Mohon tunggu...
Yohana Yunus
Yohana Yunus Mohon Tunggu... Perawat - Mahasiswi S1 Ilmu Keperawatan UI

Selamat membaca :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penyakit, Kecelakaan dan Cedera Akibat Kecelakaan Kerja dalam Keperawatan

12 Oktober 2020   18:20 Diperbarui: 25 Mei 2021   11:02 5344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Intip kecelakaan kerja dalam dunia keperawatan. | Kompas

Selain itu, pembersihan, desinfeksasi dan sterilisasi peralatan seperti instrumen bedah, prostesa, proses alat sekali pakai dan saat membungkus kembali peralatan yang dipakai dapat menjadi faktor risiko biologi bagi perawat.

       Paparan radiasi sinar elektromagnetik merupakan faktor risiko kimia yang menyebabkan efek somatik non-stochastik dan efek somatik stochastik pada tubuh tenaga kesehatan (Kiswanjaya, 2017).  Efek somatik non stochastik sendiri merupakan hasil yang timbul dari kerusakan kumpulan sel yang membentuk jaringan dan organ serta kerusakan yang pasti akan terjadi bila dosis radiasi yang diterima tinggi (Kelsey, C. A., Heintz, P. H., Sandoval, D. J., Chambers, G. D., Adolphi, N. L., & Paffett, 2013). 

Contohnya, kemerahan pada kulit, dan katarak pada mata. Efek ini memiliki ambang rangsang yang apabila belum dilewati tidak akan menimbulkan efek pada tubuh. berbeda dengan somatik non stochastik, efek somatik stochastik timbul dari interaksi di tingkat sel, khususnya dengan molekul DNA. Hal ini terjadi random yaitu, semua dapat mengalami atau tidak sama sekali sehingga efek ini memiliki dampak yang berbeda-beda pada setiap individu.  

Baca juga: 5 Mitos Dunia Kerja Perawat

Kemudian, efek ini terjadi apabila tubuh terpapar radiasi oleh dosis radiasi sekecil apapun, tanpa ambang rangsang tertentu dan terjadi setelah beberapa tahun kemudian atau efek tertunda. Contohnya, terjadinya leukemia, neoplasma, cancer induction pada tubuh. oleh karena itu, probabilitas kerusakan sel yang terjadi tergantung pada dosis radisasi.

       Cedera akibat kerja merupakan dampak fisik seperti patah, retak, luka dan sebagainya yang diakibatkan oleh kecelakaan (Dressner, 2017). Jenis cedera akibat kecelakaan kerja dan klasifikasi dampak yang ditimbulkan menurut The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, terbagi menjadi cedera akibat kerja non fatal, cedera fatal, cedera yang menyebabkan kehilangan waktu kerja (Loss Time Injury), kehilangan hari kerja (Loss Time day), tidak mampu bekerja atau cedera dengan kerja terbatas, cedera dirawat dan cedera ringan. 

Beberapa penyebab utama cedera dibidang perawatan kesehatan meliputi, overexertion, kegiatan mengangkat dan memindahkan pasien, tertusuk jarum suntik, kekerasan, dan kekurangan sumber daya manusia. Dampak cedera akibat kerja perawat terbesar adalah sprain dan strain, Bergesernya cakram intervertebralis, tertularnya penyakit HIV/AIDS, Hepatitis B atau C, infeksi patogen, fraktur, dan cedera kepala (Bell, J. Collins, James. Dalsey, Elizabeth. Sublet, 2010).

        Sprain dan strain menurut OSHA merupakan cedera yang paling sering dilaporkan di antara petugas kesehatan (Occupational Safety and Health Administration, 2013). Cedera ini memengaruhi bahu dan punggung bagian bawah. Mekanika tubuh yang salah saat memindahkan atau mengangkat pasien dapat merusak cakram intervertebralis (penopang medulla spinalis).  

The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menunjukkan bahwa tertusuknya jarum suntik secara signifikan meningkatkan risiko penyebaran penyakit yang ditularkan melalui darah seperti HIV / AIDS atau Hepatitis B atau C. Infeksi terjadi akibat patogen di udara atau paparan lendir dan limbah tubuh. Patah tulang atau fraktur paling sering terjadi akibat kekerasan di tempat kerja. 

Cedera kepala terjadi akibat terpeleset (slip), tersandung (trip), dan terjatuh (fall). Perawat juga dapat mengalami banyak cedera selain yang disebutkan diatas karena perawat menghabiskan hari-hari mereka memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dalam kondisi berbahaya dan tempat kerja yang berbahaya (Ozturk & Babacan, 2014).

       Usaha pengendalian di lingkungan kerja rumah sakit sangat penting direncanakan dan diterapkan diantaranya mengkaji kesehatan kerja tenaga kesehatan, staf dan karyawan; standarisasi sanitasi lingkungan rumah sakit dan keamanan pasien dan pengunjung rs. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun