Hingga pada akhirnya, Cisile dijemput oleh pamannya. Ada pemandangan yang berbeda ketika Cisile ingin pulang, yaitu dirinya justru belum mau pulang dari rumah tersebut.
Namun, Cisile mengaku memang lebih nyaman tinggal di rumahnya yang berada di kota, tetapi ia juga tidak mau berbohong kalau dirinya juga betah tinggal di rumah pedesaan tersebut, setelah mengucapkan salam perpisahan, Cisile pun kembali pulang.
Dalam perjalanan pulang, pamannya bertanya "Apa yang kamu dapatkan selama liburan disana?"
"Pengalaman yang berharga, kepedulian dan kekeluargaan yang belum pernah kurasakan," jawab Cisile dengan nada lirih karena mengingat kedua orang tuanya selalu sibuk dengan pekerjaan. Pamannya hanya tersenyum dan mengusap-usap kepala keponakannya tersebut.
Sesampainya di rumah, kedua orang tuanya rupanya telah datang, segera Cisile menghampiri mereka dan memeluknya serta menceritakan apa yang ia dapat selama liburan.
ia juga mengungkapkan keinginannya untuk memiliki hubungan kekeluargaan yang baik seperti yang dialaminya selama liburan.
Kedua orang tua Cisile yang mendengar kisah liburan Cisile menjadi tersadar akan sikap mereka yang selalu sibuk dengan pekerjaan, mereka juga heran melihat anaknya menjadi begitu peduli terhadap keadaan.
Akhirnya, mereka menjadi keluarga yang harmonis yang sering berkumpul. Mereka juga sering meluangkan waktu untuk pergi berlibur di rumah pedesaan tersebut untuk menemui keluarga tetangga yang memberikan dampak kepada keluarga mereka.
Tak hanya sekedar liburan, keluarga Cisile juga memberikan sejumlah fasilitas, seperti pakaian baru, kulkas, kompor, televisi, dan masih banyak lagi sebagai ungkapan terima kasih.
Satu kebaikan, mendatangkan kebaikan lainnya jika dilakukan dengan tulus, semoga bermanfaat ya Sones, Selamat Hari Minggu, God Bless.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H