Â
Selama hidupnya Freire banyak menghasilkan karya-karya tulis berupa buku dan artikel-artikel ilmiah yang berdasarkan hasil pengamatan, pengalaman dan refleksinya atas kenyataan yang dihadapi dan dialaminya sendiri dan oleh masyarakat. Dua karyanya yang terkenal dan paling berpengaruh yakni Pendidikan Sebagai Praktek Pembebasan dan Pendidikan Kaum Tertindas. Pokok-pokok pemikiran Freire seperti pedagogi kritis, konsientisasi atau kesadaran, dialog dan kebebasan banyak dipengaruhi oleh pemikiran dari aliran-aliran filsafat seperti eksistensialisme, fenomenologi, personalisme, marxisme dan ajaran-ajaran Yesus dalam kekristenan. Freire menghembuskan nafas terakhirnya pada 2 Mei 1997 di Rumah Sakit Albert Einstein Sao Paulo dalam usia 75 tahun.[6]
Â
Apa tanggapan dan kritik  Freire atas pendidikan model bank dan bagaimana ia membangun gagasan pedagogi kritis yang diaktualisasikan dalam model pendidikan "hadap masalah", sebagai alternatif untuk menggantikan model pendidikan gaya bank tersebut?. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk mengenal diri dan lingkungannya dalam mencapai kehidupan yang lebih baik dengan segala bakat dan kemampuan yang dimilikinya. Demikian pendidikan berlangsung seumur hidup serta menjadi tugas dan tanggung jawab dari semua pihak tanpa terkecuali. Pendidikan dapat dijalankan di mana pun dan kapan pun, tidak terbatas pada ruang dan waktu.
Â
Di sini fungsi dari pendidikan adalah humanisasi, di mana melalui pendidikan seorang individu didorong untuk mengenal, mengembangkan potensi diri secara maksimal dan bertumbuh menjadi manusia yang bebas, tidak terikat, mampu menentukan dan membuat pilihan-pilihan atas hidupnya.[7] Melihat ke dalam konteks hidup Freire, sistem pendidikan yang sedang berlangsung adalah sistem pendidikan  model bank. Pendidikan model bank merupakan pendidikan yang menjadikan guru sebagai pusat dalam keseluruhan proses pendidikan. Guru sebagai pemilik pengetahuan sedangkan murid sebagai objek atau wadah kosong yang siap diisi dengan pengetahuan dari gurunya. Guru menjadi subjek yang bercerita sedangkan murid sebagai objek yang patuh mendengarkan.[8] Terlebih lagi materi pembelajaran jauh dari kehidupan kongkrit peserta didik dan masalah-masalah aktual yang mereka alami, dengan demikian maka pendidikan tidak membarikan dampak apa pun untuk kehiduapan mereka.
Â
Freire menilai bahwa model pendidikan yang demikian bukanlah pendidikan yang membebaskan, pendidikan yang tidak memiliki visi kemanusiaan. Pendidikan gaya bank merupakan pendidikan yang menindas, menghapus kebebasan, menegakan dominasi antara penindas dan kaum tertindas, menjadikan manusia sebagai pribadi yang mengingkari tujuan hidup dan martabatnya sendiri.[9] Lebih berbahaya lagi pendidikan model bank ini pada akhirnya melumpuhkan pikiran kritis manusia, sebab di sana budaya diam atau anti dialoglah yang dikembangkan dan dihidupi serta menjadikan pendidikan sebagai instrumen dehumanisasi. Melihat situasi ini Freire kemudian membuat sebuah rekonstruksi dalam sistem pendidikan. Dengan didorong oleh motivasi masa kecilnya, serta situasi yang diwarnai tindakan-tindakan dehumanisasi, Freire bertekad untuk membuat perubahan melalui pendidikan. Mengapa rekonstuksi itu harus dimulai dari pendidikan? Bagi Freire pendidikan yang baik akan dengan sendirinya melahirkan masyarakat yang baik pula.
Â
 Freire kemudian membangun pedagogi kritis sebagai ganti model pendidikan gaya bank. Pedagogi kritis berusaha memetakan hubungan-hubungan kekuasaan sehingga bisa mendorong terjadinya perubahan sosial ke arah masyarakat yang lebih terbuka, bebas dan adil.[10] Pedagogi kritis bukan sekedar usaha pemberantasan buta huruf, melainkan membangkitkan kesadaran baik kaum penindas maupun kaum tertindas akan situasi realitas yang menindasnya. Pendidikan kritis berusaha menciptakan ruang untuk mengidentifikasi dan menganalisis segenap potensi yang dimiliki oleh peserta didik secara bebas dan kritis untuk mewujudkan transformasi sosial. Demikian gerakan pedagogi kritis selalu berorientasi pada penyelesaian masalah-masalah aktual.
Â