1. Â Â Â Â Auditor memerlukan kerangka kerja untuk menilai resiko pengendalian.
2. Â Â Â Â Auditor harus mengidentifikasi pengendalian internal kunci dan kelemahannya bagi penjualan.
3. Â Â Â Â Setelah mengidentifikasi pengendalian dan kelemahannya, auditor lalu mengaitkannya dengan tujuan .
4. Â Â Â Â Auditor menilai resiko pengendalian untuk setiap tujuan dengan mengevaluasi pengendalian dan kelemahannya bagi setiap tujuan.
Dua jenis salah saji yang pertama dapat disebabkan oleh kesalahan atau kecurangan,sementara jenis yang terakhir selalu disebabkan oleh kecurangan.
RETUR DAN PENGURANGAN PENJULAN
Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dan metode yang digunakan klien untuk mengendalikan salah saji pada intinya sama seperti untuk memroses memo kredit yang telah digambarkan bagi penjualan, dengan dua perbedaan.Â
Auditor menggunakan metodologi yang sama untuk merancang pengujian pengendalian dan pengujian substansif atas transaksi penerimaan kas seperti yang digunakan untuk penjualan. Prosedur audit untuk pengujian pengendalian.
 Kesimpulan :Â
Disini saya dapat disimpulkan bahwa perancangan dalam siklus penjualan dan penaguhan, termasuk penjualan, penerimaan kas, retur dan pengurangan penjualan, penghapusan piutang usaha tak tertagih, serta beban piutang tak tertagih.
Dalam merancang pengujian pengendalian untuk setiap kelas transaksi, auditor berfokus pada pengujian pengendalian internal yang dimaksudkan sebagai senjata untuk mengurangi resiko pengendalian. Auditor juga merancang pengujian substansif atas transaksi bagi setiap kelas transaksi untuk menentukan apakah jumlah moneter transaksi telah dicatat dengan benar.Â
Â
Â