Mohon tunggu...
dr Yohana Elisabeth
dr Yohana Elisabeth Mohon Tunggu... Dokter - Polda Metro Jaya

Nutrisi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Cegah Anemia pada Remaja

7 Desember 2022   17:10 Diperbarui: 12 Desember 2022   09:44 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pusing sakit kepala akibat anemia. Sumber: Kompas.com

Penulis: dr. Yohana Elisabeth Gultom

(Departemen Ilmu Gizi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia)

 Anemia merupakan masalah nutrisi yang sering terjadi di Indonesia, terutama akibat kekurangan besi. Anemia defisiensi besi banyak dialami oleh bayi, remaja, dan ibu hamil. 

Hal ini berkaitan dengan meningkatnya kebutuhan fungsi tubuh manusia pada tiap fase kehidupan, khususnya fase percepatan pertumbuhan (growth spur)di usia bayi dan usia remaja.

Usia remaja membutuhkan nutrisi untuk mendukung periode pertumbuhan. Remaja perempuan memiliki risiko anemia karena peningkatan kebutuhan besi selama pertumbuhan dan kehilangan besi selama siklus menstruasi, kurangnya asupan makanan yang mengandung besi dan vitamin C, diet dengan pembatasan kalori yang ketat, menunda sarapan, olah raga yang berat. Dampak dari anemia defisiensi besi ini adalah terganggunya pertumbuhan dan perkembangan, kelelahan, mudah terserang infeksi, dan menurunnya prestasi belajar.

Salah satu upaya untuk mencegah anemia besi adalah dengan makan makanan mengandung zat besi dan vitamin C. Besi memiliki peran penting dalam tubuh, yaitu untuk perkembangan sistem saraf di otak, pembentukan sel darah merah, metabolisme zat gizi dalam tubuh, dan pembentukan DNA (deoxyribonucleate acid). 

Besi juga menjadi sumber energi bagi otot sehingga, mempengaruhi ketahanan otot dalam aktivitas sehari-hari. Penyerapan besi di usus ditingkatkan oleh vitamin C dalam makanan dan gula. 

Penyerapan besi dapat terganggu oleh polifenol (yang terdapat dalam teh) dan fitat (yang terdapat dalam kacang-kacangan). Cara agar penyerapan besi ini berlangsung maksimal adalah dengan mengonsumsi makanan sumber vitamin C saat waktu makan dan diperlukan jeda waktu sekitar dua jam jika ingin mengonsumsi makanan/minuman yang mengandung polifenol dan fitat tersebut.

Kebutuhan besi bagi remaja perempuan adalah 150 g/hari, dapat diperoleh dari sumber makanan sumber protein hewani dengan 40 gram protein per hari, yaitu satu potong sedang ayam, satu potong sedang ikan, lima ekor sedang udang, dan 2,5 butir telur ayam. 

Kebutuhan vitamin C remaja perempuan adalah 75 g/hari, dapat diperoleh dari bahan makanan sumber vitamin C seperti jeruk manis dua buah atau sebuah jambu biji merah.

Pentingnya mengonsumsi bahan makanan sumber besi dan vitamin C ini dapat mencegah terjadinya anemia defisiensi besi. Anak remaja akan terhindar dari masalah terganggunya pertumbuhan dan perkembangan, kelelahan, mudah terserang infeksi, dan menurunnya prestasi belajar. Tentunya orang tua atau pengasuh berperan penting dalam memenuhi kebutuhan gizi remaja.

DAFTAR REFERENSI

  • Stang JS. Nutrition in Adolescence. In: Brown JE. Nutrition Through the Life Cycle. 6th Edition. Boston: Cengage. 2016, p 387
  • Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia.
  • Miller DD. Minerals. In: Fennema OR, Damodaran S, Parkin KL. Fennema's Food Chemistry. 5th Edition. New York: Taylor&Francis Group. 2017, P 647.
  • Larson N, Leak TM, Stang JS. Nutrition in Adolescence. In: Raymond JL, Morrow KK. Krause & Mahan's Food & The Nutrition Care Process. 15th Edition. St Louis: Elsevier. 2019, p 347
  • Essential trace and Ultratrace minerals. In: Gropper SS, Smith JL, Carr TP.  Advanced Nutrition and Human Metabolism. 8th Edition. Boston: Cengage. 2022, p 528
  • nutrisurvey

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun