Mohon tunggu...
Yohanes Tola
Yohanes Tola Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Aku Yonas, Bisa menjadi teman mu, Aku menulis agar kepalaku tidak pecah

Selanjutnya

Tutup

Nature

Menatap Potensi EBT dalam Menjawab Indonesia Emas 2045

9 Februari 2022   18:38 Diperbarui: 9 Februari 2022   19:23 1256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Energi Baru Terbarukan adalah energi yang berasal dari proses alam yang berkelanjutan, seperti tenaga surya, enaga angin, arus air, proses biologi, dan panas bumi. Pada dasarnnya EBT dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan listrik negara yang saat ini telah memiliki prospek untuk pemenuhan kebutuhan listrik rumah tangga, skala daerah maupun skEnergi Baru Terbarukan adalah energi yang berasal dari proses alam yang berkelanjutan, seperti tenaga surya, enaga angin, arus air, proses biologi, dan panas bumi. Pada dasarnnya EBT dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan listrik negara yang saat ini telah memiliki prospek untuk pemenuhan kebutuhan listrik rumah tangga, skala daerah maupun skala nasional.ala nasional.

Pengembangan EBT di Indonesia sendiri telah dimulai sejak kurang lebih 20 tahun terakhir. Dalam periode awal pengembangannya negara memang masih sangat minim karena dominasi pasokan energi fosil untuk pembangkit listrik yang masih sangat kuat saat itu. Selain itu, pandangan negara mengenai potensi EBT sebagai energi masa depan memang belum diaktualisasikan melalui rencana pembangunan negara dalam beberapa periode kepemimpinan presiden di negara ini, walaupun memang potensi EBT di indonesia tidak bisa di pungkiri dapat memberi sumbangan besar jika di manfaatkan secara optimal oleh negara.

Potensi EBT di Indonesia memang dapat membawa indonesia sebagai negara yang dapat mendominasi dalam bidang Energi Baru Terbarukan. Hal yang sama juga di sampaikan oleh dunia internasional melalui duta besar Inggris untuk Indonesia Owen Jenkins yang menyatakan, "indonesia berpotensi menjadi negara adidaya di sektor energi terbarukan".

Potensi EBT di indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan "potensi energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia dapat mencapai 3.686 Gigawatt (GW). Namun, pemanfaatannya masih minim". kata Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial dalam Pertamina Energy Webinar 2021, Selasa (7/12). Dalam pemaparannya, potensi energi surya menjadi yang terbesar yakni sebesar 3.295 GW, disusul oleh hidrogen sebesar 95 GW, bioenergi 57 GW, bayu atau air sebesar 155 GW, panas bumi sebesar 24 GW, dan laut sebesar 60 GW. Namun demikian, pemanfaatan energi terbarukan untuk konsumsi masyarakat dan industri masih sangat minim. Ego mengungkapkan dari potensi ribuan gigawatt, Indonesia baru menggunakan 10,89 gigawatt atau 0,3 persen.

Selain itu, melalui media meanstream petrominer.com 2020 lalu, indonesia masih jauh tertinggal dalam nominasi negara negara yang dengan kosumsi EBT terbesar di dunia, Jerman kokoh di urutan pertama dengan konsumsi EBT sebesar 12,74 % dari jumlah energi nasional, Inggris berada di urutan ke dua diikuti swedia dan spanyol di urutan tiga dan ke empat, sedangkan Indonesia sampai pada tahun 2022 ini melalui update terbaru belum masuk dalam 10 nominasi negara dunia dengan pemanfaatan EBT. Konsumsi EBT Indonesia saat ini sebesar 0,3 % dari konsumsi energi nasional.

Melalui prosentase data yang di paparkan kementrian Energi dan Sumber Daya {ESDM) dalam berbagai perjumpaan pers dan pemberitaan media sampai saat ini, dapat di simpulkan negara masih memiliki pekerjaan rumah yang harus segera di kerjakan dengan melibatkan semua kementrian agar bersinergi mengembangkan EBT itu sendiri. Mengingat, target pemerintah dalam pengembangan EBT tidak main main nekat dengan 23 % konsumsi EBT pada tahun 2025, sedangkan pengembangan saat ini hanya mencapai 0,3 % seperti yang telah di sampaikan sebelumnya.

Menuju 2045, mampukah negara?

Terlepas dari target konsumsi EBT pada tahun 2025 nanti, negara juga secara dinamis di ajak dalam sebuah perkembangan di era disrupsi yang merubah tatanan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat serta kebutuhan listrik di masa depan. Seiring perkembangan yang pesat ini, konsekuensi pembangunan negara harus memikirkan upaya pencegahan dan keberlangsungan kehidupan alam yang dinamis dan lestari. Terlebih dalam strategi negara mengembangkan EBT dalam era bonus demografi.

Melalui website Institusi, KEMENKO PMK menyatakan Indonesia digadang akan mencapai bonus demografi pada tahun 2045. Itu artinya, seluruh elemen bangsa terutama pemerintah harus bekerja keras agar di usia 100 tahun Indonesia nanti pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berdaya saing akan dapat tercapai.

Mimpi Indonesia Emas 2045 kerap digaungkan. Pada tahun itu Indonesia genap berusia 100 tahun alias satu abad. Pada tahun itu pula Indonesia juga mendapat  bonus demografi, yakni jumlah penduduk 70 persen dalam usia produktif. Situasi ini yang kemudian menjadi pekerjaan rumah pemerintah untuk memikirkan kehidupan bangsa yang lestari dengan optimalisasi pemanfaatan atau kosumsi EBT dalam menunjang kemajuan perkembangan bangsa dan teknologi nya. Semakin besar jumlah masyarakat, semakin besar pula kebutuhan listrik yang harus di penuhi.

Bicara mengenai Indonesia emas 2045 dalam konteks konsumsi EBT yang memenuhi kebutuhan masyarakat, ini bukan hanya tentang keadaan bangsa dengan jumlah penduduk usia produktif nya yang besar dan juga bukan tentang bagaimana pemerintah mencari alternatif selain energi fosil untuk pemenuhan kebutuhan listrik masyarakat mengingat ketersediaan energi fosil yang terbatas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun