Mohon tunggu...
Yohanes Wijaya
Yohanes Wijaya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Pernah belajar di Marsudirini Bogor, dan Seminari Stella Maris, menjadikan pribadi yang selalu berani mencoba untuk menemukan arti yang sesungguhnya dalam hidup. Terutama di dalam keterlibatannya dalam menulis sebagai penulis. Pernah mengikuti kunjungan di lembaga otoritas jasa keuangan, terlibat di program Aflatoun, IYD, pemberdaya kebersihan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kajian Psikologi: Pendengar yang Baik

3 Mei 2024   22:18 Diperbarui: 14 Mei 2024   11:32 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seseorang menjadi pendengar yang baik. Yaitu ketika mereka menjadi pendengar yang aktif yang menyadari bahwa conversation itu lebih tentang lawan bicara kita daripada kita. Yang mana Menjadi pendengar yang aktif dapat berupa memperhatikan, merefleksi, tidak memberi judgement, ask open-ended questions, serta sabar. Ask Questions: yaitu Diam saat seseorang berbicara memang baik, tapi kita juga dapat bertanya secara berkala untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Dengan bertanya, kita menunjukkan bahwa kita menaruh perhatian pada mereka dan juga kita dapat mengonfirmasi jika ada sesuatu yang kurang jelas. Selain itu, penting untuk mendengarkan dengan pikiran terbuka tanpa berprasangka pada jawaban mereka.

Be Supportive, Not Defensive: Kita dapat menjadi sosok yang suportif dengan memberikan respon yang membangun, menunjukkan kepercayaan diri kepada mereka, dan menghindari sikap terlalu kritikal atau defensif. Hal ini dapat membuat lawan bicara merasa supported atau didukung. Stay Present: Terkadang orang hanya berpura-pura mendengarkan padahal pikiran mereka sedang memikirkan hal lain. Oleh karena itu penting untuk tetap fokus pada apa yang dibicarakan agar lawan bicara merasa dihargai. 

Give Suggestions or Feedback: Kita dapat memberikan saran yang konstruktif atau feedback yang baik untuk menunjukkan bahwa kita mendengarkan. Namun, ketika teman kita sedang curhat, kita dapat bertanya terlebih dahulu apakah mereka hanya ingin didengarkan saja atau meminta pendapat  kita juga. Reframe What You Hear: Ringkas dan ulangi kembali pemahaman kita atas perkataan mereka. Selain itu kita juga sebaiknya fokus pada emosi yang mungkin mereka rasakan dan memberikan support.

Menjadi seorang pendengar yang baik merupakan keterampilan yang sangat berharga dalam berkomunikasi. Dengan memahami konsep-konsep psikologi behavioristik, psikologi belajar, dan psikologi sosial, kita dapat menemukan kunci-kunci yang membantu seseorang menjadi pendengar yang efektif. Pendengar yang baik bukan hanya mendengarkan secara pasif, tetapi juga aktif berpartisipasi dalam proses komunikasi dengan menunjukkan empati, pengertian, dan kehadiran yang penuh perhatian. Pengetahuan tentang perilaku, pembelajaran, dan interaksi sosial dapat membantu memperkuat keterampilan-keterampilan ini dan membuat seseorang menjadi pendengar yang lebih efektif.

Melalui perspektif psikologi behavioristik, kita memahami bahwa perilaku menjadi pendengar yang baik dapat dipelajari dan diperkuat melalui pengalaman dan umpan balik. Dengan memberikan respons yang positif terhadap perilaku mendengarkan yang baik, seseorang akan cenderung untuk memperkuat dan mengulangi perilaku tersebut. Psikologi belajar menunjukkan bahwa dengan adanya motivasi intrinsik dan ekstrinsik, seseorang dapat mengembangkan kemampuan menjadi pendengar yang lebih baik melalui pengalaman belajar yang terus-menerus.

Dalam konteks psikologi sosial, kita menyadari bahwa menjadi pendengar yang baik juga melibatkan pemahaman tentang dinamika sosial dan interaksi antarpribadi. Mempertimbangkan perasaan dan perspektif orang lain, serta membangun hubungan yang saling mendukung, adalah komponen penting dalam menjadi pendengar yang efektif. Kesimpulannya, menjadi pendengar yang baik melibatkan kombinasi keterampilan psikologis, seperti empati, pengertian, dan kehadiran yang penuh perhatian, yang dapat diperkuat dan ditingkatkan melalui pemahaman yang mendalam tentang perilaku, pembelajaran, dan interaksi sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun