Di awal tahun 1990-an, seks dalam film horor menjadi lebih kentara. Tak hanya memunculkan unsur seks secara tersirat, beberapa film juga menunjukkan unsur seks secara terang-terangan. Adegan yang mengarah pada unsur 'seks' dimunculkan di dalam film.
Menurut penulis, film horor saat ini sangat jarang menonjolkan unsur seks. Memang tak semua, beberapa film horor masih memunculkan unsur seks. Setidaknya, kita dapat melihat dari Film Pengabdi Setan 2 (2022). Alih-alih menunjukkan peran perempuan yang tertindas, film ini malah menyoroti sosok Rini yang berdaya dan sangat visioner karena memiliki cita-cita yang tinggi.
Adegan yang berbau seks pun sama sekali tidak akan ditemukan dalam film ini. Bahkan, sosok hantu yang dimunculkan juga digambarkan sebagai seorang penyanyi terkenal yang memiliki banyak prestasi semasa hidup.
Kedua, terkait unsur komedi. Kita tentu masih teringat adegan Suzanna dalam Film Sundel Bolong (1981) yang sedang memesan pesan sate dua ratus tusuk kepada Bang Bokir. Meskipun adegan ini memunculkan nuansa tegang, tapi tetap saja adegan ini terasa sangat lucu.
Film horor tahun 1980-an memang hampir selalu memunculkan unsur komedi dalam film-filmnya. Namun setelah periode ini, sepertinya film horor di Indonesia berlomba-lomba untuk menyajikan kisah yang sangat mencekam dan menakutkan. Penonton selalu dibuat ketakutan dan gelisah. Beberapa film horor yang memasukkan unsur komedi malah menjadi terbalik-balik. Film seperti ini malahan seperti film komedi yang dimasukkan unsur horor.
Nah, Film Pengabdi Setan 2 (2022) menjadi film horor yang bisa mengawinkan unsur komedi ke film horor. Tentu saja, unsur komedi yang dimunculkan berbeda dengan komedi di tahun 1980-an. Komedi di Film Pengabdi Setan 2 diracik dengan sangat ciaimik! Menurut hemat penulis, setelah tahun 2000-an baru Film Pengabdi Setan 2 ini yang sukses memunculkan unsur komedi dalam film horor. Meskipun tertawa, tapi penonton tak kehilangan nuansa gelap dan mencekam yang biasanya ada dalam film horor.
Selanjutnya, mengenai unsur religi. Hampir semua film horor sebelum tahun 2000-an rasanya selalu menunjukkan ending yang sama. Kebenaran akan selalu mengalahkan kejahatan. Tokoh yang baik akan menjadi pahlawan yang memberantas teror dari hantu yang dimunculkan dalam film horor.
Hal tersebut tampak dalam Film Horor Sundel Bolong (1981). Di akhir film, hantu Alisa yang diperankan oleh Alisa harus dikalahkan oleh sosok tokoh agama yang mengusir Alisa. Tokoh ulama datang untuk mengentikan teror yang telah dilakukan Alisa di desa itu. Akhirnya, Alisa pun pergi dan menyudahi terornya.
Pola serupa juga ditemukan dalam film horor lain yang tayang sebelum tahun 2000-an. Selain tokoh agama yang dimunculkan sebagai pahlawan, pesan moral untuk rajin beribadah dan mendekatkan diri pada Tuhan, juga menjadi pesan yang bisa dipetik dari hampir seluruh film horor.
Berbeda halnya dengan film horor Indonesia setelah tahun 2000-an. Banyak film horor Indonesia yang masih memunculkan unsur religi. Namun, yang membedakan, unsur religi seperti taat beribadah, tak melulu menang melawan kejahatan atau teror yang dilakukan hantu dalam film. Bahkan, beberapa film pada akhirnya memenangkan unsur kejahatan dalam filmnya.
Hal ini sangat tampak dalam Film Pengabdi Setan 2 (2022). Tokoh Tari yang digambarkan sedang sholat saja, tetap mendapatkan gangguan. Bahkan, tokoh Pak Ustadz yang sedari awal dimunculkan sebagai tokoh yang lurus dan suci, pada akhirnya harus kalah melawan kejahatan.