5. Ketidaksetaraan Dalam Partisipasi:
Jika beberapa anggota kelompok mendominasi percakapan sementara yang lain lebih pasif, pesan dari anggota yang kurang aktif dapat terabaikan. Ketidaksetaraan dalam partisipasi bisa memicu kesalahpahaman karena tidak semua suara didengar atau dihargai sepenuhnya.
6. Ketidakjelasan dalam Tujuan dan Peran:
Ketidakjelasan terkait tujuan dan peran anggota kelompok bisa menyebabkan kesalahpahaman. Jika setiap anggota tidak memahami dengan jelas apa yang diharapkan dari mereka atau tujuan bersama kelompok, interpretasi yang berbeda-beda dapat muncul, menghambat pencapaian tujuan kelompok.
7. Kurangnya Umpan Balik:Penerimaan umpan balik yang minim atau kurangnya respons terhadap pesan dapat menciptakan kebingungan. Tanpa umpan balik yang memadai, anggota kelompok mungkin tidak menyadari jika pesan mereka telah dipahami atau membutuhkan klarifikasi.
8. Ketidaksesuaian Persepsi dan Ekspektasi:
Persepsi dan ekspektasi yang tidak sejalan antaranggota kelompok dapat menyebabkan kesalahpahaman. Misalnya, jika seseorang memiliki harapan yang tidak realistis terhadap hasil suatu proyek, itu dapat menciptakan ketegangan dan ketidaksetujuan di dalam kelompok.
Â
9. Pengaruh Emosi dan Mood:
Emosi seperti kecemasan, marah, atau frustrasi dapat memengaruhi cara anggota kelompok berkomunikasi dan menerima pesan. Emosi yang tidak terkendali dapat menyebabkan reaksi berlebihan atau penafsiran yang berbeda terhadap pesan yang disampaikan.
10. Teknologi dan Komunikasi Digital: