Mohon tunggu...
Yogik Septiawan
Yogik Septiawan Mohon Tunggu... Seniman - Pegiat Sastra Indonesia

S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cara Pandang Islam dalam Mempengaruhi Budaya Konsumerisme

20 Maret 2022   11:03 Diperbarui: 20 Maret 2022   11:08 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Islamisasi di Indonesia dapat dikatakan melalui proses yang relatif lama, proses masuknya Islam di Indonesia melalui kegiatan jual beli masyarakat. Indonesia yang terkenal dengan kekayaan sumberdaya alam, berbagai rempah-rempah di Indonesia menjadi daya tarik dari berbagai bangsa melakukan perdagangan ke Indonesia. melalui Selat Malaka yang lambat laun berkembang menjadi pusat perdagangan internasional. Titik awal Islam tersebar luas di Indonesia tidak bisa dipungkiri bahwa perdagangan menjadi jalan masuknya Islam ke Indonesia. Sehingga sampai saat ini Islam menjadi agama paling populer di Indonesia.

Indonesia sebagian besar adalah masyarakat yang menganut agama Islam. Kepercayaan terhadap absolutisme ajaran Islam sangat melekat, sehingga sangat besar dalam mempengaruhi cara pandang masyarakat Indonesia. Seiring dengan perkembangan zaman, dari tradisional menjadi modern dan hingga saat ini telah menuju suatu era persaingan secara luas yang disebut dengan era globalisasi.

Teradinya era globalisasi terutama ekonomi telah membentuk suatu kebudayaan global yaitu suatu kebudayaan yang mempengaruhi seluruh masyarakat dunia. Kebudayaan global tersebut adalah budaya konsumerisme. Adanya praktik konsumsi tentu tidak terlepas dengan adanya aktifitas produksi manusia. Aktifitas produksi yang berlebihan demi meraup keuntungan yang sebanyak-banyaknya dan tanpa melihat dampaknya dapat menjadikan sikap masyarakat yang konsumtif. Konsumsi pada dasarnya adalah mata rantai terakhir dalam rangka aktivitas ekonomi tempat diubahnya modal, dalam bentuk uang menjadi komoditas-komoditas melalui proses produksi material.

Seluruh aktivitas produksi, di mana perusahaan memperkerjakan kaum buruh, mengembangkan manajemen produksi, mencetak produk dan kemudian memasarkannya ke konsumen, muara dari aktivitas ekonomi seperti ini adalah bagaimana produk atau komoditas yang dihasilkan laku dan kemudian dikonsumsi masyarakat

Peter N. Stearns mengungkapkan bahwa orang hidup dalam dunia yang sangat diwarnai konsumerisme. Segala aktifitas manusia tidak akan terlepas dari konsumerisme. Ideologi konsumerisme sudah menjangkit di seluruh lapisan masyarakat, mulai dari aspek politik sampai ke sosial budaya. Konsumerisme terkenal bersifat korosif dalam kehidupan politik dan bahkan menjadi suatu perombak pendeformasi kesadaran manusia. Konsumerisme dalam hal ini dipandang sebagai suatu proses dehumanisasi dan depolitisasi manusia karena para warga negara yang aktif dan kritis telah banyak yang berubah menjadi konsumen yang sangat sibuk dan kritikus atau peneliti pasif.

Dewasa ini budaya konsumerisme dianggap sebagai budaya yang harus melekat pada masyarakat seolah-olah untuk memperoleh sebuah identitas maka mereka harus memilih sebuah gaya hidup yang menganut kepada budaya konsumerisme. Aktifitas konsumtif ini merupakan bentuk perebutan pencitraan manusia, bagaimana suatu yang dicitrakan dapat mewakili posisi dan eksistensi diri. Eksistensi diri ini tentu menjadi tujuan manusia yang melakukan pencitraan dengan praktik konsumtif.

Legitimasi Islam 

Perkembangan Islam di Indonesia yang menyebar luas diberbagai daerah membuat Islam di Indonesia ini menjadi agama yang mayoritas. Mayoritas ini tentu menjadi hal yang positif dengan bermunculannya para ulama di Indonesia. Hadirnya ulama agama Islam ini membuat masyarakat Indonesia dengan mudah mendapatkan ilmu pengetahuan tentang agama Islam. Siaran-siaran televisi lokal maupun nasional tersebar kajian-kajian keIslaman dan media-media elektronik maupun konvensional lainnya banyak ditemukan ilmu pengetahuan keIslaman.

Mudahnya penyebaran agama Islam dan mudahnya mendapatkan ilmu agama di Indonesia saat ini, tanpa disadari masyarakat Indonesia bahwa ada beberapa ilmu pengetahuan tentang agama Islam yang mempengaruhi masyarakat dalam budaya konsumerisme. Hal ini tentu menarik dibahas, karena selama ini stigma kita terhadap budaya konsumerisme merupakan akibat dari budaya globalisasi. Padahal ada beberapa ajaran Islam yang mendorong manusia ke arah budaya konsumerisme.

Dalam kajian-kajian agama, bagaimana Nabi Muhammad digambarkan sebagai sosok yang memiliki wajah yg tampan, bentuk tubuh yang kekar, berotot dan berjiwa pemberani. Sama halnya dengan Nabi Yusuf ditampilkan sebagai Nabi yang memiliki wajah paling tampan, putih bersih.

Stigmatisasi Islam pada perempuan juga memberikan penggambaran yg sama, bahwa perempuan ideal adalah perempuan yang putih, langsing, hidung mancung, pipi yg kemerahan, bola mata dan bulu mata yg lentik. Penggambaran ini terlihat pada sosok Aisyah istri Nabi Muhammad SAW.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun