Eksistensi kerajaan Balok, Buding serta adanya komunitas Tionghoa menjadi bukti bahwa Belitung Timur di masa lalu mempunyai peranan penting sebagai bagian dari peta distribusi rempah-rempah di Nusantara.
Aneka Tugas dengan Jadwal yang PadatÂ
Setelah tiga hari di Belitung Timur, kapal Dewaruci bertolak menuju Dumai yakni salah satu Kotamadya yang berlokasi di bibir Selat Malaka, Provinsi Riau dan kegiatan berlanjut sampai di Kerajaan Siak Sri Indrapura.Â
Dari sinilah saya semakin memahami pentingnya sungai dan laut sebagai bagian dari konektivitas Jalur Rempah di masalalu. Bagaimana komoditas rempah-rempah didistribusikan dari hulu menuju hilir (yang berakhir di laut) dengan menggunakan kapal sebelum akhirnya menyebar ke seluruh Nusantara bahkan dunia.Â
Buktinya Istana Kerajaan Siak Sri Indrapura yang berlokasi tidak jauh dari bibir Sungai Siak pada masanya memegang peranan penting dan memiliki wilayah yang luas di dataran tanah Melayu.Â
Istana kerajaan Siak sendiri memiliki campuran dari gaya Timur Tengah, Melayu dan Eropa yang selesai dibangun 1893 oleh Sultan Syarif Hasim, menjadi bukti kewibawaan dari kerajaan yang berlokasi dua jam dari pusat Kota Pekanbaru ini.Â
Tidak hanya itu, kami juga belajar serta mengunjungi beberapa situs cagar budaya dan sejarah yang berada di wilayah kota kerajaan ini.
Bagi saya, mengikuti program MBJR ini bukan sekadar ajang jalan-jalan gratis dan biasa. Saya menyadari bahwa dengan terpilihnya kami menjadi Laskar Rempah, secara tidak langsung telah menjadi bagian dari garda depan dalam mempromosikan kegiatan ini menuju warisan budaya dunia. Baik itu berupa konten di sosial media, artikel, serta berupa materi audio visual.Â
Selama proses seleksi, pra-kegiatan, saat kegiatan dan paska kegiatan, berbagai tugas dan pembekalan diberikan kepada kami. Tentu saja hal ini untuk menambah wawasan kami bahwa hasil dari konektivtas jalur rempah dimasa lalu masih kita rasakan dampaknya hingga hari ini.Â