Mohon tunggu...
Yohan Ariesto
Yohan Ariesto Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Saat Janin Ditolak oleh Tubuh Sang Ibu

25 November 2017   00:56 Diperbarui: 25 November 2017   01:18 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

 karena pada daerah ini kepemilikan Rhesus negatif (Rh-) jauh lebih besar , bisa mencapai 15% penduduknya dan biasanya yang membawa Rhesus negatif ini merupakan orang orang kulit putih atau kamu kaukasian , sehingga sebenarnya di Indonesia bahaya terjadinya Eritroblastosis Fetalis  jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan kemungkinan terjadi penyakit ini di luar Indonesia dan asia.

 Nah dalam kasus kali ini yang menyebabkan resiko lebih besar pada orang asia adalah apabila terjadi perkawinan interracial , yaitu orang asia menikah dengan orang kulit putih atau kaukasian , maka sebaiknya dicheck terlebih dahulu rhesus darah mereka , karena mungkin saja pasangan yang dimiliki memiliki rhesus negatif atau berbeda ini akan jelas membantu mengurangi resiko terjadinya Eritroblastosis fetalis.

            Beberapa cara meminimalisir penyakit ini salah satunya adalah dengan pemberian suntik RhoGAM. RhoGAM adalah suatu produk imunoglobin Rh yang berfungsi menetralkan reaksi perbedaan rhesus tubuh ibu dan janin. Bila seandainya saat mengandung anak pertama sudah diketahui bahwa sang ibu dan janin memiliki Rhesus berbeda , maka dalam jangka waktu sekitar 28 minggu masa kehamilan , sang ibu harus disuntikan RhoGAM sebagai tindakan preventif terhadap kelainan darah ini selain  pada masa kehamilan , hal ini juga dilakukan pada saat setelah kelahiran sang anak pertama , kira kira penyuntikan dilakukan 72 jam setelah sang anak lahir. 

Hal ini dilakukan supaya pada kehamilan kedua tidak akan terjadi masalah dengan kehamilan dan gangguan gangguan dari kelainan darah Eritroblastosis Fetalis, namun perlu diingat bahwa RhoGAM bukan merupakan barang yang selalu ada di rumah sakit , sehingga perlu adanya konfirmasi dengan dokter jauh jauh hari , karena dikhawatirkan barang tidak ada di tempat saat diperlukan.

            Penggunaan RhoGAM ini adalah satu dari berbagai cara terbaik mencegah kelainan ini, cara ini dapat dilakukan bila kedua orang tua sadar akan kelainan yang terjadi dalam janin dan bertindak cepat untuk melakukan tindakan preventif , tapi apabila kedua orangtua terlambat menyadari , masih adakah cara lain? 

Tentu ada cara lain , yaitu dengan melakukan check screening atau Scanner Ultrasonografi. Screening ini berguna untuk mengecek kondisi atau keadaan janin dalam tubuh sang ibu . beberapa hal yang dicheck antara lain adalah Pernapasan, peredaran darah, cairan paru-paru dan gejala gejala perbesaran Hati yang semuanya ini bertujuan untuk mengecek gejala gejala terjadinya eritroblastosis. 

Jika sudah dilakukan screening ini , bisanya dilakukan pula proses yang disebut pengecekan amniosentesis . Pengecekan ini adalah pengecekan yang bertujuan untuk mengecek gejala anemia pada bayi . Pengecekan gejala anemia ini bertujuan untuk memantau sudah separah apa terjadinya kelainan darah pada janin , dan apabila ternyata keadaan janin normal maka janin aman dari gejala Eritroblastosis fetalis. Apabila terjadi kelainan pada sel darah merah janin atau terjadi anemia , maka perlu dilakukan tindak lanjut

ada 2 kemungkinan tindak lanjut sesuai dari usia sang janin , yang pertama adalah persalinan dini , hal ini dilakukan apabila janin sudah cukup umur untuk dilakukan persalinan, dan setelah kelahiran bayi harus seegera mungkin diberi pengganti darah atau didonor darah akibat hilangnya darah akibat anemia. Donor darah yang dilakukan tidak sembarang darah namun darah yang bergolongan dan ber-rhesus sama. Cara lain adalah Transfusi darah ke dalam janin , hal ini dilakukan apabila sang janin belum siap untuk dilahirkan. Transfusi darah ini ada 2 yaitu transfusi Tukar dan  Transfusi Intrauterin. 

Transfusi tukar adalah transfusi darah yang dilakukan dengan menggunakan darah yang berjenis sama dengan sang ibu dan sebaiknya menggunakan Rhesus negatif dan jenis transfusi ini harus dilakukan berkali kali dan sesering mungkin supaya dapat mengurangi resiko terjadinya anemia pada sang janin. Metode Transfusi yang kedua adalah metode Transfusi intrauterine. Cara ini dilakukan dengan cara mentransfusikan darah merah atau eritrosit melalui plasenta, dalam proses ini sel darah merah yang sudah ditransfusikan akan diserap oleh tubuh dalam proses absorpsi dan lalu disalurkan atau disirkulasikan ke seluruh tubuh. 

Cara ini adalah cara yang cukup baik untuk dilakukan apabila sang bayi memiliki kondisi organ yang baik , terutama pada organ paru paru. Perlu diketahui bahwa pencegahan dengan cara Trnasfusi ini bisa dibilang cukup beresiko dan bia berbahaya jika ada kesalahan dalam prosesnya , oleh karena itu diperlukan bantuan dokter khusus yang tahu bidangnya untuk membantu proses transfusi ini.

            Kita sudah tahu bahwa Eritroblastosis fetalis merupakan Kelainan darah dan merupakan suatu penyakit yang belum ditemukan cara menghilangkannya , dan dari fakta fakta ini , kita bisa berkata bahwa kelainan darah ini hanya dapat dicegah  tidak dihilangkan sepenuhnya dengan cara cara seperti penyuntikan RhoGAM , Screening , Trnasfusi darah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun