak romantis lagi valentine ini. Namun kita punya kekuatan besar merubah semua ini, masing masing dari kita bisa memulai dengan mengkampanyekannya pada orang lain tentang pentingnya memastikan kehidup tetap berlangsung lama.

Baru baru ini, berita tentang suhu bumi Kembali menuai kecemasan banyak orang. Dilansir dari  Kompas.com-31/05/2021 yang memberitakan tentang penelitian Organisasi Meteorologi Dunia (WMO). Penelitian ini berdasarkan permodelan oleh Kantor Meteorologi Inggris (UK Met Office) dan para peneliti iklim dari 10 negara termasuk AS dan China. Peneliti senior dari Met Office, Leon Hermanson mengatakan kepada BBC News bahwa proyeksi perbandingan temperatur periode 1890-1900 menunjukkan peningkatan yang jelas.

"Artinya kita mendekati kenaikan suhu 1,5 derajat Celsius, kita belum sampai, tapi sudah dekat,
Waktu terus bergulir, tindakan nyata yang kita butuhkan sekarang".

 Demikian maksud tulisan ini semoga kita mulai membahasakan valentine kita pada mereka (Bumi dan semua korban akibat pandemic covid-19). Tentang bumi, ini bukan hanya mengajak kita semua untuk menjaga hutan tetap lestari tapi ini juga tantang menjaga kebun di depan rumah mu. Trimakasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun