Mohon tunggu...
Yohanes Bosco Otto
Yohanes Bosco Otto Mohon Tunggu... Lainnya - PNS Penyuluh Agama Katolik Kantor Kementerian Agama Kota Pangkalpinang Babel

Berbuatlah mulai dari hal kecil

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sumber Daya dan Pengalokasian

28 Maret 2023   15:22 Diperbarui: 28 Maret 2023   15:32 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Bab ini dimulai dari dasar pemikiran bahwa sekolah, perguruan tinggi, dan organisasi pendidikan dari berbagai jenis ada untuk menciptakan suatu lingkungan pembelajaran dan pengajaran, dan bahwa tujuan organisasi-organisasi tersebut ialah untuk memungkinkan proses-proses tersebut diinterpretasi dalam pengertiannya yang sangat luas dalam rangka memberikan benefit atau manfaat yang maksimum kepada para siswa. Berdasarkan pemikiran tadi, sumber daya (apa pun jenisnya) sungguh diperlukan demi pencapaian atau pemenuhan tujuan tersebut. Pertanyaan selanjutnya muncul, apakah jumlah dan perpaduan sumber daya bermakna atau berkorelasi terhadap efektivitas organisasi pendidikan dalam pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran dan pengajaran. Oleh karenanya, ketersediaan sumber daya yang memadai, pola pengalokasian, sistem pengelolaan, dan cara pemanfaatannya dalam implementasi seluruh program kegiatan organisasi pendidikan menjadi sangat penting dan mendasar.

Definisi Sumber Daya

Pada bab sebelumnya, kita dapat melihat bahwa inputs (sumber daya) merupakan kunci dalam definisi otonomi sekolah yang dikemukakan oleh Levai. Lalu apa saja yang tergolong sebagai sumber daya dalam konteks ini? Sumber daya kunci atau utama ialah finansial atau keuangan, karena sistem manajemen keuangan sangat berbeda dan vital dibandingkan dengan sumber daya lain. Namun demikian, sumber daya lain, seperti buku-buku, peralatan, sarana-materials, sarana laboratorium, dan lain-lain yang relevan juga sangat penting peranannya dalam rangka  mencapai efektivitas dan efisiensi pendidikan. Semua itu oleh Simkins (1997: 163) disebut sebagai "real resources" atau "sumber daya aktual yang sangat dibutuhkan. Selanjutnya Simkins menambahkan beberapa jenis sumber daya lain, yaitu staf pengajar, staf pendukung, materials, pelayanan, dan gagasan-gagasan dasar, serta ketersediaan waktu siswa dan staff dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya sebagai sumber daya non finansial lain. Levai (2000: 11) menambahkan kebebasan yang bijaksana dalam setting kontrak dengan guru-guru, staf lain,  suppliers, regulasi, ukuran kelas, pengembangan staff dalam difinisinya tentang sumber daya. Sumber daya merupakan hal yang signifikan (penting) dalam konsep self-management yang dikemukakan oleh Caldwell dan Spinks (1988; 1992; 1998). Definisi yang mereka gunakan dalam buku ketiga pada topik ini menekankan pemusatan keputusan-keputusan terhadap sumber daya dalam sistem self-management (manajemen mandiri):

A self-managing school is a school in a system of education to which there has been decentralized a significant amount of authority and responsibility to make decisions about the allocation of resources within a centrally determined frame-work of goals, policies, standards, dan accountabilities. Resources are defined broadly to include knowledge, technology, power, material, people, time, assessment, information, and finance. (Caldwell and Spinks, 1998: 4-5)

Sekolah yang memanage diri sendiri adalah sekolah dalam satu sistem pendidikan yang kepadanya telah didesentralisir sejumlah otoritas dan tanggung jawab yang signifikan untuk membuat keputusan-keputusan tentang alokasi sumber daya dalam suatu kerangka kerja dari tujuan-tujuan, kebijakan-kebijakan, standar, akuntabilitas yang ditentukan secara sentral. Sumber daya didefinisikan secara luas mencakup pengetahuan, teknologi, kekuatan, kewenangan, tenaga, material, orang-orang, waktu, penilaian, informasi dan keuangan (Caldwell dan Spinks, 1998: 4-5).   Dalam diskusinya tentang pembuatan keputusan sumber daya, Bullock dan Thomas (1997: 7-8) dan Bell (1998) juga memasukkan hak masuk dan pembiayaan, serta pemerintah, secara berurutan. Pembiayaan menurut Bullock dan Thomas adalah tata keuangan masuk siswa dan menurut Bell, keputusan tentang kewenangan dan komposisi badan-badan yang memerintah bisa diklasifikasikan sebagai sumber daya. Yang menjadi point di sini ialah bahwa "sumber daya" dapat diinterpretasikan dalam aneka cara tergantung pada konteks. Dalam bab ini, istilah 'sumber daya' mencakup: keuangan (finansial), alat, sarana, fasilitas (materials), staf-pegawai, dan waktu. 

 Perspektif Organisasi dan Implikasi bagi Manajemen Sumber Daya

 Konteks manajemen pendidikan dalam sessi pertama buku ini dipikirkan bersamaan dengan suatu pandangan bahwa pengembangan kerangka kerja konseptual dan teoritis sebagai basis dalam mana fungsi-fungsi manajemen pendidikan utama dapat dieksplorasi dalam bab-bab awal. Dalam bab 2, Tony Bush menyajikan sejumlah model manajemen pendidikan yang menggambarkan teori dan pelayanan organisasi untuk menerangkan peristiwa-peristiwa, situasi-situasi, dan perilaku dalam institusi-institusi pendidikan. Empat model: rasional, kolegial, political, ambiguity, adalah segi-segi (ciri-ciri) dalam literatur manajemen keuangan (Bush, 2000: 101). Levai (2000: 7) juga mendukung empat model ini, namun ia mengelompokkan tiga unsur terakhir bersama pendekatan relasi manusia atau sistem natural. Di samping itu, setelah Scott (1987) dan Scheerens (1999),  ia menambahkan model sistem terbuka pada daftar dan menegaskan bahwa hal itu konsisten dengan empat model lain. Dari perspektif sistem terbuka, organisasi digambarkan sebagai sebagai suatu 'kehidupan organisme yang kompleks yang berinteraksi dengan lingkungannya' (Levai, 1997: 127; lihat juga, Hanna, 1997; Morgan, 1986). Sementara organisasi berbeda dan terpisah dari lingkungan eksternalnya, batas-batasnya tidak dapat didefinisi secara jelas, dan interaksinya dengan lingkungan sangat bervariasi. Relasi antara keduanya digagas berdasarkan fakta bahwa inputs yang digunakan oleh organisasi berasal dari lingkungan eksternal dan outputs yang dihasilkan oleh aktivitas organisasi akan dikembalikan kepadanya. Jadi organisasi berhubungan dan tergantung pada lingkungannya. Lagipula, model sistem terbuka juga memfokus pada cara dalam mana imputs dan outputs dihubungkan dan dikontrol oleh proses internal organisasi. Sebagai contoh, teknologi proses produktif organisasi dan kultur relasi manusia mempengaruhi proses-proses internal yang menghubungkan inputs ke outputs dan organisasi dengan lingkungan eksternalnya.

Self management dalam pendidikan di banyak negara di dunia telah sangat menekankan manajemen sumber daya di sekolah atau suatu perguruan tinggi. Pada saat yang sama pemerintah pun menegaskan bahwa manajemen sumber daya telah dibuat dari suatu perspektif yang rasional (Simkins, 1997: 165) yang sering termasuk pertimbangan atau keputusan nilai tentang apa yang 'seharusnya terjadi'. Levai (2000: 9) mendeskripsikan keputusan atau pertimbangan demikian sebagai 'normatif'. Dia juga mengemukakan bahwa pendekatan rasional inputs dan outputs, akan menimbulkan kesulitan-kesulitan bagi sekolah dan perguruan tinggi, bila kesepakatan tentang outputs pendidikan kurang jelas.

Proses Manajemen Sumber Daya 

Sebagaimana aspek-aspek manajemen lainnya, ada kemungkinan untuk menyajikan kembali manajemen sumber daya sebagai satu proses. Levai (2000: 11) mengidentifikasikan empat proses, yaitu:

Pendapatan atau perolehan sumber daya (acquisition);

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun