Mohon tunggu...
Yohanes Prihardana
Yohanes Prihardana Mohon Tunggu... Lainnya - Illum Oportet Crescere, Me Autem Minui (John 3:30 - Vulgata)

Saya percaya pada harmoni antara manusia dan Sang Pencipta, sesuai dengan filosofi Gusti Manunggaling Kawula, yang menuntun saya untuk hidup selaras dengan nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan. Salam kenal, Berkah Dalem.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Utilitarianisme dan Fenomena Geng Motor Yang Meresahkan

17 Desember 2024   05:30 Diperbarui: 16 Desember 2024   22:22 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://nandurtresnaofficial.blogspot.com/2024/12/utilitarianisme-dan-fenomena-geng-motor.html

Utilitarianisme, sebuah aliran filsafat yang dicetuskan oleh Jeremy Bentham, memberikan pendekatan yang sederhana namun mendalam terhadap evaluasi moral suatu tindakan: "Apakah tindakan tersebut menghasilkan kebahagiaan terbesar bagi jumlah orang terbanyak?" Prinsip ini mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan dampaknya terhadap kesejahteraan atau kebahagiaan. Dalam konteks sosial, utilitarianisme menjadi relevan saat membahas fenomena geng motor yang semakin meresahkan.

Fenomena geng motor bukan lagi sekadar kumpulan anak muda yang menyalurkan hobi bermotor. Dalam banyak kasus, tindakan mereka melibatkan kebut-kebutan di jalan raya, perusakan fasilitas umum, membawa sajam saat berkendara, hingga bentrokan yang menimbulkan ketakutan di masyarakat. Dampak dari perilaku semacam ini jelas bertentangan dengan prinsip utilitarianisme, karena lebih banyak penderitaan daripada kebahagiaan yang dihasilkan. Ketakutan pengguna jalan lain, kerugian materi akibat perusakan, hingga korban jiwa yang tak jarang muncul, menjadi bukti nyata kerugian yang mereka sebabkan.

Geng Motor dan Kebebasan yang Salah Dimaknai

Banyak anak muda dalam geng motor memaknai kebebasan sebagai kebebasan tanpa batas. Mereka sering beralasan bahwa perilaku mereka adalah bentuk ekspresi diri. Namun, kebebasan menurut Bentham tidak dapat dilepaskan dari pertimbangan terhadap dampaknya pada orang lain. Kebebasan yang merugikan orang lain bukanlah kebebasan, melainkan tindakan yang tidak bertanggung jawab.

Bentham menekankan bahwa setiap individu harus mengejar kebahagiaan pribadi tanpa mengorbankan kebahagiaan orang lain. Dalam konteks geng motor, kebahagiaan yang mereka cari melalui adrenalin kebut-kebutan atau solidaritas kelompok tidak dapat dijadikan pembenaran jika menyebabkan penderitaan pada masyarakat luas.

Langkah Menangani Masalah Geng Motor

Pendekatan utilitarianisme juga menawarkan panduan praktis untuk menanggapi fenomena ini. Untuk menciptakan kebahagiaan terbesar bagi masyarakat, solusi yang ditawarkan harus mampu mengatasi akar masalah sekaligus memberikan ruang bagi anak muda untuk menyalurkan energinya dengan cara yang positif. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:

-Pendidikan Moral dan Kesadaran Sosial
Anak muda perlu diajak memahami bahwa kebebasan selalu disertai tanggung jawab. Kampanye kesadaran sosial, baik melalui pendidikan formal maupun komunitas, bisa menjadi cara untuk menginternalisasi nilai-nilai kebahagiaan bersama.

-Fasilitas Alternatif
Pemerintah dan masyarakat dapat menyediakan fasilitas yang aman untuk kegiatan bermotor, seperti sirkuit balap atau klub motor resmi. Ini memberikan ruang bagi mereka untuk menyalurkan energi tanpa membahayakan orang lain.

-Penegakan Hukum yang Tegas namun Edukatif
Penegakan hukum terhadap geng motor harus tegas tetapi tetap memberikan peluang edukasi. Misalnya, pelanggar lalu lintas dari kalangan geng motor bisa diwajibkan mengikuti pelatihan keselamatan berkendara atau kegiatan sosial sebagai bentuk hukuman yang mendidik.


-Pemberdayaan Komunitas Positif
Mendorong pembentukan komunitas motor yang berbasis pada kegiatan positif, seperti bakti sosial atau kampanye keselamatan berkendara, dapat mengalihkan energi geng motor ke aktivitas yang bermanfaat.

Dalam bukunya An Introduction to the Principles of Morals and Legislation, Bentham menekankan bahwa tujuan utama moralitas dan hukum adalah memaksimalkan kebahagiaan. Fenomena geng motor yang meresahkan ini adalah sebuah pengingat bahwa kita perlu menyeimbangkan kebebasan individu dengan kepentingan bersama. Solusi yang diusulkan harus mampu menciptakan keseimbangan tersebut agar kebahagiaan terbesar bisa diraih oleh semua pihak.

Dengan memahami utilitarianisme dan menerapkannya pada fenomena geng motor, kita dapat bergerak menuju solusi yang tidak hanya menghentikan perilaku meresahkan tetapi juga memberikan manfaat bagi anak muda dan masyarakat secara keseluruhan.

Referensi:
1. Bentham, J. (1789). An Introduction to the Principles of Morals and Legislation. London: T. Payne and Son.
2. Mill, J. S. (1863). Utilitarianism. London: Parker, Son, and Bourn.
3. Arnett, J. J. (1992). Reckless behavior in adolescence: A developmental perspective. Developmental Review, 12(4), 339-373.
4. Peden, M., Scurfield, R., & Sleet, D. (2004). World Report on Road Traffic Injury Prevention. Geneva: World Health Organization.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun