Mohon tunggu...
Yohana Valentine
Yohana Valentine Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember

Saya seorang mahasiswa tahun kedua Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember yang berminat pada berbagai topik pembahasan terkait yaitu hubungan antar negara, diplomasi, politik hingga ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Inflasi, Inflation Targeting, dan Penerapannya di Indonesia

3 April 2023   04:10 Diperbarui: 3 April 2023   06:26 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendekatan penargetan inflasi ternyata tidak hanya diterapkan di negara industri namun juga dapat diterapkan di negara berkembang. Salah satu negara berkembang yang menerapkan inflation targeting adalah Indonesia. Indonesia sebagai negara berkembang tentunya ingin mencapai kestabilan harga dengan menekan inflasi agar tidak menguasai harga dan nilai tukar Rupiah. Oleh karena itu, Indonesia mulai menerapkan Inflation Targeting Framework (ITF) sebagai solusi terbaik bagi kebijakan moneternya dalam mencapai kestabilan.

Berbagai tantangan sudah Bank Indonesia hadapi dalam menjalankan ITF ini. Untuk memaksimalkan kebijakan moneter ini, Bank Indonesia kemudian meluncurkan Flexible ITF. Flexible ITF sebenarnya adalah ITF yang memberikan ruang lebih besar pada bank sentral untuk berperan secara fleksibel dalam mengembangkan perekonomian. Flexible ITF juga dinyatakan sebagai kebijakan moneter yang sesuai untuk Indonesia terapkan karena Flexible ITF juga membangun akuntabilitas yang dibentuk oleh berbagai elemen penting.

Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tentunya mengalami berbagai kesulitan juga untuk secara konsisten menjalani pendekatan ini. Menurut IMF, negara berkembang terutama dengan tingkat inflasi yang tinggi cenderung memiliki masalah fiskal yang harus diselesaikan dengan cara fiskal juga. Negara berkembang seperti contoh, cenderung memiliki ketergantungan yang tinggi pada seigniorage dan hal ini akan menghambat bank sentral untuk melaksanakan kebijakan moneter secara independen.

Tidak hanya itu, negara berkembang juga masih terbiasa dengan berbagai dominasi fiskal seperti pasar modal yang tidak berkembang dan sistem perbankan yang rapuh. Berbagai hal ini kemudian menyebabkan negara berkembang tidak dapat secara maksimal menerapkan penargetan inflasi.

Oleh karena itu, sangat penting bagi negara berkembang termasuk Indonesia untuk mendorong otoritas moneternya dengan memberikan transparansi dan tingkat akuntabilitas yang tinggi pada kebijakan moneter yang dijalankan. Transparansi dan akuntabilitas akan menopang usaha dari bank sentral untuk secara tepat dan cepat menentukan keputusannya dalam kebijakan termasuk keputusan harga dan upah. Hal ini kemudian menciptakan efektivitas kebijakan moneter dan tercapainya target inflasi yang tepat bagi negara tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun