Mohon tunggu...
Yohanes Ishak
Yohanes Ishak Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis Olahraga, Hiburan, dan lain-lain

1 Korintus 10:13 || Jika ingin bekerjasama atau menulis ulang konten yang saya buat, silahkan hubungi email: Yohanes.Ishak92@gmail.com ||

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kisah Mistis: Aku Hanya Mau Nonton Bola, Tolong Jangan Rasuki Aku

29 Oktober 2021   15:12 Diperbarui: 29 Oktober 2021   15:32 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengalaman mengerikan yang pernah terjadi dalam hidup (foto: dokumen pribadi).

Pengalaman cerita mistis ini sudah lama, saya sendiri sudah lupa tepatnya kapan, namun yang saya ingat adalah di tahun 2011.

Saat itu, saya sekeluarga sedang berlibur ke Kota Bandung, kebetulan kala itu kami tinggal di sebuah rumah besar milik teman dari orangtua saya.

Kabarnya, rumah besar itu ingin dijual, namun karena belum ada yang beli maka kami diizinkan untuk menempati rumah tersebut.

Awalnya kami merasa senang, karena selain bisa irit untuk tidak menyewa hotel, lokasinya pun terbilang strategis, tidak ada rasa curiga apapun.

BACA JUGA: Diam Itu Emas? Tak Selalu Bro!

BACA JUGA: Alasan Saat Stres Banyak Orang yang Tidak Takut Mati

Kami juga disambut ramah oleh dua orang asisten rumah tangga yang merawat kebersihan rumah tersebut setengah hari, yaitu dari pagi hingga sore.


Untuk lokasi pastinya saya juga tidak terlalu mengingatnya, karena yang saya tahu tempatnya itu masih di berada di tengah kota sehingga mau kemanapun terbilang dekat.

Setelah berjalan-jalan dari siang hingga malam hari tiba, di rumah itu kami sama sekali tidak merasakan hal yang aneh.

Barulah memasuki jam 23:00 malam, kejanggalan demi kejanggalan mulai terjadi. Saat itu, ayah dan ibu saya sudah berada di kamar untuk beristirahat, namun belum tidur.

Keluarga kakak saya juga berada di kamar terpisah, sedangkan saya berada di ruang tengah untuk menyaksikan pertandingan sepak bola.

Saat itu, sudah mulai terdengar suara-suara aneh, seperti hentakan ke tembok, suara gorden yang seperti digoyangkan sekilas, dan beberapa bayangan yang melewati di sisi pandangan saya.

Kala itu, saya masih yakin tidak ada apa-apa, hanya suara angin atau mungkin suara yang terdengar itu hanya perasaan saya saja.

Memasuki jam saat saya ingin menyaksikan pertandingan sepak bola di pukul 02:00 WIB, barulah gangguan-gangguan mistis semakin menjadi yang membuat saya akhirnya merasakan ada sesuatu yang tidak beres.

BACA JUGA: Bayaran yang Pantas

BACA JUGA: Jadi Atlet Itu Mudah, tapi Prosesnya yang Susah

Mulai dari suara hentakan ke tembok yang berbunyi dua-tiga kali secara berurutan, suara meja televisi yang seperti diketuk tiga kali, hingga pintu kamar belakang yang tiba-tiba terbuka sendiri dalam keadaan gelap.

Di kamar belakang itu kosong, kamar sebelahnya baru digunakan oleh keluarga kakak saya untuk istirahat.

Rasa panik saya sempat meningkat, namun saya tetap berpikir, mungkin angin yang membuat pintu kamar itu terbuka, meski saat itu sama sekali tidak ada angin dan pintu keluar pun tertutup dengan rapat, termasuk jendela yang terkunci.

Saat mencoba untuk fokus dan menikmati pertandingan sepak bola, gangguan suara itu terus 'menemani' saya.

Hingga akhirnya, mungkin 'sang pembuat' suara itu merasa saya tidak mengubrisnya, tiba-tiba dua pajangan di atas lemari televisi terjatuh sendiri dan sofa sebelah tempat saya duduk terdengar suara gesekan.

Well, apakah saya tetap cuek dan merasa itu hanya angin? Jawabannya jelas tidak, di saat itulah pada akhirnya saya berdoa agar Tuhan turut menemani saya saat itu dan berharap agar saya tidak berpikiran kosong.

Wajar dong kalau saya takut tiba-tiba kerasukan, terlebih keluarga saya sudah pada istirahat, mungkin bisa saja saya pulang ke Jakarta jalan kaki. Berlebihan? Ya terserah pendapat yang mendengarnya karena yang saya rasakan saat itu memang mulai mendalam.

Bayangkan, dari jam 23:00 malam hingga 03:00 WIB pagi, pajangan di lemari televisi baik-baik saja bisa terjatuh sendiri, padahal tidak ada guncangan apapun.

Barulah setelah berdoa saya sedikit mulai tenang, meski suara-suara tersebut masih ada walaupun berkurang.

BACA JUGA: (Cerita Bersambung) Air Susu Dibalas dengan Air Teh (Part 2)
BACA JUGA: Minum Soda Lebih Enak Pas Dingin, Kenapa Ya? (YMK 8)

Keesokan harinya, saat sudah jauh dari Bandung untuk menuju pulang ke Jakarta, ketika sedang makan, kami saling menceritakan kejadian mistis yang dialami masing-masing.

Ayah dan ibu saya serta keluarga kakak saya mengaku juga mendengar suara-suara aneh di dalam kamar saya dan mereka juga sedikit terkejut dengan cerita yang saya alami di ruang tengah.

Saat itu juga, ayah saya baru bercerita kalau rumah tempat kami tinggal itu belum lama terjadi pembantaian yang membuat satu keluarga di rumah tersebut tewas.

Bahkan, katanya sampai sempat masuk ke pemberitaan. Saya dan keluarga kakak saya pun hanya bisa tertawa namun mempertanyakan kenapa masih mau tinggal di rumah yang ya bisa dibilang angker tersebut.

Jawabannya pun masih masuk akal, karena ayah saya tidak tahu kalau itu adalah rumah yang pernah terjadi pembantaian.

Beruntung, kami sekeluarga masih hanya diganggu seperti itu, ya walaupun terbilang mengerikan, namun setidaknya kami tidak mengalami hal-hal yang bisa saja terjadi lebih mengerikan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun