2. Proses Transisi yang Tidak Mudah Â
  Memindahkan pusat pemerintahan atau sebagian fungsi pemerintahan ke kota baru tidaklah mudah. Proses transisi memerlukan waktu dan perencanaan yang matang agar tidak mengganggu operasional pemerintahan. Selain itu, butuh waktu bagi masyarakat untuk beradaptasi dengan perubahan tersebut.
3. Menjaga Keseimbangan Antara Dua Kota Â
  Salah satu tantangan besar adalah menjaga keseimbangan antara dua ibu kota agar keduanya tetap memiliki peran yang signifikan. Jika tidak dikelola dengan baik, salah satu kota bisa menjadi lebih dominan, sehingga tujuan pemerataan pembangunan tidak tercapai.
Apakah Ini Solusi Masa Depan?
Konsep dua ibu kota bisa menjadi solusi masa depan bagi negara-negara yang menghadapi tantangan urbanisasi dan ketimpangan pembangunan. Dengan perencanaan yang matang dan pelaksanaan yang tepat, pembagian peran antara dua kota ini dapat membawa manfaat besar bagi negara tersebut. Namun, keberhasilan konsep ini sangat bergantung pada komitmen pemerintah dan dukungan masyarakat.
Bagi Indonesia, keputusan untuk membangun Nusantara sebagai ibu kota baru merupakan langkah berani yang penuh harapan. Banyak pihak menantikan bagaimana perpindahan ini akan membawa perubahan positif, tidak hanya bagi Kalimantan tetapi juga bagi seluruh Indonesia. Waktu akan menjawab, apakah Nusantara bisa menjadi simbol kebangkitan baru atau justru menambah tantangan dalam perjalanan panjang bangsa ini.
Dengan semakin banyak negara yang tertarik pada konsep dua ibu kota, ini bisa menjadi tren global yang mengubah cara kita memandang struktur pemerintahan. Mungkin, di masa depan, lebih banyak negara akan mengadopsi model ini, memberikan harapan baru bagi pemerataan dan keberlanjutan pembangunan di seluruh dunia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI