Mohon tunggu...
Yohan Ariesto
Yohan Ariesto Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Saat Janin Ditolak oleh Tubuh Sang Ibu

25 November 2017   00:56 Diperbarui: 25 November 2017   01:18 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Selama ini ada begitu banyak jenis penyakit yang seringkali menyerang janin, baik secara langsung membunuh janin atau perlahan-lahan membunuh. nah kali ini saya akan membahas sebuah penyakit yang ternyata sangat berbahaya dan seringkali tidak kita sadari , penyakit ini juga dapat merubah kebahagian  para keluarga baru menjadi duka, penyakit ini ialah penyakit yang disebut Eritroblastosis Fetalis. Penyakit ini dan apakah penyakit ini dapat disembuhkan atau tidak-lah topic bahasan saya dalam Essay saya kali ini .

            Eritroblastosis Fetalis berasal dari kata eritroblas yang berarti bakal sel darah merah dan juga fetal yang berarti janin atau bakal bayi , ya seperti namanya penyakit ini adalah penyakit yang merupakan penyakit kelainan darah dan biasanya menyerang sel darah merah janin. Mengapa penyakit ini begitu  berbahaya? 

Hal itu dikarenakan penyakit ini menyebabkan hemolisis atau pecahnya pembuluh darah yang dapat berujung kematian. Nah untuk mengetahui mengapa penyakit ini bisa terjadi kita perlu memahami terlebih dahulu tentang darah , yang merupakan sumber komplikasi penyakit ini.

            Darah , seperti yang kita ketahui merupakan cairan yang mengisi hampir seluruh tubuh kita dan selalu mengalir untuk menyalurkan oksigen dan nutrisi bahkan merupakan bagian penting dalam system imun tubuh manusia . Darah pada manusia dapat digolongkan menjadi berbagai jenis darah , ada berbagai cara untuk menggolongkan darah, yang pertama adalah system ABO , system penggolongan ini adalah penggolongan darah dengan mengecek ada tidaknya Aglutinogen pada darah .

Aglutinogen adalah suatu protein di dalam darah yang berfungsi sebagai suatu antigen, penggolongan aglutinogen ini dapat dilakukan dengan cara mendeteksi melalui membrane eritrositnya. Aglutinogen dalam darah dibedakan menjadi A,B O, dan AB ini lah dasar dari penggolongan darah dengan system ABO.

 Di dalam darah selain ada Aglutinogen adapula Antibodi yang disebut aglutinin , Aglutinin hanya ada 2 jenis yaitu a dan B. pada tiap jenis darah memiliki Aglutinin yang berlawanan supaya tidak terjadi penggumpalan darah , contoh , Aglutinogen A akan memiliki Aglutinin B. Selain system ABO , adapula system Rhesus, inilah dia penyebab terjadinya Eritroblastosis Fetalis. Sistem Rhesus adalah suatu system penggolongan darah dengan cara mengecek ada tidaknya antigen RhD di dalam sel darah merah manusia. Sistem Rhesus membagi penggolongan darah manusia menjadi 2 yaitu Rhesus positif (Rh+) yang berarti memiliki antigen Rh dan Rhesus negatif (Rh-) yang berarti tidak memiliki antigen Rh.

            Eritroblastosis Fetalis terjadi akibat perbedaan Rhesus pada Ibu dan Janin yang dikandungnya , hal ini disebabkan karena kelainan genetika yang diturunkan dari kedua orangtuanya. Jadi pada dasarnya saat ibu mengandung , jika sang ibu memiliki Rhesus berbeda dengan janin , tubuh sang ibu akan sedikit sedikit mulai menyadari adanya antigen lain yang tidak sesuai dengan tubuh , antigen yang dimaksud adalah Rh dari janin yang dikandungnya,

 Tubuh sang ibu lama kelamaan akan mulai membentuk antibody untuk melawan antigen tersebut. Biasanya antibody yang dihasilkan ini baru akan jadi dan sempurna terbentuk setelah anak pertama lahir , sehingga anak pertama biasanya memiliki resiko lebih kecil mengalami Eritroblastosis fetalis karena saat itu tubuh sang ibu belum menolak keberadaannya , tapi pada kehamilan kedua , disinilah penyakit ini jadi masalah besar. Tubuh sang ibu yang sudah memiliki antibody yang menolak rhesus berlawanan ini akan menyerang sang buah hati  karena janin sudah dianggap sebagai benda asing oleh tubuh sang ibu . dan jika dibiarkan lama kelamaan sang bayi akan mengalami Hemolisis . 

Hemolisis akan menyebabkan janin mengalami anemia sehingga respon tubuh janin satu satunya supaya bisa tetap bertahan hidup adalh dengan melepas bakal sel darah merah (Eritroblas) ke dalam tubuh , sehingga tubuh bayi dialiri eritrosit yang belum sempurna terbentuk dan lama kelamaan dapat berefek buruk pada perkembangan hati dan limpa dan jika seandainya tubuh janin tidak kuat terhadap efek efek tersebut  maka janin akan mengalami kematian di dalam rahim.

            Dari analisa penyakit Eritroblastosis Fetalis di atas ini kita bisa mengetahui bahwa penyakit ini adalah penyakit yang bisa ditimbulkan akibat keturunan atau kelainan genetika atau lebih tepatnya penyakit ini adalah kelainan itu sendirir, sehingga bisa dibilang penyakit ini akan sangat sulit untuk disembuhkan karena penyakit ini merupakan kelainan atau suatu mutasi. Namun meskipun demikian , cara untuk meminimalisirkan penyakit ini masih ada , sehingga penyakit ini masih dapat dicegah.

            Eritroblastosis Fetalis terjadi kerana beda rhesus tubub pada manusia , di Indonesia dan juga daerah Asia sebagian besar orang memiliki Rhesus positif (Rh+) dan diperkirakan hanya 5% penduduk di asia yang memiliki Rhesus negatif (Rh-) , berbeda dengan pada daerah daerah dunia baru seperti eropa dan amerika

 karena pada daerah ini kepemilikan Rhesus negatif (Rh-) jauh lebih besar , bisa mencapai 15% penduduknya dan biasanya yang membawa Rhesus negatif ini merupakan orang orang kulit putih atau kamu kaukasian , sehingga sebenarnya di Indonesia bahaya terjadinya Eritroblastosis Fetalis  jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan kemungkinan terjadi penyakit ini di luar Indonesia dan asia.

 Nah dalam kasus kali ini yang menyebabkan resiko lebih besar pada orang asia adalah apabila terjadi perkawinan interracial , yaitu orang asia menikah dengan orang kulit putih atau kaukasian , maka sebaiknya dicheck terlebih dahulu rhesus darah mereka , karena mungkin saja pasangan yang dimiliki memiliki rhesus negatif atau berbeda ini akan jelas membantu mengurangi resiko terjadinya Eritroblastosis fetalis.

            Beberapa cara meminimalisir penyakit ini salah satunya adalah dengan pemberian suntik RhoGAM. RhoGAM adalah suatu produk imunoglobin Rh yang berfungsi menetralkan reaksi perbedaan rhesus tubuh ibu dan janin. Bila seandainya saat mengandung anak pertama sudah diketahui bahwa sang ibu dan janin memiliki Rhesus berbeda , maka dalam jangka waktu sekitar 28 minggu masa kehamilan , sang ibu harus disuntikan RhoGAM sebagai tindakan preventif terhadap kelainan darah ini selain  pada masa kehamilan , hal ini juga dilakukan pada saat setelah kelahiran sang anak pertama , kira kira penyuntikan dilakukan 72 jam setelah sang anak lahir. 

Hal ini dilakukan supaya pada kehamilan kedua tidak akan terjadi masalah dengan kehamilan dan gangguan gangguan dari kelainan darah Eritroblastosis Fetalis, namun perlu diingat bahwa RhoGAM bukan merupakan barang yang selalu ada di rumah sakit , sehingga perlu adanya konfirmasi dengan dokter jauh jauh hari , karena dikhawatirkan barang tidak ada di tempat saat diperlukan.

            Penggunaan RhoGAM ini adalah satu dari berbagai cara terbaik mencegah kelainan ini, cara ini dapat dilakukan bila kedua orang tua sadar akan kelainan yang terjadi dalam janin dan bertindak cepat untuk melakukan tindakan preventif , tapi apabila kedua orangtua terlambat menyadari , masih adakah cara lain? 

Tentu ada cara lain , yaitu dengan melakukan check screening atau Scanner Ultrasonografi. Screening ini berguna untuk mengecek kondisi atau keadaan janin dalam tubuh sang ibu . beberapa hal yang dicheck antara lain adalah Pernapasan, peredaran darah, cairan paru-paru dan gejala gejala perbesaran Hati yang semuanya ini bertujuan untuk mengecek gejala gejala terjadinya eritroblastosis. 

Jika sudah dilakukan screening ini , bisanya dilakukan pula proses yang disebut pengecekan amniosentesis . Pengecekan ini adalah pengecekan yang bertujuan untuk mengecek gejala anemia pada bayi . Pengecekan gejala anemia ini bertujuan untuk memantau sudah separah apa terjadinya kelainan darah pada janin , dan apabila ternyata keadaan janin normal maka janin aman dari gejala Eritroblastosis fetalis. Apabila terjadi kelainan pada sel darah merah janin atau terjadi anemia , maka perlu dilakukan tindak lanjut

ada 2 kemungkinan tindak lanjut sesuai dari usia sang janin , yang pertama adalah persalinan dini , hal ini dilakukan apabila janin sudah cukup umur untuk dilakukan persalinan, dan setelah kelahiran bayi harus seegera mungkin diberi pengganti darah atau didonor darah akibat hilangnya darah akibat anemia. Donor darah yang dilakukan tidak sembarang darah namun darah yang bergolongan dan ber-rhesus sama. Cara lain adalah Transfusi darah ke dalam janin , hal ini dilakukan apabila sang janin belum siap untuk dilahirkan. Transfusi darah ini ada 2 yaitu transfusi Tukar dan  Transfusi Intrauterin. 

Transfusi tukar adalah transfusi darah yang dilakukan dengan menggunakan darah yang berjenis sama dengan sang ibu dan sebaiknya menggunakan Rhesus negatif dan jenis transfusi ini harus dilakukan berkali kali dan sesering mungkin supaya dapat mengurangi resiko terjadinya anemia pada sang janin. Metode Transfusi yang kedua adalah metode Transfusi intrauterine. Cara ini dilakukan dengan cara mentransfusikan darah merah atau eritrosit melalui plasenta, dalam proses ini sel darah merah yang sudah ditransfusikan akan diserap oleh tubuh dalam proses absorpsi dan lalu disalurkan atau disirkulasikan ke seluruh tubuh. 

Cara ini adalah cara yang cukup baik untuk dilakukan apabila sang bayi memiliki kondisi organ yang baik , terutama pada organ paru paru. Perlu diketahui bahwa pencegahan dengan cara Trnasfusi ini bisa dibilang cukup beresiko dan bia berbahaya jika ada kesalahan dalam prosesnya , oleh karena itu diperlukan bantuan dokter khusus yang tahu bidangnya untuk membantu proses transfusi ini.

            Kita sudah tahu bahwa Eritroblastosis fetalis merupakan Kelainan darah dan merupakan suatu penyakit yang belum ditemukan cara menghilangkannya , dan dari fakta fakta ini , kita bisa berkata bahwa kelainan darah ini hanya dapat dicegah  tidak dihilangkan sepenuhnya dengan cara cara seperti penyuntikan RhoGAM , Screening , Trnasfusi darah

bahkan setelah diminimalisirpun , kelainan ini masih mungkin terbawa oleh gen keturunan berikutnya. Oleh karena itu , opini saya tentang bisa atau tidaknya penyakit eritroblastosis fetalis ini untuk disembuhkan adalah belum bisa untuk disembuhkan namun hanya bisa diminimalisir.

            Sekian Essay yang berisikan opini saya tentang kelianan darah ini , sekian dari saya dan Terima kasih.

Sumber :

http://iknowledges.blogspot.co.id

Wikipedia

Biologi XI erlangga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun