Mohon tunggu...
Yogi Zahary Ramadhan
Yogi Zahary Ramadhan Mohon Tunggu... Aktris - @yogiiii10

@yogiiii10

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tidak Ada yang Tidak Mungkin

23 Februari 2021   00:20 Diperbarui: 23 Februari 2021   00:41 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bel masuk berbunyi pembelajaran akan segera dimulai, Pak Niko masuk ke kelas 11 MIPA 2 selaku guru biologi dan wali kelas kelas 12 MIPA 2, "Halo selamat pagi anak-anak" Ucap Pak Niko. "Pagi pakkk." Jawab anak-anak. "Bapak mau mengingatkan bahwa kalian akan menghadapi ujian akhir semester 1 bulan lagi, oleh karena itu kalian lebih giat belajar untuk hasil yang memuaskan."Ucap Pak Niko. "Yahhh... baru aja kemarin ujian sekarang udah ujian lagi pak." Jawab Alya. Anak-anak kompak menjawab "betul tuh pak." "Nilai kalian akan tergantung dengan usaha kalian sendiri, kalian sudah kelas 11 sudah saatnya memikirkan masa depan."Ucap Pak Niko, semua murid menjawab "baik pak.", Pak Niko tersenyum dan menuju ke bangku paling belakang, "Apakah kamu menggunakan make up?"tanya Pak Niko kepada Zeira. "tidak kok pak" Jawab Zeira. "Cepat hapus , kalau tidak kamu akan saya hukum."Ucap Pak Niko. "Baik Pak."Jawab Zeira. Bel pulang pun berbunyi menandakan pembelajaran telah selesai.

Keesokan harinya Nenek membangunkan Karin untuk pergi ke sekolah barunya, "Apa kau tak mau ke sekolah hari ini?" Tanya nenek. "Ini kan hari pertamaku, jadi aku bisa terlambat." Jawab Karin. "Sudah cepat jangan banyak alasan, nanti kamu terlambat." Ucap nenek. Setelah Karin bersiap-siap dan hendak pergi ke sekolah, nenek Karin keluar dengan menggunakan pakaian yang rapih. "Nek mau kemana kok rapih sekali?"Tanya Karin. "Aku bisa pergi sendiri nek."Ucap Karin. Nenek khawatir cucunya itu tidak benar-benar pergi ke sekolah karena ia tidak menggunakan seragam, namun akhirnya nenek mengizinkan Karin untuk pergi ke sekolah sendirian. "Apa nenek tak mau memberiku uang?aku harus membeli seragam baru" kata Karin kepada nenek. "Belilah setelah kau selesai mendaftar, jangan membeli sesuatu yang lain."Ucap nenek. "Iya nek."Ucap Karin.

Karin akhirnya memutuskan untuk tidak pergi ke sekolah ia pergi ke sebuah toko aksesoris, Karin melihat sekumpulan aksesoris yang ada didepannya, dan ia berniat untuk mencuri gelang, di belakang terlihat seorang pria yang memperhatikan Karin, dia adalah Dokter Kevin yang kebetulan sedang melihat-lihat untuk membelikan sebuah kado untuk temannya, Karin pun mengambil gelang tersebut dan menyembunyikannya di celananya, ketika Karin mau keluar seorang pria memanggilnya, "Hey berhenti!"Ucap penjaga toko. Karin pun berhenti dan pria itu menghampiri Karin untuk memeriksanya, penjaga toko itu menarik baju Karin, Karin pun teriak karena penjaga toko itu menyentuhnya dan akhirnya penjaga toko itu memanggil pegawai wanitanya untuk memeriksa Karin. Dokter Kevin melihat dari kejauhan dan menghampirinya dan mencoba membela Karin, "Mungkin agak tidak sopan jika saya ikut bicara, tapi dia sudah bilang tak mencuri apa-apa." Ucap dr Kevin, sebenarnya dr Kevin menyadari bahwa Karin mencuri namun ia membelanya karena dia tau bahwa Karin masih seorang pelajar. "Tapi tuan, kau hanya tak tahu sifat anak muda jaman sekarang. " Ucap penjaga toko. Akhirnya Karin dibebaskan untuk pergi, dan dr Kevin membayar barang yang di curi oleh Karin. Di sebuah taman, Karin berjalan tiba-tiba mendengar seseorang bertanya "Apakah kau senang?" Ucap dr kevin. Karin berbalik dan bertanya balik "Apakah kau berbicara kepadaku?" "Apakah kau senang mencuri dan berbohong, kau membuat orang yang percaya padamu itu malu. Tadi aku membelamu karena kau ini adalah seorang pelajar" Ucap dr Kevin.  "Sudahlah lagian aku juga tidak membutuhkan bantuanmu, apakah kau mempunyai bukti bahwa aku mencuri."Ucap Karin. Dr kevin mencoba menarik tas Karin tapi tak bisa akhirnya Karin mengambil jurus dengan menendang bahu dr Kevin sampai membuatnya terjatuh, dr Kevin terlihat kaget karena wanita itu sangat kuat. Karin bergegas untuk melarikan diri. Setelah berhasil melarikan ia lanjut berbelanja baju, ia tertuju pada sebuah baju tembus pandang dengan tertutup di bagian dada, tanpa berpikir lama ia membeli baju tersebut dan langsung memakainya, Ketika hendak ia berganti pakainnya di sebuah toilet ia membantu seorang wanita yang sedang di bully oleh tiga orang wanita, ternyata dia adalah Alya yang sedang di rampas dompetnya oleh geng zeira, Pertengkaran pun terjadi Karin yang memiliki bakat bela diri dengan mudahnya menghadapi Zeira dan teman-temannya, akhirnya mereka bertiga kabur dan Karin memberi dompetnya kepada Alya. Alya sangat berterima kasih dan terus mengikuti Karin "Tunggu-tunggu siapa namamu?" Tanya Alya. Karin hanya terdiam dan terus berjalan. "Baiklah jika kamu tidak memberi tahu namamu izinkan aku memberimu sedikit uang." Ucap Alya. Karin berhenti dan mengambil uang yang diberi Alya. "Kamu mau ya jadi temanku." Ucap Alya sembari memaksa Karin. "Sudahlah ambil kembali uangmu."Jawab Karin dengan meninggalkan Alya. Alya berharap dapat bertemu kembali dengan Karin dan bersahabat dengan Karin.

Malam hari pun tiba nenek sedang mempersiapkan beberapa lauk diatas meja dan menunggu Karin pulang, "Inikan sudah malam, kok Karin belum pulang juga"Ucap nenek. Nenek mondar-mandir di depan restorannya, dr Kevin pulang menyapa nenek dan menanyakan sedang apa nenek di luar, Nenek menceritakan sedang menunggu cucunya. Tak lama kemudian Karin datang dan neneknya kaget melihat Karin berpenampilan terbuka."Kenapa pakaianmu seperti ini?" Tanya nenek. Karin mengalihkan pembicaraan dan menanyakan mengapa nenek di luar akan berjalan masuk, lalu sadar dengan sosok orang yang ia kenal sebelumnya yaitu dr Kevin. "kau terlambat pulang jadi aku menunggumu, sapalah dia dr Kevin yang mengontrak di rumah kita."Ucap nenek. Karin menyapa tanpa mau menatapnya. "Bukankah kau yang tadi di toko aksesoris? Tanya dr Kevin. "Bukankah kau tadi sekolah?" Tanya nenek kepada Kari. "Tidak mungkin nek, tadi dia mencuri sebuah gelang di toko aksesoris." Ucap dr Kevin. "Tidak, mungkin kau salah orang." Ucap Karin dengan berbohong. "Mengapa kau sangat tidak sopan menuduh cucuku mencuri!" Ucap neneknya, "Semua orang tua pasti menganggap anaknya baik, nenek harus menerima kenyataan jika nenek begitu maka dia akan semakin berulah." Ucap dr kevin. "Kau adalah seorang dokter. Bagaimana kau bisa kurang ajar seperti ini kepada orang tua?"Ucap nenek yang sebenarnya percaya kepada dr Kevin namun ia tidak ingin cucunya sedih. Dr Kevin terdiam, akhirnya nenek dan Karin masuk dan meminta cucunya agar tak perlu memperdulikannya, nenek mempersiapkan makanan untuk Karin. Setelah makan nenek dan Karin tidur bersama, setelah Karin tertidur neneknya terbangun dan mengusap rambutnya sembari berkata "Aku tak mau cucuku bernasib sama sepertiku yang tak berpendidikan dan aku tidak mau cucuku direndahkan oleh orang lain." Karin yang belum tertidur pulas ia membalikan badannya membelakangi nenek dan berpura-pura tidur sembari menangis.

Pagi pun tiba cuaca di luar sangat cerah, Karin yang masih tertidur lelap dibangunkan oleh neneknya dengan disiram oleh segelas air. "Kenapa sih nek, mengganggu tidurku saja." Ucap Karin. "Jika kau tidak mau sekolah, kau harus membantuku, cepat siap-siap kita akan pergi ke pasar." Ucap nenek. Nenek dan Karin bersiap-siap untuk pergi ke pasar karena kebutuhan bahan-bahan untuk restoran nenek sudah habis. Ketika di pasar nenek memborong kebutuhan bahan-bahan dan Karin kewalahan membawa barang belanjaan nenek. Ketika di perjalanan pulang dr Kevin menawarkan bantuannya. "Nek sini biar kubantu membawa barang-barangnya."Ucap dr Kevin. "Tidak usah, Karena cucuku akan membantuku."Ucap nenek yang sebenarnya ingin membuat Karin untuk pergi ke sekolah. "Aduh nek berat, banyak sekali barang-barangnya."Ucap Karin. "Sudah kubilang lebih baik pergi ke sekolah dan belajar dari pada membantuku berdagang." Ucap nenek. "Kalau begitu saya berangkat dulu ke rumah sakit ya nek." Ucap dr Kevin. "Iya, hati-hati dijalan ya." Ucap nenek. Setibanya di rumah Karin yang sedang kecapean tiba-tiba berubah pikiran ia yang tidak mau pergi ke sekolah jadi ingin pergi ke sekolah. "Baiklah nek aku akan menuruti perkataanmu, aku akan pergi ke sekolah dan belajar."Ucap Karin. Nenek pun tersenyum dan senang karena cucunya memutuskan akan kembali sekolah.

Keesokan harinya, Karin yang telah memutuskan untuk pergi ke sekolah ia sedang bersiap-siap. Setibanya di sekolah Karin menuju ruang guru dan masuk ke ruang guru dengan kepala sekolah, Kepala sekolah menghampiri Pak Niko dan mengenalkan Karin karena Karin akan masuk ke kelas 11 MIPA 2 yang di wali kelaskan oleh Pak Niko. Pak Niko mengajak Karin untuk masuk ke kelas 11 MIPA 2 dan memperkenalkan Karin kepada teman-teman yang lain. "Selamat pagi anak-anak, hari ini bapak akan memperkenalkan murid baru kepada kalian, silahkan masuk." Karin masuk dan mulai memperkenalkan diri. "Perkenalkan nama saya Karin."Ucap Karin. Pak Niko berkomentar sangat singkat lalu menyuruh untuk duduk di bangku kosong pada bagian belakang. Ketika Karin berjalan menuju bangkunya, ia melihat Zeira yang membully Alya ketika di toilet saat itu, Zeira dan kedua temannya yang mengetahui itu melihat Karin dengan tatapan yang sinis, kebetulan Karin duduk di belakang bangku Alya, yaitu perempuan yang waktu itu ia bantu. "Haiii... ternyata namamu Karin, aku sangat senang akhirnya kita bertemu kembali." Ucap Alya. "Hufttt...." Ucap Karin dengan menghela nafasnya. Zeira yang masih memiliki dendam kepada Karin ia menghampiri Karin dan menarik rambut Karin, lalu terjadilah pertengkaran hebat diantara mereka berdua. Pak Niko yang sudah kesal karena mereka berdua susah dipisahkan akhirnya memukul meja dan membawa mereka ke ruang lab untuk menyelesaikan masalahnya. "Karena kelakuan kalian bapak akan menghukum menulis permintaan maaf 10.000 kata." Ucap Pak Niko. "Aku lebih suka dipukul. Aku lebih suka cepat mengakhirinya dari pada duduk disini." Ucap Karin. Pak Niko sempat terdiam sejenak. "Dia pasti mencoba kesabaranku. Apakah aku akan terpancing atau tidak." Ucap Pak Niko, "Baiklah, aku akan menuruti permintaanmu, Zeira tunggulah di luar." Ucap Pak Niko. Zeira pun keluar mengikuti perkataan Pak Niko. Pak Niko pun mengambil kayu dan hendak memukul Karin, ia berkata sangat membenci kekerasan oleh karena itu ia akan menunjukan betapa hebatnya ia dalam hal yang dibencinya itu, tangan Pak Niko mengancang-ancang untuk memukul, ketika mulai memukul tangannya terhenti tepat dibelakang punggung Karin. Pak Niko membuang tongkat kayunya lalu menyuruh Karin untuk berbalik. "Saya sangat membenci kekerasan, aku tak akan melakukan hal yang kubenci bahkan pada orang yang tak ku suka." Pak Niko akhirnya bercerita bahwa ia membenci kekerasan karena ia dulu saat sekolah sering di bully oleh temannya, dan temannya sering sekali memukulnya, ia tak bisa berbuat apa-apa karena ia tidak memiliki keluarga, ayah dan ibunya meninggal karena kecelakaan mobil saat pergi bersamanya, beruntungnya ia masih di beri kesempatan untuk hidup. Ketika ia SMA saat ia sedang di bully, seorang kakek keluar dari mobil lalu menolongnya, bahkan ia dirawat oleh kakek itu dan diangkat menjadi anaknya. Mendengar cerita Pak Niko tersentuh hati Karin, dan ia pergi ke toilet dan menangis karena teringat ibunya. Alya yang melihat Karin lari menuju toilet itu, langsung mengajak Defi untuk menenangkan Karin. "Kamu jangan menagis lagi ya."Ucap Alya. "Benar, kamu bisa cerita kepada kami jika memiliki masalah, dan jika kamu membutuhkan bantuan kami, kami akan membantu mu." Karin yang sebelumnya menjaga jarak dengan Alya dan Defi, akhirnya ia luluh dan mereka bertiga bersahabat.

Nenek yang sedang di rumah merasakan belakangan ini tubuhnya sedang sakit-sakitan, namun ia tetap semangat berjualan masakannya, saat siang hari nenek memutuskan untuk pergi ke rumah sakit agar di periksa oleh dokter karena rasa sakitnya sudah semakin parah. Ketika sampai di rumah sakit dan di periksa oleh dokter Rizky, lalu bertanya berapa lama nenek merasakan kesakita. Nenek berpikir selama hidupnya, dokter Rizky pun bertanya kenapa nenek terlambat memeriksanya dan bertanya ada sakit dibagian mana saja. "Pencernaanku tak lancar dan sering merasa nyeri hingga tak nafsu makan." Ucap nenek. "Baiklah kita akan melakukan pemeriksaan." Ucap dokter Rizky. "Apa anda bisa memberiku obat Pereda rasa sakit saja?" Tanya nenek. "Jika nenek menginginkan obat mengapa tidak membelinya saja di apotek, mengapa repot-repot harus check up" Ucap dokter Rizky. "Karena obat di apotek sudak tak mempan jadi aku membutuhkan resep dokter." Ucap nenek. Setelah pemeriksaan akhirnya nenek pulang.

Saat di sekolah ketika bel pulang berbunyi, Alya mengajak Karin dan Defi untuk main di rumahnya, namun karena defi ada jam les ia memutuskan untuk ikut lain kali. Saat di rumah Alya ia memberi seragam sekolahnya yang masih bagus namun tidak muat olehnya kepada Karin, Karin mencoba seragam itu dan terlihat sangat cantik.           Karin berkata mengapa ia sangat baik dan memberi kasih saying kepada Karin, Alya menjawab karena ia kekurangan kasih saying bahkan keluarganya pun sibuk dan tidak memperdulikannya, Defi yang merupakan sahabatnya pun jarang sekali main bersama Alya, karena dia sibuk les karena ibunya yang menekan Defi agar mempertahankan prestasi nya di kelas dan menjadi seorang dokter seperti ayahnya. Mengetahui hal itu Karin merasa kasihan kepada Alya, Karena hari sudah sore Karin memutuskan untuk pulang karena ditakutkan neneknya khawatir kepadanya.

Ketika di rumah, nenek menghampiri ruangan dr Kevin. "Apakah dokter akan ikut makan malam bersama hari ini?"Tanya nenek. "Sepertinya tidak nek, karena hari ini saya akan jaga malam di rumah sakit, apakah nenek membutuhkan bantuan saya?"Ucap dr Kevin. "Sebenarnya saya ingin cucu saya berubah, karena saya yakin Karin itu sebenarnya anak yang baik, Ia memiliki banyak kelebihan, ia mirip seperti ibunya memiliki kemampuan ingatan yang sangat kuat, namun setelah ia kehilangan ibunya dan mengetahui bahwa ayahnya telah menikah kembali membuat hatinya hancur dan ia terlihat sangat kuat karena untuk menutupi kesedihannya, aku khawatir aku tidak dapat mengasuhnya hingga ia dewasa, apalagi dengan umurku yang sudah sangat tua ini jika aku telah tiada, aku takut Karin akan kembali kehilangan kasih sayang."Ucap nenek. "Saya siap membantu nenek, saya pun yakin Karin itu sebenarnya anak yang baik, namun karena usianya yang sudah remaja membuatnya seperti ini, keras kepala dan sulit di atur."Ucap dr Kevin. "Terima kasih dokter, maafkan saya telah mengganggu waktumu,"Ucap nenek sembari batuk-batuk. "Apakah nenek baik-baik saja?" Tanya dr Kevin. "Tidak apa-apa ini hanya batuk biasa karena kecapean."Ucap nenek. "Baiklah kalau begitu nenek istirahat ya, jangan terlalu berpikir keras."Ucap dr Kevin.

Ketika di halte dekat rumahnya, Karin turun dari bus dan berjalan pulang tak sengaja bertemu dengan dr Kevin yang melihatnya sudah menggunakan seragam, Karin pun menunduk menandakan hormat kepada dr Kevin, Tiba-tiba dr kevin melihat ibu yang sedang hamil dengan membawa anak yang masih kecil, tak lama kemudian ibu yang sedang hamil tersebut pingsan , sang anak panik dan berteriak meminta pertolongan. Tanpa berpikir lama dr Kevin yang melihatnya langsung menolongnya dan berlari menghampirinya. Karin ikut melihat keadaan ibu hamil tersebut yang terlihat sangat pucat. Dr Kevin mencoba memanggil ibu tersebut, dan meminta Karin untuk menenangkan anaknya yang masih kecil, lalu dr Kevin melihat keadaannya, dan mememeriksa hembusan nafas dari hidung. Lalu Dr Kevin mengambil tas milik Karin untuk dijadikan bantal, beberapa orang langsung melihat dr Kevin yang sedang mengambil tindakan, dr Kevin mengeluarkan isi kotak pensilnya dan mengeluarkan senter untuk memeriksa mata pasiennya, dan meminta Karin untuk menelepon ambulance memberitahu ada pasien ibu sedang hamil pingsan dan posisi mereka dekat dengan halte.

Ketika dr Kevin sedang memeriksa bagian leher ibu tersebut, karin melihat air yang mengalir dibagian kaki ibu tersebut, lalu memberitahu dr Kevin . Beberapa orang melihat itu air ketuban dan wanita itu akan segera melahirkan, dr Kevin yang mengetahui hal itu ia memikirkan dengan wajah serius. Tak lama dr Kevin mengambil hp nya dan menelepon ayahnya yang merupakan dokter obgyn, karena sebenarnya dr Kevin adalah dokter residen spesialis bedah saraf. Dr Kevin memberitahu ayahnya mendapatkan pasien gawat, dr Kevin menjelaskan keadaan ibu tersebut ." Dia adalah wanita hamil berusia 30 tahun-an. Pupilnya tak beraksi, dan pupil kanannya membesar 5mm. Dia mengalami lumpuh pada bagian kirinya kemungkinan terjadi pendarahan otak kanan atau infark."Ucap dr Kevin. Ayahnya pikir aneurisma otaknya pecah. "bagaimana aku memeriksanya?" Tanya dr Kevin. Karin menatap dr Kevin melongo karena dr Kevin bisa mengerti istilah kedokteran. "Kau tak bisa langsung memeriksanya, apa kau sudah menelepon ambulance?" Ucap Ayahnya. "Ya, sudah. Tapi air ketubannya sudah pecah 3 menit yang lalu. Dan ambulance belum datang juga."Ucap dr Kevin. Tiba-tiba ibu hamil itu muntah, Karin yang melihat itu berteriak memanggil dr Kevin. Dr Kevin langsung membuka mulut pasien seperti memeriksa sesuatu, lalu memberikan nafas bantuan dari mulut. Semua orang yang melihatnya panic, sampai akhirnya si ibu bisa bernafas kembali, dr Kevin terlihat bisa sedikit lega. Suara terdengar dari ponsel, ayah dr Kevin bertanya apa yang terjadi. Dr Kevin yang baru saja sedikit lega memeberitahu pasiennya itu baru saja muntah dan pernapasannya sangat rendah, menurutnya pasiennya itu harus diintubasi. "jika ambulans terlambat, maka aku akan membedah tenggorokannya." Ucap dr Kevin kepada ayahnya. "Jangan... kau tak bisa melakukannya tanpa peralatan operasi, jika terjadi sesuatu, kau tak akan bisa menjadi dokter lagi."Ucap ayahnya dengan tegas. Dokter kevin yang melihat kondisi ibu hamil tersebut yang semakin memburuk ia memutuskan untuk melakukan pembedahan pada tenggorokannya. "Pegang tangan ibumu dan berikan dia kekuatan. "Ucap dr Kevin kepada anak ibu tersebut yang masih kecil. Karin membantu anak itu dan langsung sama-sama memegang tangan ibu hamil, dr Kevin menyuruh Karin untuk mencari pisau. Saat itu juga ambulans datang, dr kevin pun bisa sedikit bernafas lega, dan ia memberitahu pasien harus diintubasi  jadi mereka menyiapkannya, dan petugas bertanya apakah dr Kevin seorang dokter. Dokter Kevin membenarkannya dan menunjukan kartu indentitasnya sebagai dokter. Setelah dilakukan tindakan intubasi pasien dimasukkan ke dalam ambulans, dr Kevin, Karin dan anak itu langsung naik ke ambulans, dan ambulans itu menuju rumah sakit tempat dr Kevin bekerja. Setibanya di rumah sakit dr Kevin menyuruh Karin keluar, namun ia tak mau karena ingin menjaga anak ibu yang hamil itu sembari menggendongnya. Pasien langsung masuk ke ruang operasi. Karin menggendong anak ibu itu yang tertidur dengan wajah cemas. Operasi pun selesai dan ibu hamil itu terselamatkan. Ketika di luar ruang operasi saat dr kevin mecuci tangannya, dokter Arif yang merupakan seniornya menghampirinya dan berkata "Bagaimana rasanya melihat pasien yang sekarat dan tak bisa melakukan apa-apa?"Tanya dr Arif dengan senyuman. "Sesuatu yang harus kau syukurin adalah kenyataan pasien itu bertemu dengan dokter sepertimu."Ucap dr Kevin sembari tersenyum. Di luar ruang operasi suami ibu itu datang dan menanya kabarnya kepada Karin, Tak lama dr Kevin keluar dari ruang operasi dan memberitahu operasinya berjalan lancar, jadi tak perlu khawatir. Suaminya pun mengucapkan terima kasih pada dokter Kevin dan Karin. Dokter Kevin yang telah berganti pakaian lalu keluar mencari Karin, tak lama Karin datang dari belakangnya dan memberikan sebuah minuman, lalu dr Kevin mengambilnya dan mengucapkan terima kasih. "Kau sangat hebat." Ucap Karin. Dokter Kevin pun hanya tersenyum dan meminum minuman yang diberi oleh Karin. Meraka pun pulang menuju rumah karena di takutkan nenek sedang menunggu. Sesampai di rumah, Karin terlihat canggung, dr Kevin menyuruhnya masuk, Karin pun segera masuk dan membungkuk memberikan hormat. Karin masuk kamar langsung memeluk neneknya, sambil menceritakan kejadian tadi dengan penuh semangat dan gembira, neneknya hanya bisa tersenyum dan mengelus rambut cucunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun