Mohon tunggu...
Yohana Eunike Stefi
Yohana Eunike Stefi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Part of Gerilya (Gerakan Inisiatif Tenaga Surya) KESDM

Saya seorang mahasiswa teknik elektro yang tertarik di bidang EBT

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sektor Energi untuk Semua Gender

16 Februari 2023   21:58 Diperbarui: 16 Februari 2023   22:01 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Gender Mainstreaming adalah istilah yang mengacu pada upaya untuk memastikan bahwa perspektif gender dan kesetaraan gender diambil dalam perencanaan, implementasi, dan evaluasi politik dan program pembangunan. Tujuannya adalah untuk mengatasi diskriminasi gender dan memastikan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki akses yang sama dan kesempatan untuk mengejar kebahagiaan dan kesuksesan. Hal ini memerlukan analisis dan penyelesaian gender untuk menentukan bagaimana politik dan program dapat lebih efektif memenuhi kebutuhan dan mempromosikan hak-hak laki-laki dan perempuan. Ini juga memerlukan partisipasi dan keterlibatan laki-laki dan perempuan dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan untuk memastikan bahwa perspektif mereka diperhitungkan.

Gender Mainstreaming sangat penting dalam upaya untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals, SDGs). Semua poin SDGs memiliki target dan indikator yang mencakup perspektif gender dan kesetaraan gender. Ini menunjukkan komitmen global untuk mengatasi diskriminasi gender dan memastikan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki akses yang sama dan kesempatan untuk mencapai kebahagiaan dan kesuksesan. Beberapa SDGs yang mencakup Gender Mainstreaming secara eksplisit antara lain SDG 5: Kesetaraan Gender, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, dan SDG 8: Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan. Namun, seluruh SDGs membutuhkan Gender Mainstreaming untuk dapat tercapai secara efektif, karena diskriminasi gender mempengaruhi seluruh aspek pembangunan.

Selain ketiga SDG diatas, SDG 7 yaitu energi bersih dan berkelanjutan juga sangat erat kaitannya dengan Gender Mainstreaming.  Hal ini dikarenan diskriminasi gender akan mempengaruhi akses dan partisipasi laki-laki dan perempuan dalam sektor energi. Laki-laki dan perempuan memiliki kebutuhan yang berbeda terkait dengan akses dan pemanfaatan energi, dan diskriminasi gender dapat membatasi akses perempuan terhadap sumber energi dan mempengaruhi kualitas hidup mereka. Beberapa contoh diskriminasi gender dalam bidang energi meliputi:

1) Akses yang tidak setara: Perempuan seringkali memiliki akses yang lebih terbatas terhadap sumber energi seperti listrik, bahan bakar, dan air bersih, sehingga mempengaruhi kualitas hidup mereka dan produktivitas pekerjaan.

2) Partisipasi yang tidak inklusif: Perempuan seringkali terbatas dalam partisipasi dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan dalam sektor energi, sehingga tidak memastikan bahwa kebutuhan dan hak-hak mereka diambil kedalam akun.

3) Stereotipe gender: Stereotipe gender seringkali membatasi akses perempuan terhadap teknologi dan informasi dalam sektor energi, serta membatasi partisipasi mereka dalam pekerjaan dalam bidang energi.

4) Keamanan: Perempuan seringkali mengalami tingkat keamanan yang lebih rendah dalam proyek-proyek energi, seperti pembangunan proyek hidroenergi atau tambang, dan mereka seringkali menjadi korban pengungsi internal.

5) Diskriminasi dalam pekerjaan: Perempuan seringkali mengalami diskriminasi dalam pekerjaan dalam bidang energi, termasuk diskriminasi gaji dan akses terhadap kesempatan promosi.

Diskriminasi gender dalam bidang energi ini dapat diatasi dengan melakukan upaya untuk memastikan akses yang sama dan partisipasi inklusif bagi laki-laki dan perempuan dalam sektor energi, serta memastikan bahwa kebutuhan dan hak-hak mereka diambil kedalam akun dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan. Ini dapat dilakukan melalui Gender Mainstreaming dan pendekatan partisipatif yang memastikan bahwa semua pihak terlibat dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan.

Dengan melakukan Gender Mainstreaming dalam sektor energi, perencanaan dan implementasi proyek-proyek energi dapat lebih inklusif dan memastikan bahwa kebutuhan dan hak-hak laki-laki dan perempuan diambil kedalam akun. Ini dapat memastikan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki akses yang sama terhadap sumber energi dan mempromosikan kesetaraan gender dalam sektor energi. Beberapa contoh bagaimana Gender Mainstreaming diterapkan dalam sektor energi meliputi:

1) Menyediakan akses yang sama bagi laki-laki dan perempuan terhadap sumber energi, seperti listrik, bahan bakar, dan air bersih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun