Keesokan harinya, saat Bima membaca buku itu, ia merasakan sesuatu yang aneh. Setiap kali ia membaca satu bab, pikirannya seperti terbuka. Ia merasa ada dorongan untuk melakukan kebaikan, sekecil apa pun.
Ia memutuskan untuk mulai dari hal-hal kecil: membukakan pintu untuk tetangganya, membelikan roti untuk anak-anak yang sering bermain di depan rumahnya, dan membantu pedagang asongan membersihkan gerobaknya. Awalnya, ia melakukannya hanya karena dorongan aneh itu, tapi lama-lama ia merasa ada sesuatu yang berbeda.
Setiap kebaikan yang ia lakukan, entah bagaimana, kembali kepadanya dalam bentuk yang tak terduga. Saat ia membantu seseorang di jalan, keesokan harinya ia mendapat tawaran pekerjaan sebagai penulis lepas dari seseorang yang kebetulan melihatnya berbuat baik.
Namun, bukan hanya itu. Kemampuan indigonya semakin kuat. Ia mulai "melihat" peluang di mana-mana yakni peluang untuk membantu orang lain dan peluang untuk mengubah hidupnya sendiri.
Romantika di Balik Kebaikan
Suatu hari, saat sedang duduk di kafe kecil, Bima bertemu dengan seorang wanita bernama Nadya. Nadya adalah seorang guru yang baru pindah ke kota itu. Mereka berbincang panjang lebar, dan Bima merasa ada sesuatu yang istimewa pada Nadya.
Namun, kemampuan indigonya membuatnya sadar bahwa Nadya sedang menyembunyikan sesuatu. Ketika ia bertanya secara langsung, Nadya tersenyum lemah.
"Saya percaya, dunia ini penuh dengan orang baik," kata Nadya. "Tapi kadang-kadang, saya merasa menjadi beban bagi orang-orang baik itu."
Bima tergerak oleh kata-kata itu. Ia mulai membantu Nadya, meski ia tidak tahu apa yang sebenarnya sedang dihadapi wanita itu. Perlahan, ia mengetahui bahwa Nadya sedang berjuang melawan trauma masa lalunya.
Hubungan mereka tumbuh, bukan hanya sebagai teman, tetapi juga sebagai pasangan yang saling mendukung. Bima menyadari bahwa kebaikan yang ia lakukan bukan hanya untuk orang lain, tetapi juga untuk dirinya sendiri.
Keajaiban Besar