Mohon tunggu...
Yohanes Tola
Yohanes Tola Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Aku Yonas, Bisa menjadi teman mu, Aku menulis agar kepalaku tidak pecah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hey! Valentine Tidak Selalu tentang Engkau dan Dia, tapi tentang Kita dan Mereka

14 Februari 2022   04:13 Diperbarui: 14 Februari 2022   06:16 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan tentang engkau dan dia, tetapi juga tentang kita dan mereka

Cinta yang kompleks tadi selalu memberi kita kesempatan untuk memaknainya dengan cara melihat pada jangkauan yang lebih jauh. Sejak lama anda mungkin merayakannya Bersama orang yang dekat dengan anda. Sekarang! Marii, saya mengajak anda untuk pergi lebih jauh memaknai cinta itu. Frasa Aku dan Dia di hari valentine dimaknai dengan pria dan lelaki. Sedangkan kita dan mereka? Bagaimana memaknai itu?

Mereka: frasa ini bisa saja tentang ayah dan ibu atau sahabat mu. Bisa saja tentang guru dan teman lama. Atau mungkin bisa saja tentang kesatuan ekologis yang ada di bumi seperti hutan, air, tanah,dan lain lain, mereka juga hidup bukan?. Artinya selama ini selama kurun waktu berlalu kita ragu memaknai valentine dalam ruang lingkup yang "tidak wajar". Tidak ada salahnya bukan jika merayakan valentine dengan mencoba memahami  kondisi ekologi dunia yang tidak baik baik saja hari ini?. Lagi pula, harusnya pikiran kita melangkah lebih jauh bahwa valentine tidak akan pernah dirayakan lagi jika hutan negara habis di tebang, tanah dan udara yang tercemar dan mata air terhenti tak tersisa. Alam dan segala isinya akan lenyap. apalagi kamu dan kekasihmu itu.

Oleh karena itu, tulisan ini mencoba mengajak tentang bagaimana secara pribadi kita diajak untuk memikirkan frasa orang lain dan lingkungan hidup atau kesatuan ekologis yang selalu memberi kado valentine nya setiap hari pada seluruh makhluk di muka bumi ini. Valentine kali ini mengajak kita untuk keluar dari sikap antroposenstrisme yang mengurung banyak orang tentang ekspresi Bahasa sosial yang tidak memiliki perubahan berarti.

Pada cerita santo valentine kita melihat juga bagaimana perjuangan karena kepekaan valentine akan keadaan sosial nya saat itu dimana dia membaca keinginan para perwira untuk hidup dengan hak hak nya yang terpenuhi sebagai manusia seutuhnnya, yakni memiliki pasangan dan menikah. Makna Tindakan valentine diartikan sebagai sebuah perlawanan akan sebuah kekuasaa  otoriter yang melingkupi semua masyarakat. Sehingga lebih tepatlah jika memaknai valentine hari ini dengan memeriksa kepekaan sosial masyarakat tentang sejauh mana menerjemahkan Bahasa kaum kaum yang termarginalkan akibat kebijakan pemerintah, atau mungkin kaum kaum yang mengalami berbagai hambatan ekonomi akibat pandemic covid-19. Frasa "mereka" seharusnya tentu lebih mudah di pahami hari ketiika merayakan valentine. 

Itu Ketika bagaimana kita memeberi korelasi tersendiri pada valentine dan keprihatinan terhadap kaum kaum kelas menengah kebawah dalam Bahasa statistic pemerintah yang hari ini terkena dampak serius akibat pembatasan ruang gerak oleh aturan pemerintah. Selain itu, makna akan Tindakan pada spirtit valentine dibutuhkan oleh ruang hidup bersma yang hari ini terlihat tercemar oleh Tindakan individual masyarakat maupun oleh industri tidak ramah lingkungan yang diloloskan pemerintah.

Sangat penting bagi seluruh masyarakat untuk memikirkan bagaimana merayakan valentine dengan memberi kado pada bumi atau ruang hidup yang rusak hari ini yang kemudian diterjemahkan juga dalam Bahasa yang disebut kepedulian universal warga dunia. Di negara Pranci terdapat kisah nyata menarik mengenai Bahasa kepedulian universal warga dan pemerintah pada keutuhan ruang hidup tadi. Dalam cerita nyata ini sungguh erat kaitan nya dengan perayaan valentine di negara mereka.

Saat hari valentine, di Prancis setiap warga negarannya banyak yang merayakan valentine dengan kado simbolis seperti bunga mawar untuk menerjemahkan Bahasa cinta setiap wargannya. Namun, akhir kahir ini Perancis yang mencoba mengurangi penjualan mawar. Penyebabnya adalah sebagian besar pasokan mawar di kota cinta itu berasal dari sejumlah negara termasuk Kenya. Mawar-mawar itu diangkut ke Paris dengan menggunakan angkutan udara, dan disinilah masalah bermula yakni berkontribusi menghasilkan emisi karbon dan menyebabkan perubahan iklim.

Akibatnya, sejumlah toko bunga di Paris berusaha memisahkan masyarakat setempat dari bunga mawar. Ujung tombak dari kampanye ini adalah toko bunga Fleur d'Ici, Hortense Harang. Karena jika tidak, konsumsi bunga mawar di negara mereka akan terus meningkat dan pasokan bunga mawar selalu di datangkan dari berbagai negara dengan pesawat yang di anggap sebagai biang emisi di negara mereka.

Fleur d'Ic dalam ungkapannya pada media sebagai mana terlansir pada cnbcindonesia.com/ menyatakan, "Mawar jadi sesuatu yang dilarang di musim ini karena tidak masuk akal untuk membelinya. Mawar tidak tumbuh di bawah garis lintang kami," kata dia, dikutip Reuters, Minggu, 14 Februari 2021. Kampanye ini didukung oleh banyak pemilik toko bunga. Banyak kekhawatiran kerusakan lingkungan karena penjualan bunga mawar. Mereka juga mengadakan alternatif dengan menawarkan bunga lain yang ditanam di wilayah tersebut dan mendorong pembeli untuk membelinya. Salah staunya adalah Edith Basenfelder yang mengharapkan untuk menyediakan bunga lokal.

Kisah ini harusnya menampar rekam jejak tingkah laku masyarakat dan kebijakan pemerintah yang telah membawa kerusakan alam kita selama ini. Di Indonesia kita mungkin melihat bagaimana hutan Kalimantan dan sumatera yang di babat habis oleh kepentingan tambang atas permintaan kebutuhan luar negeri. Atau melihat bagaimana hutan di papua yang korbankan untuk proyek sawah 2 juta hektar pemerintah yang gagal itu. Ini semua tentang kepribadian dalam tubuh kekuasaan tentang bagaimana memandang bahwa pentingnnya menjaga alam tetap lestari melalaui kebijakannya. Ini bukan soal membanding bandingkan apakah negara kita terlampau rendah moral dalam hal kepedulian terhadap ruang hidup atau ekologi. Ini tentang bagaiman harusnya kita memahami Kembali valentine sebagai aktualisasi Tindakan yang lebih penting secara Bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun