Laporan Antony (bisa menjadi inspirasi):
Saya telah memikirkan tentang pola apa yang akan saya tampilkan selama pelaksanaan tugas pembelajaran. Seperti telah saya katakan sebelumnya, saya telah banyak memberi nasihat kepada anak-anak, namun saya tidak tahu apakah guru-guru saya melihatnya. Saya sangat yakin bahwa saya akan datang, menjumpai dan bersikap apa adanya (being natural) sebagai seorang yang sungguh-sungguh hadir secara nyata dalam kehidupan anak-anak. Saya akan bersikap hangat (being warm), menyenangkan (being pleasant) dan dapat menjadi teman (being friend/approachable) bagi mereka. Saya harap saya akan bersikap adil (being tolerant: fair and consistent) kepada semua siswa dan saya pasti melakukannya. Namun, banyak hal terjadi (bisa berubah) dengan cepat dalam proses pembelajaran di kelas, dan saya hanya berharap saya tidak mengabaikan beberapa siswa. Di satu sisi, saya akan mencoba berkomunikasi secara khusus dan intens kepada siswa laki-laki maupun perempuan tanpa bersikap berat sebelah. Sebagai seorang siswa yang pernah belajar pada suatu sekolah yang semua siswanya adalah laki-laki, saya tidak merasa yakin dapat mengajar para siswa perempuan tetapi saya dituntut (harus) bekerja sambil berkomunikasi dengan para siswa laki-laki dan perempuan dengan cara yang sama. Saya akan meminta saran (petunjuk) untuk umpan balik tentang persoalan ini kepada guru saya.
Aktivitas (Kegiatan) siswa
Bayangkan guru anda dan bayangkan secara khusus satu atau dua guru yang sangat anda sukai. Mengapa anda sangat menyukai guru itu? Sifat, karakteristik apa yang mereka miliki. Buatlah daftar tentang sikap, sifat atau karakteristik yang menggambarkan guru-guru yang anda sangat sukai itu. Berikut ini adalah cara yang dapat membantu anda untuk memulai membayangkan tentang hal-hal positif guru yang ingin anda teladani bersama dengan ratusan siswa yang sedang kembali untuk mencarinya dan katakan: "Saya memiliki dan suka pada anda karena anda adalah seorang guru."
UPAYA MEMBANGUN RELASI PERSONAL
Relasi pribadi yang baik dalam kelas tidak akan terjadi hanya dengan memiliki sifat-sifat dan sikap-sikap seperti yang telah disajikan sebelumnya. Tetapi memerlukan usaha atau tindakan yang dilakukan oleh guru. Pokok-pokok yang diuraikan secara singkat di bawah ini sangat penting bagi guru:
1. Pelajari (kenalilah) dan ingatlah nama masing-masing siswa dengan cepat. Buatlah daftar nama-nama siswa. Lengkapi langkah ini dengan mencatat hal-hal istimewa dan khas, baik segi psikologis, sikap, perilaku, tipe suara, dsb yang dimiliki setiap siswa. Ada guru yang malah melakukannya dengan memasang label daftar nama para siswa di depan kelas (supaya mudah dilihat kapan saja). Namun sesungguhnya siswa lebih suka guru memanggil atau menyebut mereka dengan nama (suatu sentuhan psikologis yang personal). Usahakan agar tidak lupa nama siswa. Dan bila anda lupa nama mereka (karena keterbatasan manusia kita), tanyakanlah kepada mereka dengan cara yang baik. Selanjutnya, usahakan agar tidak pernah lagi melupakan namanya.
2. Berikan diri anda secara merata bagi mereka kapan saja. Harapan dan cita-cita siswa untuk  mengalami kasih sayang gurunya merupakan suatu yang harus anda hadapi (menurut Abraham Maslow, ini merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia). Tak dapat dipungkiri kenyataan bahwa manusia tidak dapat menyayangi semua orang secara sama, ia cenderung merasa tertarik dan sayang kepada sebagian kecil atau besar saja lebih dari yang lain karena satu atau beberapa alasan tertentu. Guru pun demikian. Dan kenyataannya memang banyak terjadi demikian. Namun, sebagai guru anda harus berusaha agar tidak bersikap pilih kasih (dan atau berat sebelah), baik ketika sedang berhadapan dengan para siswa yang suka berlama-lama berbicara dengan anda, para siswa yang lebih anda puji di dalam kelas, siswa yang sering anda pilih untuk melaksanakan tugas-tugas, maupun siswa yang anda kontrol dari dekat saat melaksanakan tugas supervisi. Jika anda sebagai guru selalu berpikir dan bersikap bahwa semua siswa mempunyai hak yang sama untuk berkontak/berhubungan dengan anda maka pembelajaran dan relasi pribadi anda (yang tidak berat sebelah) kepada seluruh siswa itu sungguh telah dibangun di atas dasar yang tepat.  Â
3. Datang (dekatilah) dan kenalilah para siswa dengan berbagai cara yang mungkin. Beberapa dari kita yang telah lama mengajar tiada henti-hentinya dikejutkan oleh banyak siswa yang hidup dalam keanekaragaman situasi dan kondisi di luar kelas-sekolah, ketika kita menemukan (mengetahui) apa yang mereka lakukan di luar sekolah. Siswa-siswi yang kita lihat di dalam kelas-sekolah adalah orang-orang yang kita kenal dalam waktu lebih kurang 5 jam per hari, 5 hari dalam seminggu. Mereka melaksanakan peran tetap, karena kelas dan sekolah merupakan tempat yang terstruktur dan sistematis. Tetapi siapa mereka sebenarnya dalam seluruh situasi, baik di dalam maupun di luar sekolah? Sebagai guru kita harus mengenal para siswa kita dengan baik. Maka, yang harus kita lakukan adalah:
a. Berkomunikasilah dengan para siswa baik secara pribadi maupun dalam kelompok, di dalam maupun di luar kelas. Ini berarti anda mempunyai waktu untuk bersosialisasi, berbincang-bincang dengan mereka antara lain mengenai:
- Apa yang menarik mereka dalam kehidupan?
- Bagaimana dengan latar belakang keluarganya?
- Apa hobby, aktivitas, organisasi yang mereka sukai?
- Jenis-jenis kegiatan, tugas dan bidang apa saja yang menjadi pilihan mereka?
- Program-program televisi yang mengesan bagi mereka?
- Pola hidup dan relasi sosial yang bagaimanakah yang dibangun bersama dengan teman lainnya dan orang-orang kunci dalam hidup mereka?
b. Perhatikan siswa-siswi dalam berbagai situasi-kondisi dan berbicaralah dengan mereka tentang keterlibatan dan kesenangan mereka pada waktu: istirahat, makan siang dan dalam perjalanan; kegiatan ekstra kurikuler; berolahraga, atau dalam seluruh kerjasama atau pertemuan-pertemuan sekolah lainnya.
c. Ikutilah kegiatan-kegiatan bersama dengan mereka seperti permainan yang menyenangkan, diskusi bersama, atau bernyanyi bersama. Seorang guru yang menunjukkan kepada para siswanya bahwa dia tertarik dengan mereka, permainan mereka, pembicaraan mereka dan kehidupan mereka di luar sekolah akan lebih mudah mengembangkan hubungan yang realistic dan alami di dalam kelas. Tentu akan terjadi secara timbal balik, di mana para siswa pun akan tertarik untuk mengetahui sesuatu tentang dia, kesukaannya, ketidaksenangannya, program favorit TV, tentang keluarganya da sebagainya.