Mohon tunggu...
Yogi Pratama
Yogi Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penggemar

https://linktr.ee/yogipratama900

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Perempuan dan Pilkada 2024, Mampukah Mengubah Peta Politik?

5 Oktober 2024   05:59 Diperbarui: 5 Oktober 2024   07:33 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://umj.ac.id (Perempuan dalam Kontestasi politik)

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 akan menjadi salah satu momen penting dalam perjalanan demokrasi Indonesia. Sebagai sebuah kontestasi politik, Pilkada menghadirkan peluang bagi setiap individu yang memenuhi syarat untuk maju sebagai calon kepala daerah, termasuk perempuan. Namun, di tengah dominasi laki-laki dalam politik, seberapa besar pengaruh perempuan dalam Pilkada 2024? Bagaimana tantangan dan peluang yang mereka hadapi? Artikel ini akan mengupas lebih dalam mengenai peran dan pengaruh perempuan dalam kontestasi Pilkada 2024.

Representasi Perempuan dalam Politik: Tren yang Meningkat

Selama beberapa dekade terakhir, keterlibatan perempuan dalam politik di Indonesia terus menunjukkan tren yang meningkat. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya perempuan yang duduk di kursi legislatif, eksekutif, hingga jabatan strategis lainnya. Pada Pilkada 2020, misalnya, terdapat sekitar 8,8% calon kepala daerah perempuan dari total calon yang bertarung, meskipun angka ini masih jauh di bawah keterwakilan laki-laki.

Tren positif ini juga didukung oleh kebijakan affirmative action, seperti kuota 30% keterwakilan perempuan dalam partai politik. Meski demikian, tantangan bagi perempuan untuk masuk ke dalam ruang kontestasi politik tetap besar. Masih ada stigma dan stereotip yang menganggap politik adalah "dunia laki-laki," yang membuat perempuan harus bekerja ekstra keras untuk mendapatkan pengakuan dan dukungan.

Tantangan yang Dihadapi Perempuan dalam Pilkada

1. Budaya Patriarki

   Budaya patriarki yang masih kuat di banyak daerah menjadi salah satu hambatan terbesar bagi perempuan dalam politik. Meskipun secara undang-undang tidak ada batasan bagi perempuan untuk maju sebagai calon kepala daerah, namun dalam praktiknya, norma sosial dan persepsi masyarakat sering kali mempengaruhi peluang perempuan untuk maju. Banyak yang masih memandang bahwa kepemimpinan harus dipegang oleh laki-laki, terutama di wilayah yang kental dengan adat tradisional.

2. Minimnya Dukungan Finansial

   Politik adalah dunia yang menuntut biaya besar, dan ini menjadi tantangan signifikan bagi banyak perempuan. Banyak calon perempuan yang kesulitan mendapatkan akses pendanaan, baik dari partai maupun dari pihak-pihak yang berkepentingan. Dukungan finansial yang kuat sering kali menjadi faktor penentu dalam kampanye yang efektif, dan kurangnya sumber daya ini membuat posisi perempuan menjadi kurang kompetitif dibandingkan laki-laki.

3. Peran Ganda Perempuan

   Peran ganda sebagai ibu, istri, dan tokoh masyarakat juga menjadi tantangan yang tidak kecil. Perempuan yang terjun ke politik sering kali harus menghadapi ekspektasi ganda: di satu sisi mereka dituntut untuk menjadi pemimpin yang tegas dan berwibawa, sementara di sisi lain mereka diharapkan tetap menjalankan peran domestik. Hal ini menciptakan tekanan yang jauh lebih besar bagi perempuan dibandingkan laki-laki.

Peluang Bagi Perempuan: Momentum Pilkada 2024

Meski menghadapi banyak tantangan, Pilkada 2024 juga menawarkan peluang besar bagi perempuan. Ada beberapa faktor yang bisa mendorong keterlibatan perempuan yang lebih besar dalam kontestasi politik:

1. Meningkatnya Kesadaran Gender

   Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesetaraan gender terus tumbuh, terutama di kalangan generasi muda. Dalam beberapa tahun terakhir, isu-isu tentang pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender semakin banyak mendapat sorotan, baik di media sosial maupun di ruang publik. Hal ini dapat menjadi momentum bagi perempuan untuk lebih terlibat dan didukung dalam politik.

2. Dukungan dari Partai Politik

   Partai politik mulai menyadari pentingnya menghadirkan calon-calon perempuan yang berkompeten. Banyak partai yang kini lebih proaktif dalam mendorong kader perempuan untuk maju, mengingat suara perempuan juga memiliki bobot signifikan dalam memenangkan suara pemilih. Jika dukungan ini semakin kuat, perempuan akan memiliki posisi yang lebih baik dalam kontestasi Pilkada 2024.

3. Figur Perempuan yang Menginspirasi 

   Kehadiran figur-figur perempuan yang sukses dalam politik, seperti Risma Triharini, Khofifah Indar Parawansa, hingga Sri Mulyani Indrawati, memberikan inspirasi dan role model bagi calon-calon pemimpin perempuan lainnya. Keberhasilan mereka dalam memimpin di berbagai level pemerintahan dapat mematahkan anggapan bahwa perempuan tidak mampu memimpin, dan justru menegaskan bahwa kepemimpinan perempuan memiliki nilai strategis dalam pembangunan daerah.

Seberapa Berpengaruh Perempuan dalam Pilkada 2024?

Pengaruh perempuan dalam Pilkada 2024 akan sangat bergantung pada seberapa besar mereka mampu menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada. Jika perempuan mampu mengonsolidasikan kekuatan, baik dari segi dukungan politik, pendanaan, maupun kepercayaan publik, mereka memiliki peluang yang sangat besar untuk menjadi pemenang dalam kontestasi ini. Terlebih, dengan semakin terbukanya ruang partisipasi politik bagi perempuan, Pilkada 2024 bisa menjadi ajang yang lebih inklusif dan representatif.

Namun, perjuangan untuk mendapatkan pengakuan dan dukungan dalam politik tetap membutuhkan kerja keras. Perempuan harus terus memperjuangkan hak dan kesetaraan, melawan stereotip, dan membangun jaringan yang kuat untuk memastikan bahwa suara mereka didengar dan diperhitungkan. Dengan tekad dan kerja keras, pengaruh perempuan dalam Pilkada 2024 bisa menjadi lebih besar dan lebih signifikan daripada sebelumnya.

Perempuan memiliki potensi besar untuk memberikan dampak dalam Pilkada 2024, namun perjalanan menuju kesetaraan politik masih penuh tantangan. Dengan meningkatnya kesadaran gender, dukungan dari partai politik, dan hadirnya figur-figur perempuan yang menginspirasi, Pilkada 2024 dapat menjadi titik balik bagi keterlibatan perempuan dalam politik lokal. Hanya dengan menghadapi tantangan tersebut secara strategis, perempuan dapat memperbesar pengaruh mereka dalam kontestasi politik di Indonesia.

Pilkada 2024 bukan hanya tentang siapa yang akan terpilih sebagai pemimpin daerah, tetapi juga tentang seberapa jauh perempuan dapat memainkan peran penting dalam demokrasi. Sudah saatnya kita memberikan ruang yang lebih luas bagi perempuan untuk menunjukkan kemampuan mereka dan berkontribusi dalam pembangunan bangsa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun