Ibu hanya mendengar perkataanku tanpa menjawab sepatah katapun. Hingga diseruputnya teh tawar hangat yang ia buat untuk menikmati senja. Ia seolah-olah kerasukan setan. Tatapannya kosong. Dingin. Beku. Akupun ngeri melihat tatapan ibu yang seperti itu. Belum pernah aku melihat tatapan ibu yang sedingin es batu.Â
"Bapakmu? Minggat."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!