Mohon tunggu...
Ragil Sumantri
Ragil Sumantri Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Saya adalah seorang remaja laki-laki. Hobi saya tidur dan bersepeda.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Regenerasi Perekonomian Indonesia Pasca Covid-19

11 September 2022   09:41 Diperbarui: 11 September 2022   09:54 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kontribusi pertumbuhan yang signifikan dan terukur berasal dari kinerja impresif ekspor Indonesia. Selain karena faktor peningkatan harga komoditas, menguatnya kapasitas output di berbagai lini juga turut memberi sumbangan pada peningkatan aktifitas ekspor Indonesia. 

Kebijakan pemerintah yang melonggarkan masyarakat untuk melakukan perjalanan mudik pada Hari Raya Idul Fitri di Bulan Mei lalu juga telah memacu konsumsi masyarakat dan berdampak baik pada perputaran ekonomi di seluruh nusantara. 

Fenomena ini menunjukkan adanya timbal balik yang positif antara pemerintah dan rakyat. Kedua belah pihak dapat dikatakan saling menguntungkan, sebuah bentuk simbiosis mutualisme antar manusia. 

Kelonggaran yang diberikan oleh pemerintah menguntungkan rakyat sekaligus menyeimbangkan perekonomian pemerintahan. Menko Airlangga Hartarto menyatakan bahwa konsumsi rumah tangga pertumbuhannya 5,51 persen. 

Artinya, motor penggerak pertumbuhan dari segi rumah tangga yang selama pandemi covid-19 tedampak, ini sudah kembali pada kondisi awal. Dengan kata lain, aktifitas konsumsi rumah tanggga memberikan kemampuan resistensi pada perekonomian Indonesia. Kendati pertumbuhan ekonomi sempat terhambat karena situasi pandemi, namun pada kenyataannya siklus perekonomian dapat kembali pada posisi awal yang seharusnya.

Penguatan ekonomi Indonesia secara spasial pada triwulan II-2022 terlihat pada semua wilayah. Di seluruh wilayah, pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan tren yang positif. Kesenjangan ekonomi antar wilayah juga semakin berkurang. Ekonomi luar Jawa, terutama Maluku dan Papua tumbuh tinggi 13,01 persen. Bahkan Bali Nusra mulai tumbuh dan mencapai 3,94 persen.

Menko Airlangga Hartarto kembali menjelaskan bahwa ekonomi di Jawa telah pulih dan yang menarik adalah Bali Nusra yang biasanya pertumbuhannya rendah, ini telah meningkat di 3,4 persen. Jadi, pembukaan di sektor pariwisata, kebijakan dari penanganan covid-19 yang sudah dibuka untuk turis, sangat menguntungkan perekonomian di Bali dan Nusa Tenggara. 

Kelompok provinsi di Pulau Jawa menjadi kontributor utama dengan peranan sebesar 56,55 persen dari ekonomi Nasional, dengan kinerja ekonomi yang mengalami pertumbuhan sebesar 5,66 persen dibanding triwulan II 2021. Terlihat secara gamblang bahwa regenerasi ekonomi mulai tumbuh perlahan, berawal dari satu daerah, lalu disusul dengan daerah lainnya. 

Targetnya adalah, pada awal tahun 2023 nanti setidaknya pertumbuhan ekonomi mampu melampaui kriteria ideal dan bergerak menuju perekonomian yang maju. Kolaborasi antar komponen dalam negara sangat dibutuhkan untuk mengusahakan keseimbangan moneter yang kuat.

Pertumbuhan ekonomi dari sisi demand tercermin pula dari pertumbuhan sisi sektoral. Industri pengolahan sebagai motor penggerak terbesar pertumbuhan masih tumbuh positif sebesar 4,01 persen. 

Selain itu, sektor transportasi dan pergudangan serta akomodasi dan makan minum tumbuh tinggi masing-masing 21,27 persen dan 9,76 persen, didorong oleh pelonggaran syarat dan perjalanan momen Hari Raya Idul Fitri. Dari sini, tampak bahwa pertumbuhan ekonomi menjalar ke berbagai aspek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun