Mohon tunggu...
Yohanes Natonis.
Yohanes Natonis. Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penyuka sastra Menulis adalah salah satu wadah dimana kita akan tetap dikenang walau raga tak lagi berjiwa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pengunjung Senja

25 April 2022   18:20 Diperbarui: 25 April 2022   18:24 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semesta menjemput sang Surya mengantarkannya pada tempat peristirahatan .

    Ditemani sang senja yang perlahan memudar menyambut purnama dengan eloknya yang rupawan,Kembali kuntermenung disudut tenda yang tertutup,terbayang  parasmu yang rupawan, pada elokmu yang indah.

Memang benar kata Kata orang ,kecantikan fisik adalah hal terbaik memanjakan mata. 

Tapi apakah itu mampu membuat ku menetap? 

belum tentu!

    Karna bagiku kecantikan fisik memang mampu membuat ku  menatap, tapi kecantikan hatilah yang akan membuat ku menetap.

Kau terus merdiam di hatiku, tapi bagimu ku cuma seongok kenang yang tak pantas untuk di kenang .

          awalnya kukira kutelah menemukan tempat terbaik untuk mengistirahatkan raga yang lelah ini ,raga yang lelah dihempas nestapa.

  Tapi rupanya aku salah , karna bagiku kau seperti tenda, tempat persinggahan takala diriku sedang berpetualang, yang cuma hadir sesaat  dan kemudian hilang terbungkus kenangan.

     Kini kusadari kau cuma kenangan, yang muncul takalah hati sedang gunda.

Kenangan yang mengatarkanku pada keterpurukan semata, terpuruk akibat rasa yang belum hilang.

Ingin sekali ku menyuruh semeste untuk mencuri rasa ini dariku, membawanya jauh sehingga tak dapat lagi ku mengingatnya, tapi ku tak mampu, karna bagiku mengenang mu adalah duka terbaik dalam perjalanan cintaku.

  Biarlah di  ujung senja ini ku iklaskan rasa ini terbenam bersama sang Surya.

     

     

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun