Menurut Aristoteles, cara lain untuk membuat bahagia adalah mengikuti dorongan nalar. Belajar yang berpijak pada dorongan nalar adalah belajar yang terbuka pada pertanyaan dan tanggapan kritis. Semua ilmu, termasuk ilmu agama sekalipun harus dipertanyakan dan dikritisi. Seringkali proses belajar hanya menjadi ajang menghafal yang melelahkan dan membosankan.Â
Enggan mempersoalkan ajaran yang mapan karena terancam berdosa. Akibatnya, proses belajar hanya jalan menuju kegalauan. Anda kenyang pengetahuan, tapi lapar kebahagiaan.
Dorongan nalar saat belajar harus dibiarkan merdeka. Ia tidak boleh dikekang hanya atas dasar kepatuhan. Merdeka belajar yang terus digauangkan saat ini harusnya merupakan ungkapan kemerdekaan berpikir.Â
Bukankah kemerdekaan adalah tanda kebahagiaan? Anda tidak didorong untuk membangkang, tapi Anda membiarkan nalar Anda mencerap dan memilah setiap ilmu yang Anda pelajari. Pemilahan rasional sekurang-kurangnya mencegah penumpukan sampah ilmu pada memori. Kemudian, yang tersimpan dan terpakai hanya ilmu berkualitas untuk kebahagiaan.Â
Berorientasi Sosial
Belajar yang membahagiakan juga bisa dicapai kalau belajar untuk tujuan sosial. Anda belajar sembari menyadari ketidaksendirian Anda lalu terbuka untuk menerima perbedaan.Â
Kesadaran itu membantu Anda melihat perbedaan bukan sebagai ancaman keberadaan melainkan sebagai kenyataan kehidupan. Sikap penerimaan itu dapat melenyapkan kekhawatiran dan kecemasan. Hidup tanpa kekhawatiran dan kecemasan tentu merupakan hidup yang membahagiakan.
Melalui belajar yang berorientasi sosial ini Anda diharapkan terpacu untuk peduli pada orang lain dan seluruh alam. Kepedulian bukan hanya tentang rasa empati, tetapi terutama keterlibatan dan pemberian.Â
Aneka ilmu yang Anda pelajari dimanfaatkan sepenuhnya untuk memperkaya seluruh kehidupan ini. Fakta membuktikan, banyak orang yang mengalami kebahagiaan setelah memberi. Yang penting memberi dari kebebasan dirinya, bukan paksaan orang lain.Â
Itulah buah-buah pikiran Aristoteles untuk kebahagiaan belajar Anda. Silahkan dicoba!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H