Mohon tunggu...
Yohanes Andrianto Sir
Yohanes Andrianto Sir Mohon Tunggu... Desainer - Sebuah Catatan Perjalanan

Ingin berbagi dengan dunia; belajar menuangkan sebuah perjalanan ke media tulisan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Berlayar bersama KRI Dewaruci, Pengalaman Menjadi Peserta MBJR 2024

4 Agustus 2024   17:10 Diperbarui: 5 Agustus 2024   12:52 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelepasan Laskar Rempah oleh Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek; Bapak Hilmar Farid | Dok. Arsip Kemendikbudristek

Eksistensi kerajaan Balok, Buding serta adanya komunitas Tionghoa menjadi bukti bahwa Belitung Timur di masa lalu mempunyai peranan penting sebagai bagian dari peta distribusi rempah-rempah di Nusantara.

Aneka Tugas dengan Jadwal yang Padat 

Kapal legenda KRI Dewaruci saat sandar di Dumai | Dokumentasi Pribadi
Kapal legenda KRI Dewaruci saat sandar di Dumai | Dokumentasi Pribadi

Setelah tiga hari di Belitung Timur, kapal Dewaruci bertolak menuju Dumai yakni salah satu Kotamadya yang berlokasi di bibir Selat Malaka, Provinsi Riau dan kegiatan berlanjut sampai di Kerajaan Siak Sri Indrapura. 

Dari sinilah saya semakin memahami pentingnya sungai dan laut sebagai bagian dari konektivitas Jalur Rempah di masalalu. Bagaimana komoditas rempah-rempah didistribusikan dari hulu menuju hilir (yang berakhir di laut) dengan menggunakan kapal sebelum akhirnya menyebar ke seluruh Nusantara bahkan dunia. 

Buktinya Istana Kerajaan Siak Sri Indrapura yang berlokasi tidak jauh dari bibir Sungai Siak pada masanya memegang peranan penting dan memiliki wilayah yang luas di dataran tanah Melayu. 

Istana kerajaan Siak sendiri memiliki campuran dari gaya Timur Tengah, Melayu dan Eropa yang selesai dibangun 1893 oleh Sultan Syarif Hasim, menjadi bukti kewibawaan dari kerajaan yang berlokasi dua jam dari pusat Kota Pekanbaru ini. 

Tidak hanya itu, kami juga belajar serta mengunjungi beberapa situs cagar budaya dan sejarah yang berada di wilayah kota kerajaan ini.

Laskar rempah mendapatkan materi dan pembekalan selama pelayaran oleh anggota TNI AL yang bertugas | Dokumentasi Pribadi
Laskar rempah mendapatkan materi dan pembekalan selama pelayaran oleh anggota TNI AL yang bertugas | Dokumentasi Pribadi
Diskusi bersama Prof. Dr. Susanto Zuhdi, M. Hum. (Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Indonesia) | Dok. Arsip Kemendikbudristek 
Diskusi bersama Prof. Dr. Susanto Zuhdi, M. Hum. (Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Indonesia) | Dok. Arsip Kemendikbudristek 

Bagi saya, mengikuti program MBJR ini bukan sekadar ajang jalan-jalan gratis dan biasa. Saya menyadari bahwa dengan terpilihnya kami menjadi Laskar Rempah, secara tidak langsung telah menjadi bagian dari garda depan dalam mempromosikan kegiatan ini menuju warisan budaya dunia. Baik itu berupa konten di sosial media, artikel, serta berupa materi audio visual. 

Selama proses seleksi, pra-kegiatan, saat kegiatan dan paska kegiatan, berbagai tugas dan pembekalan diberikan kepada kami. Tentu saja hal ini untuk menambah wawasan kami bahwa hasil dari konektivtas jalur rempah dimasa lalu masih kita rasakan dampaknya hingga hari ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun