Selain itu, pada bagian yang sama Ben juga menuliskan bahwa tujuan penulisan esai-esai dalam buku tersebut, salah satunya, "adalah untuk menarik garis analitis yang sejelas mungkin antara nasionalisme dan etnisitas, dan, secara berkaitan dan tidak langsung, antara universalitas dan hibriditas "kosmopolitan".
Melalui pemaparan atas isi buku Hantu Komparasi : Nasionalisme, Asia Tenggara dan Dunia tersebut, maka dapat dipahami bahwa dalam menganalisa Nasionalisme, keterkaitannya dengan etnisitas tidak dapat dilepaskan. Hal ini sesungguhnya dipaparkan Ben untuk menjelaskan mengenai konsep serialitas.
Ben memaparkan ada dua tipe serialitas, pertama adalah serialitas tak-berjilid dan serialitas berjilid. Dengan memahami kedua konsep tersebut, maka menurut Ben Anderson, "Etnisitas Bersatu dan Identitas Bersatu dapat dimengerti".
Penegasan Akhir
Dengan menggunakan konsep komunitas yang terbayang dapat disoroti tentang proses muncul hubungan antar orang-orang Indonesia yang beragam latar belakang budayanya, dalam sebuah negara-bangsa.
Pertama, analisis atas hubungan yang terbayangkan ini dapat menjelaskan tentang bagaimana keberagaman di Indonesia dikelola, sehingga muncul persatuan yang diupayakan untuk terus-menerus terjaga keberlangsungannya. Kedua, melalui konsep ini juga, akan disoroti fungsi dari sebuah narasi sejarah negara-bangsa bagi pembentukan identitas kolektif masyarakatnya.
Daftar Pustaka
Abd. Rahman Hamid et al. (2011). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta : Penerbit Ombak.
Anderson, Ben. (2002). Hantu Komparasi : Nasionalisme, Asia Tenggara dan Dunia. Yogyakarta: Penerbit Qalam.
Anderson, Benedict. (2006). Imagined Communities. New York : Verso.
Restu Gunawan et al. (2016). Sejarah Indonesia. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.