Umkm merupakan salah satu roda penggerak perekonomian di indonesia, umkm dapat menjadi besar apabila di jalankan dengan baik dan secsra profesional
Melalui studi kasus Pabrik Tempe Mas Arman di Demangan, Kartasura, artikel ini akan mengeksplorasi bagaimana analisis biaya-volume-laba (BVL) dapat diterapkan untuk mendukung pengelolaan keuangan dan meningkatkan kinerja UMKM. Pabrik ini menjadi contoh konkret bagaimana akuntansi manajemen mampu membantu pemilik usaha dalam mengoptimalkan operasional dan mencapai target laba.
Konsep Dasar Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen adalah sistem yang dirancang untuk membantu pengambilan keputusan internal dengan menyediakan informasi terkait biaya, pendapatan, dan keuntungan. Tidak seperti akuntansi keuangan yang fokus pada pelaporan kepada pihak eksternal, akuntansi manajemen bertujuan untuk mendukung efisiensi dan efektivitas operasi bisnis.
Salah satu pendekatan dalam akuntansi manajemen adalah analisis biaya-volume-laba (BVL). Pendekatan ini membantu UMKM memahami:
1. Margin kontribusi, atau keuntungan yang diperoleh setelah mengurangi biaya variabel.
2. Break Even Point (BEP), yaitu titik impas di mana pendapatan sama dengan biaya, tanpa menghasilkan laba atau rugi.
3. Margin of Safety, yang menunjukkan seberapa jauh penjualan dapat turun sebelum mengalami kerugian.
Dengan memahami komponen-komponen tersebut, pemilik usaha dapat mengambil keputusan berbasis data, seperti menentukan harga jual, volume produksi optimal, dan target laba.
Studi Kasus: Penerapan Akuntansi Manajemen pada Pabrik Tempe Mas Arman
Profil Pabrik Tempe Mas Arman
Pabrik Tempe Mas Arman merupakan UMKM yang memproduksi tempe berkualitas di Kartasura. Dengan kapasitas produksi 1.250 tempe per hari dan 26 hari kerja dalam sebulan, pabrik ini menghadapi tantangan dalam mengelola biaya bahan baku, tenaga kerja, dan operasional.
Berbagai data yang dikumpulkan melalui observasi langsung dan wawancara dengan pemilik pabrik menunjukkan bahwa penerapan analisis BVL membantu usaha ini dalam merencanakan strategi laba yang lebih terukur.
Temuan Analisis Biaya-Volume-Laba
1.Margin Kontribusi
Dari total penjualan senilai Rp162.500.000 per bulan, margin kontribusi yang diperoleh Pabrik Tempe Mas Arman adalah Rp104.652.000. Rasio margin kontribusi mencapai 64,40%, yang menunjukkan bahwa pabrik ini mampu menutupi biaya tetap dan memiliki peluang menghasilkan laba lebih besar.
2. Break Even Point (BEP)
Titik impas dalam unit produksi adalah 397 unit tempe per bulan, sedangkan BEP dalam bentuk pendapatan adalah Rp1.984.951. Artinya, Pabrik Tempe Mas Arman harus menjual setidaknya 397 unit untuk menutup semua biaya operasional.
3. Margin of Safety
Dengan total penjualan Rp162.500.000, margin of safety mencapai Rp160.515.049, atau 98,77%. Hal ini menunjukkan bahwa pabrik memiliki toleransi penurunan penjualan yang sangat tinggi sebelum mengalami kerugian.
4. Strategi Perencanaan Laba
Pemilik pabrik merencanakan kenaikan laba sebesar 15% untuk bulan berikutnya. Berdasarkan analisis, target ini dapat dicapai dengan meningkatkan produksi dan penjualan dari 32.500 unit menjadi 37.315 unit.
Manfaat Akuntansi Manajemen bagi UMKM
Studi kasus di atas menunjukkan betapa pentingnya akuntansi manajemen dalam mendukung kinerja UMKM. Berikut adalah manfaat utama yang bisa diperoleh:
1. Mengoptimalkan Penggunaan Sumber Daya
Dengan analisis biaya, pemilik usaha dapat mengidentifikasi pengeluaran yang tidak produktif dan mengalokasikan anggaran ke area yang lebih strategis.
2. Meningkatkan Efisiensi Operasional
Alat seperti BVL memungkinkan UMKM untuk memantau biaya tetap dan variabel, sehingga operasional dapat berjalan lebih efisien.
3. Mendukung Pengambilan Keputusan
Data yang akurat membantu pemilik usaha menentukan harga jual, volume produksi, dan strategi pemasaran dengan lebih percaya diri.
4. Meningkatkan Daya Saing
Dengan margin kontribusi yang tinggi dan perencanaan laba yang matang, UMKM dapat bertahan di pasar yang kompetitif
5. Menarik Investasi dan Mitra Bisnis
Laporan keuangan yang transparan meningkatkan kredibilitas UMKM di mata investor dan mitra bisnis potensial.
Rekomendasi untuk UMKM
Berdasarkan temuan dari Pabrik Tempe Mas Arman, ada beberapa langkah yang bisa diadopsi oleh UMKM lainnya:
1. Gunakan Software Akuntansi: Teknologi dapat membantu mencatat transaksi secara otomatis dan menyusun laporan keuangan dengan mudah.
2. Terapkan Sistem Anggaran: Anggaran adalah alat penting untuk mengendalikan pengeluaran dan memastikan profitabilitas.
3. Pelajari Analisis BVL: Memahami hubungan antara biaya, volume, dan laba membantu UMKM membuat keputusan yang lebih baik.
4. Libatkan Profesional: Jika memungkinkan, bekerja sama dengan konsultan akuntansi dapat memberikan hasil yang lebih optimal.
Kesimpulan
Akuntansi manajemen adalah alat strategis yang sangat bermanfaat bagi UMKM dalam meningkatkan kinerja. Studi kasus Pabrik Tempe Mas Arman menunjukkan bagaimana pendekatan analisis BVL dapat membantu dalam perencanaan laba, pengelolaan biaya, dan pengambilan keputusan yang lebih baik.
Dengan mengintegrasikan akuntansi manajemen ke dalam operasional sehari-hari, UMKM tidak hanya dapat bertahan di pasar, tetapi juga berkembang secara signifikan. Penerapan yang konsisten akan membuka peluang baru dan memberikan kontribusi besar bagi perekonomian nasional.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI