Mohon tunggu...
YOHANES ADVENTINO SIGIT C.
YOHANES ADVENTINO SIGIT C. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Geografi Fakultas Ilmu Sosial dan PolitikUniversitas Lambung Mangkurat

Saya memiliki keterampilan dalam bidang seni dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Interview Pemanfaatan Lahan Basah serta Pengaplikasian untuk Masa Depan

11 Oktober 2024   15:21 Diperbarui: 11 Oktober 2024   15:26 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Mahasiswa S1 Geografi  Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat

Nama                  : YOHANES ADVENTINO SIGIT CHANDRA 

Kelas                   : A

NIM                     : 2410416110025

Mata Kuliah       : Pengantar Lingkungan Lahan Basah 

Dosen                 : Dr. ROSALINA KUMALAWATI, S.Si.,M.Si

Lahan basah terjadi dimana air bertemu dengan tanah. Contog dari lahan basah antara lain bakau, lahan gambut, rawa-rawa, sungai, danau, delta, daerah dataran banjir, sawah, dan terumbu karang. Lahan basah ada di setiap negara dan di setiap zona iklim, dari daerah kutub sampai daerah tropis, dan dari dataran tinggi sampai daerah kering.

Saya mahasiswa  Universitas Lambung Mangkurat, Geografi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Yohanes Adventino Sigit Chandra dengan NIM 2410416110025 dari kelas A angkatan 2024. Di mata kuliah Pengantar Lingkungan Lahan Basah yang dibimbing oleh Dr. Rosalina Kumalawati, S.Si., M.Si., akan melakukan wawancara terhadap beberapa orang untuk mengetahui jenis pemanfaatan lahan basah serta pengaplikasian untuk masa depan.

Karakteristik Lahan Basah

1. Genangan Air: Lahan basah memiliki kondisi tanah yang terendam atau jenuh air selama sebagian besar tahun. Ini dapat berupa genangan air tawar, payau, atau air laut.

 

2. Vegetasi:Tumbuhan yang tumbuh di lahan basah, seperti rumput, semak, dan pohon, biasanya memiliki adaptasi khusus untuk bertahan dalam kondisi basah, seperti akar yang dapat bernapas.

3. Tanah: Tanah di lahan basah sering kali bersifat anaerobik (tanpa oksigen), yang memengaruhi proses dekomposisi dan menghasilkan tanah yang kaya akan bahan organik.

Lahan basah sebagai sumber :

1. Kesejahteraan

Lahan basah seringkali dijadikan sebagai penggerak ekonomi lokal. Dengan menggunakan lahan basah secara bijaksana dan diversifikasi mata pencaharian masyarakat lokal akan memungkinkan bagi kita untuk mngurangi laju tren penurunan lahan basah, sekaligus mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial.

2. Mencukupi air bersih

Kebutuhan akan air telah meningkat dua kali lipat lebih banyak dari laju pertambahan penduduk. Kebutuhan air untuk konsumsi manusia, pertanian dan energi semakin meningkat. Dengan meningkatkan pengelolaan air dan pemulihan lahan basah, persediaan air dapat terjaga.

3. Makanan yang melimpah

Dengan memperbaiki praktek pengelolaan air dan pertanian di lahan basah yang disertai dengan mengintegrasikan pengelolaan berbasiskan lahan basah kedalam kawasan pertanian, ketahanan pangan jangka panjang dapat terjamin dan keanekaragaman hayati pun meningkat

4. Melindungi dari bencana

Dampak bencana alam maupun bencana buatan manusia semakin meningkat karena terjadinya perubahan iklim, adanya pembangunan yang tidak terencana dan semakin rusaknya kondisi lingkungan. 90% dari bencana yang terjadi tersebut berhubungan dengan air. Untuk mengurangi kerusakan dan kehilangan akibat bencana, mengembalikan lahan basah yang hilang dan memperbaiki lahan basah yang telah rusak merupakan salha satu solusinya.

5. Penyimpan karbon

Lahan basah merupakan salah satu penyimpan karbon permukaan (top carbon) bumi. Dengan melestarikan dan memulihkan lahan basah kita bisa mengurangi emisi karbon dan meningkatkan kemampuan kita untuk beradaptasi dengan perubahan iklim, meningkatkan keanekaragaman hayati, keatahanan air dan kesejahteraan manusia.

6. Keanekaragaman hayati dan keindahan alam

Lahan basah mendukung kekayaan alam yang berlimpah dan unik, tetapi keanekaragaman hayati air tawar telah menurun drastis sejak tahun 1970-an. Tindakan bersama baik individu, kelompok masyarakat, pemerintah dan sektor swasta sangat dibutuhkan untuk membalikkan tren ini.

Berikut beberapa hasil wawancara : 

Responden 1 

Responden 2 

Responden 3 

Responden 4 

Responden 5

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun