Mohon tunggu...
Yohanes Bosco Otto
Yohanes Bosco Otto Mohon Tunggu... Lainnya - PNS Penyuluh Agama Katolik Kantor Kementerian Agama Kota Pangkalpinang Babel

Berbuatlah mulai dari hal kecil

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Aku Datang Bukan untuk Meniadakan Melainkan untuk Menggenapi

11 Februari 2023   13:20 Diperbarui: 11 Februari 2023   13:22 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

AKU DATANG BUKAN UNTUK MENIADAKANNYA MELAINKAN UNTUK MENGGENAPINYA

(MAT 5: 17-37)

Hari ini Gereja Katolik sedunia merayakan Ekaristi Hari Minggu Biasa ke VI, tanggal 12 Februari 2023. Dan khusus untuk kita di Paroki Katedral Santo Yosef Pangkalpinang, maupun secara umum Keuskupan Pangkalpinang merayakan dengan Ibadat Sabda Tanpa Imam karena seluruh imam sedang melaksanakan retret di Pematang Siantar, Sumatera Utara. Kita bersyukur bahwa Gereja Katolik memiliki kekayaan liturgi, tidak hanya sacramental tetapi juga Ibadat Sabda yang boleh dipimpin kaum awam terpilih.

Kita telah mendengarkan bacaan-bacaan Sabda Tuhan hari ini, yakni Kitab Sirakh bab 15 ayat 15 sampai 20, Surat Pertama Santo Paulus kepada Jemaat di Korintus bab 2 ayat 6 sampai 10 dan Injil Suci menurut Matius bab 5 ayat 17 sampai 37. Dalam bacaan pertama disampaikan bahwa Sungguh besarlah Kebijaksanaan Tuhan/Allah, makanya Ia menganugerahkan ciptaan dan menciptakan kita untuk mengalami rahmat-Nya yang sempurna. Rahmat (1) kita manusia sebagai citra-Nya sendiri, (2) seluruh ciptaan yang kemudian dikuasakan kepada kita untuk mengelola, mengembangkan demi kesejahterann, kebahagiaan dan keselamatan seluruh manusia (3) namun demikian diberikan pula system yang mengatur hidup, aktivitas, relasi, dan karya kita dalam mengembangkan seluruh ciptaan Allah.

Secara konkret salah satu produk system yang diberikan Allah adalah Hukum atau Peraturan-Nya sendiri yang dalam bacaan-bacaan hari ini adalah "Hukum Taurat" yang kemudian oleh Paulus dalam bacaan kedua dinyatakan dalam ayat "Tetapi yang kami beritakan ialah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah bagi kita (1 Kor 2:7, 9 dan 10), dan dalam Injil secara eksplisit atau tersurat Yesus bersabda: "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya" (Mat 5: 17), bahkan lebih tegas lagi Yesus lanjutkan "...Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi" (Mat 5:18).

Secara Alkitabiah maupun menurut ajaran Gereja yang saya baca (semoga tidak salah), Hukum Taurat itu terdiri dari hukum moral, ceremonial dan judisial. Hukum moral dari Allah adalah Dekalog atau Sepuluh Perintah Allah yang diwahyukan kepada Musa dan tertulis dalam Kitab Keluaran 20:2-17 dan Ulangan 5:6-21, yang oleh Yesus digenapi dalam Perjanjian Baru yakni dalam "Hukum Kasih". Hukum Kasih adalah pengenapan dari Hukum Taurat. Sudah sering sekali kita mendengarkan kotbah/homili Pastor tentang hal ini. Namun tidak ada salahnya jika kita merefresh atau menyegarkan kembali. Yesus dengan penuh hikmat dan kebijaksanaan menggenapi (bisa dibaca menyempurnakan, merangkum) Hukum Taurat dalam Hukum Kasih. Apa itu hikmat dan kebijaksanaan? Dalam KBBI Bijaksana  mengandung makna (1) selalu menggunakan akal budinya, pengalaman dan pengetahuannya; arif; tajam atau cerdas; (2) pandai dan hati-hati (cermat, teliti, dan sebagainya). Kemudian Kebijaksanaan  bermakna (1) kepandaian menggunakan akal budinya, pengalaman dan pengetahuannya,  (2) kecakapan bertindak. Sedang Hikmat  (1) kebijakan; kearifan; 2 kesaktian (kekuatan gaib).

Mari kita mengingat kembali bahwa dekalog dirangkum dalam Hukum Kasih, yakni Kasih kepada Allah Tritunggal dan Kasih kepada sesama; bahkan Yesus dengan penuh hikmat dan kebijaksanaan (cerdas dan kasih yang sempurna) menyatakan hal yang tersembunyi (tersirat) dalam hukum Taurat/Sepuluh Perintah itu yang oleh Paulus dalam bacaan kedua dinyatakan dalam ayat: "Tetapi yang kami beritakan ialah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita" (ay 7); dilanjutkan "Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia" (ay 9). "Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah (ay 10).

Apa sesungguhnya yang tersembunyi/rahasia yang dimaksud Paulus dalam konteks hukum ini? Yang mau dikatakan Paulus adalah kasih kepada musuh dan berdoa bagi mereka (Mat 5:44). Hukum atau perintah ini sudah terkandung/tersirat di dalam Dekalog (Sepuluh Perintah Allah), namun karena umat pada saat itu degil atau tidak mampu melihat dan memahaminya, maka Yesus "menyingkapkan, membukanya atau menyatakannya secara textual/tersurat. Pertanyaannya di mana terkandung kasih terhadap musuh? Kasih terhadap musuh terkandung dalam hukum kasih kepada Allah dan sesama. Bila kita mengasihi Allah dengan segenap hati, akal bui dan seterusnya, mungkinkah kita membenci orang lain? Lalu "sesama". Saya sudah menelusuri di beberapa sumber namun tidak menemukan makna kata "sesama" yang mengecualikan musuh. Dengan kata lain "sesama" itu termasuk mereka yang memusuhi. Makanya seharusnya Yesus tidak perlu lagi mengajarkan/bersabda khusus kasihilah musuhmu. Yesus mewartakan khusus karena manusia sering sulit memahami dengan baik kehendak/maksud Allah.

Selanjutnya Yesus menggenapi hukum Taurat secara progresif...maksudnya meningkatkan standar mutunya: kita bisa melihatnya dalam ayat-ayat Injil tadi:

Ay 17"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Yesus mengajarkan bahwa hukum Taurat itu tidak untuk dipajang/disimpan di Bait Allah saja apalagi tidak diwujudkan tetapi untuk dipelajari, dipahami dan diajarkan, serta diwujudkan. Apakah Yesus mewujudkan Hukum Taurat? Yesus menggenapi Hukum Taurat dengan sempurna? Bahkan menggenapinya sampai wafat dan bangkit sebagai bukti kasih-Nya yang sempurna.

Ay 18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Yesus mengajarkan bahwa tak setitik pun Ia, apalagi orang lain, boleh meniadakan. Malahan titik-titik yang tersembunyi dari Hukum Taurat disingkapkan dan digenapi-Nya. Makanya Yesus tidak ingin ada satu orang pun meniadakannya dan mengajarkan ke orang lain. Jika itu terjadi, maka orang itu akan menduduki tempat yang paling rendah dalam Kerajaan Allah (syukur masih diberi tempat), dan sebaliknya ay 19 "tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun