Mohon tunggu...
Yohanes Bosco Otto
Yohanes Bosco Otto Mohon Tunggu... Lainnya - PNS Penyuluh Agama Katolik Kantor Kementerian Agama Kota Pangkalpinang Babel

Berbuatlah mulai dari hal kecil

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membangun Harmoni Sosial dalam Terang Agama Katolik

25 Januari 2023   08:09 Diperbarui: 25 Januari 2023   08:24 675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

MEMBANGUN HARMONI SOSIAL DALAM TERANG AGAMA KATOLIK

(Tulisan ini diperuntukkan bagi Umat atau Masyarakat Katolik)

Yohanes Bosco Otto

 

Kesadaran Sosial (Social Awareness)

Kita bersyukur bahwa kita semua memiliki kesadaran akan pentingnya dimensi sosial dari kehidupan kita. Dimensi sosial kita antara lain sebagai warga masyarakat yang hidup, berinteraksi, dan berkarya dalam lingkungan sosial yang sangat plural dengan realitas eksistensial kita yang multi identitas. Kita sebagai warga agama, warga masyarakat umum, warga suatu komunitas suku, ras, golongan. Mungkin kita juga adalah warga dari suatu group media social, anggota dari suatu organisasi profesi, anggota dari kelompok minat, bakat dan seterusnya. 

Singkatnya, kita bukanlah manusia yang memiliki identitas tunggal, melainkan banyak atau multi identitas. Sebagai orang Katolik kita sering menyebut diri sebagai warga dengan dua sisi mata uang, yakni sebagai warga Gereja Katolik yang mesti berkesadaran dan mau mengambil bagian dalam hidup menggereja di satu sisi, dan sebagai warga masyarakat yang harus hidup, beraktivitas dan mengambil bagian dalam peran masyarakat, bangsa dan negara. Selain itu kita juga memiliki identitas lainnya seperti halnya diuraikan sebelumnya.

Menguat dan mengakarnya kesadaran sosial ini hendaknya dibangun mulai dari diri sendiri, kemudian berkembang dan merambah ke lingkungan sosial kita. Siapa lingkungan sosial kita? Pertama-tama adalah orang-orang relatif dekat dan sama dengan kita, baik dari segi usia, pendidikan, idealisme, keprihatinan, obsesi dan lain-lain. Orang-orang itu adalah sesama agama, sesama profesi, sesama suku, dan lain-lain. Namun demikian, kita harus mencapai tingkat idealnya, yaitu seluruh dimensi sosial masyarakat tanpa batas atau sekat agama, suku, ras, budaya, golongan dan sebagainya. 

Andaikata kita belum mampu untuk melebarkan sayap idealisme ini, maka baik kalau kita mulai dulu dari orang-orang yang relatif dekat dengan kita, sebagaimana sudah disinggung. Kemudian secara perlahan tetapi pasti kita mengembangkan relasi, sosialisasi, interaksi, dialog dan kerjasama dengan seluruh elemen masyarakat di mana kita hidup dan berkarya. 

Lalu apa dan bagaimana usaha kita dalam mengembangkan relasi, interaksi, dialog dan kerjasama, baik dengan seluruh komponen masyarakat berkarakter multidimensional society dalam kemajemukan yang harmonis. Membangun harmoni relasi, interaksi, dialog dan kerjasama sosial itu merupakan jawaban yang sangat tepat.

Lalu caranya bagaimana? Menjawab pertanyaan ini kita mesti mulai dengan bersama-sama menanamkan kesadaran sepenuhnya dalam diri kita bahwa "membangun kebersamaan, persekutuan, persaudaraan atau komunio yang harmonis adalah hal yang sangat penting dan bermanfaat". Penting sebagai perwujudan dari identitas kita sebagai makhluk sosial. Dan bermanfaat untuk : (1) sekurang-kurangnya tidak merasa sendirian atau terisolasi (not to be alone), artinya ada harapan mendapat kekuatan, peneguhan, dukungan, bantuan; 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun