Mohon tunggu...
Yogi Firmansyah
Yogi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - XII MIPA 4 SAVAL

ALLAHUAKBAR...!!!!

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Reaksi Adisi

25 Februari 2022   19:42 Diperbarui: 25 Februari 2022   23:53 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dalam gambar ini : Mario Irroth

      Mengeksplorasi Jawa Barat daerah asalnya dan berpetualang ke berbagai tempat di indonesia, dan tentunya seluruh dunia ini menggunakan motor Honda africa twin, bersama dengan orang yang dicintai, adalah impian wira, siswa kelas 10 di SMAN 1 Sunda Karet.

"Wooiii, jangan ngelamun terus dongg!! Ayo kita ke kantin, bentar lagi bel bunyi"

"Ehh, ayo war ayo kita beli es jeruk biar seger terus kita nongkrong dan ngobrol lagi disini"


      Anwar dan wira berjalan meninggalkan bangku kelas menuju ke kantin. Kantin ternyata tidak seperti yang mereka kira, suasana sesak penuh siswa siswi yang kelaparan sangat sangat tidak bisa mereka duga, mereka pikir akan sepi karena waktu istirahat sebenarnya tinggal 2 menitan lagi.

"Mang, kembalian! "

"Aku belum mang"

"Aku dulu mang, udah mau masuk ini! "

"Aku dulu mah aku duluan"

"Uangnya aku udah mang!! "

"Mang cepetan, kelas aku jauh!! "

      Adalah kata kata yang terlontar dari mereka yang menginginkan es kelapa dan es jeruknya disajikan duluan, tapi mereka lupa, bagaimana cara mengantri. Melihat tukang minuman yang kewalahan, wira mengurungkan niatnya untuk membeli es jeruk, karena ia enggak berdesak desakan, dan berteriak untuk mendapatkan es jeruk tersebut, wira dan anwar pun kembali ke kelas.

"Kenapa kamu selalu begitu sih wir? "
"Aku males"

"Ayolah, kamu selalu malas dengan semua hal"

"Gapapa"

“Dah lah biar aku saja yang beliin. Kamu tunggu aja dikelas” kata Anwar ke Wira yang terlihat sangat menginginkan es jeruk.

“Jangan woy, udah lah biarin” Jawab Wira ke Anwar yang malah semakin tak terlihat.


      Ketika Wira sudah kembali ke kelas, ia membayangkan mengeksplorasi banyak wilayah di Indonesia bahkan luar negeri. Tak lama kemudian, lamunan Wira hancur ketika Anwar sudah ada di hadapannya membawakan es jeruk dan sebuah gorengan. Mereka sangat akrab seperti saudara kandung.

“Oh iya, ini uangnya” kata Wira ke Anwar yang sedang sibuk mengunyah.

“Ahh ga usah. Kaya ke siapa aja. Udah uangnya buat kamu aja itu mah” Kata Anwar sambil meneguk es jeruk.

“makasih ya”


      Wira merupakan seorang anak yang pendiam dan cenderung tidak banyak bicara. Walaupun begitu, hebatnya ia bisa berteman dengan siapa saja. Akan tetapi sahabat yang paling akrab dengannya yaitu Anwar yang memiliki sifat periang dan humor. Pertemanan mereka sudah terjalin dari kelas 10 semester 1.

“Hari minggu kita ke bioskop yuk Wir?”

“Hayu, mau nonton apaan emang war?”

“The Great War III” Jawab Anwar yang membuat Wira terkaget

“Hah? Aku baru tau kalo film The great war ada sekuelnya war”

“Aku juga baru tau tadi wkwk, pas beli makanan kan, ada yang bilang kalo film itu ada lanjutannya. Lalu aku cek beneran ada” Ucap Anwar

“Ok lah. Nanti aku kabarin lagi” Jawab Wira
Setelah jam pelajaran semuanya selesai, Mereka berdua pulang dengan rute yang berbeda karena rumah Wira berada di daerah Barat. Sedangkan rumah Anwar berada di Timur. Tapi ketika saat menuju halte bus keduanya searah.

“Hei kalian” Terdengar suara seorang wanita yang memanggil ke arah kami

“Hai Nita” sapa anwar

“Mau pulang Nit?” sambung Anwar

“Kagak. Mau sekolah, ya jelas pulang lah” jawab Nita dengan nada kesal

      Akhirnya setelah berjalan 5 menit dari sekolah. Mereka bertiga sampai di Halte dan menunggu jurusan bus yang berbeda. Nita dengan Anwar, Sedangkan Wira sendiri.


“yaps sampai disini ya Wir, dah” Kata Anwar

“oke. Hati-hati War”


Cari Angin

“Kamu gak main keluar?” Tanya Eva, kakaknya Wira

“Enggak ah. Besok aku keluarnya, jadi sekarang gak keluar” Jawab Wira

“mu kemana emang?”

“mau ke Bioskop”

“sama siapa?”

“Anwar”

“owh sahabatmu itu yah”

“iya”

“Main game yok” Ajak eva ke Wira

“Males ah. Lagi pengen nyantai”

“Ihh gitu banget, ayok lah. Nanti aku masakin barbeque kesukaanmu” Rayu Eva

“hmm boleh lah. Login-login”


      Eva merupakan kakak dari Wira yang sangat menyukai game dan bisa dibilang pro Player. Bahkan Eva terkadang dihari liburnya menjadi seorang maniac game. Tapi untungnya walau begitu Eva sangat Rajin dan Berprestasi dalam bidang sekolah.

“Ahh kebanyakan ngebuff, cepet bantu aku lah Kak” decak Wira

“iya iya bawel banget si”

“cepet, argh tu kan mati. Males gini nih kalo mabar sama kakak” ucap Wira yang cemberut dan seketika membuat Eva tertawa karena bagi Eva cemberutnya Wira merupakan sebuah hal yang lucu.

“Yaudah iya aku bantu nanti ckckck”

“Kak, nanti aku pinjem motor dulu yak?” Tanya Wira

“Mo kemana emang?”

“pengen nyari angin segar”

“isep aja tu minyak wangi hahaha” Jawab Eva ringan

“yayaya” ucap Wira.

“minum obatnya”

“iya mah, nanti Anwar minum. Tenang aja. 

*uhuk uhuk uhuk”

“Mah, besok aku mau ke Bioskop. Boleh ya?” Tanya Anwar kepada ibunya

“Kamu kan lagi sakit”

“Gapapa, Besok juga sembuh dan kayak biasa lagi kok mah” jawab Anwar sambil menggaruk keningnya yang tidak gatal.

      Terdengar ketukan pintu di malam hari pukul 08.00 yang menandakan bahwa ayah Anwar telah pulang dari berdagangnya. Ayah Anwar berdagang serabutan di Pasar Sunda Karet.

“nih War makanan yang kamu inginkan dari kemarin”

“wah, makasih ya Pak”

“iya. Biar kamu  bisa cepet sembuh”

“Siap”

“War, itu makanannya campur sama nasi gih, biar kenyang. Terus kamu minum obat deh lalu tidur” Ucap mamah Anwar

““Waduh gimana ya rasanya nanti. Tapi yaudah bole lah hehe”

      Anwar merupakan anak ke-2 dari 3 bersaudara. Ayahnya pedagang dan ibunya merupakan buruh pabrik. Tidak kaya dan tidak miskin. Kehidupan Anwar begitu cukup. Ia juga anak yang baik, tidak bertele-tele.

“Kak Anwar, besok pulang dari Bioskop aku mau mesen sesuatu dong”ucap Dewi adiknya

“boleh aja si. Asal sadar harga wkwk. Mau pesan apa?”

“Pipcrun”

“waduh, okedeh aku bawakan nanti”

“Makasih Kakakku yang paling ganteng sejagad raya” celetukan Dewi sambil kembali ke kamarnya.

Notif Whatsapp berbunyi *krik krik

“besok ketemuan dimana dan jamberapa?”

“Jam 14.00 di Darmaga kalibeta”

“Oke bos” jawab Wira sambil mengirim emote jempol

      Anwar menjemput Wira dengan motor vixion tahun 2015 nya. Wira yang merupakan penyuka motor, tampak begitu senang apalagi kalau ia mengendarainya sendiri. Namun, walau sudah bersahabat sejak lama, Anwar tida pernah mengetahui kalo Wira bisa naik motor apalagi yang bermesin kopling.

“Wir PR kamu udah beres?”

“udah dong. Kalo kamu?”

“Ada beberapa yang belum. Nanti aku liat lah ya” Kata Anwar

“ok war”

“The great war III itu filmnya banyak tentang Konspirasi war kalo aku dengar-dengar” ucap Wira

“Oh gitu ya. Aku suka nih kalo ada yang ginian mah wkwk”

      Dijalan begitu macet, suara klakson, polusi kendaraan ada dimana-mana. Banyak orang yang pulang kerja di jam 14.00 ini. akan tetapi jika melakukan perjalanan bersama Sahabat itu semua tak kan terasa.

“Eh war, kamu pernah ada niatan gak, buat jalan-jalan mengelilingi Indonesia dan Luar negeri” Tanya Wira

“itu sih jelas lah, aku sangat ingin bereksplorasi” jawab Anwar

“ Btw, daerah di Indonesia yang paling ingin kamu kunjungi dimana saja tu?” Tanya wira sambil melihat ke arah pinggir-pinggir jalan

“Pulau dewata Bali, Raja Ampat, terus apalagi ya. Pokoknya segitu dulu deh” Jawab Anwar

“keren, aku juga ingin ke  sana” ucap Wira sambil menepuk bahu Anwar

“Haha nanti kita mengelilingi dunia bersama Wir”

“Yoi, Aamiin”


      Tak terasa 1 jam perjalanan, Mereka berdua sudah berada di bioskop dan kini Anwar memesan tiket untuk mereka berdua. Anwar dan Wira menonton di Kursi Tengah. Mereka juga membeli pop corn dan minum agar bisa lebih get feel on bioskop. Saking ramenya film the great war III, sampai-sampai membuat keduanya tak bergumam sedikitpun. Mereka berdua benar menikmati alur filmnya. Film The great war III disajikan dengan sangat amat epic dan rapih. Film ini sangat banyak teka-teki. Semuanya terkuak ketika berada di ending film.

“Akhirnya film beres ya. Gila lama juga 4 jam kita, oh iya btw aku beli pop corn dulu ya untuk adikku” Kata Anwar

“oke War”

      Hujan yang rintik-rintik di malam itu membuat mereka berdua seperti Sahabat sejati. Bahu membahu, tertawa dalam suka-duka. Wira ternganga ketika melihat keindahan kota Bandung di malam hari. Apalagi ketika ia melihat di dataran yang tinggi.

“Kamu bisa naik motor gak Wir?” Tanya Anwar

“Bisa”

“Serius?? Aku kira kamu gak bisa loh” kata Anwar

“Iya” mendengar jawaban dari Wira, Anwar benar-benar terkejut. Ternyata selama ini banyak hal yang ia belum ketahui dari Wira, Dan wira pun merasa sebaliknya

      Pagi hari di hari yang cerah dan bel berbunyi yang menandakan pelajaran telah dimulai. Di bangku paling depan baris ke-1 biasanya ada Anwar disamping Wira. Namun, untuk pertama kalinya Anwar tidak masuk sekolah.

“Wira, Anwar kemana? Kok gak masuk?” Tanya Bu Nila

“tidak tau bu. Saya tidak ada kabar tentang Anwar” jawab Wira

“Mungkin dia telat bu” Jawab Seri

“Masa sahabat sendiri gatau sih... Dasar!" cibir Oka

“Sudah-sudah. Gak usah di perumit” jawab Bu Nila

      Wira yang mendapat cibiran itu seketika ia langsung tersadar. Peran ia dalam hubungan persahabatannya dengan Anwar benar-benar seperti pasif. Setelah jam pelajaran selesai, Wira langsung membuka WA dan mengirim pesan kepada Anwar. Ternyata WA Anwar tidak aktif.


      Wira yang cemas langsung mendekati Nita dan meminta alamat Anwar. Akan tetapi Nita tidak memberinya karena ia sendiri tidak tau.

“Kamu masa sih gak tau? Padahal kamu loh yang lebih deket dengan Anwar dibanding yang lain” Ucap Nita yang langsung meninggalkan Wira dan langsung menuju geng nya. 

      Wira sempat bingung dengan hal yang harus ia lakukan. Ia bertanya kesana kemari untuk hanya mengetahui alamat rumah Anwar. Mereka geleng-geleng kepala semuanya. Wira yang pikirannya kacau langsung melampiaskannya dengan berkeliling Cihanet dengan menggunakan motor Beat kak Eva. Bahkan ia merokok untuk menghilangkan stresnya itu.

Kenyataan dibalik tirai

*ketika Nita dan Anwar pulang pada saat hari itu

“*uhuk uhuk uhuk”

“Lah, sakit kamu War?” Tanya Nita

“Pake nanya” Jawab Anwar yang lansung dingin

“hahaha”

“oh iya Nit, aku punya permintaan”

“Apa?” Tanya nita

“Kalo wira nanya tentang alamatku, jangan di kasih tau dan kalo bisa orang-orang yang mengetahui rumahku juga jangan sampai mereka membocorkannya” Ucap Anwar

“Lah kenapa? Kamu sakit apa ih, ngebuat aku jantungan tau” Kata Nita

“Hanya sakit biasa ah. Lebay banget” Ucap Anwar

“Yaudah okedeh aku ikutin” Jawab Nita

“Sebenarnya aku kena kanker paru” Ucap Anwar yang membuat Nita shock dan kaget hingga hp yang dipegangnya jatuh.

“Hah? Serius Kamu war? Kenapa kamu gak pernah bilang selama ini” Tanya Nita yang seketika meneteskan air mata

“Iya, ini semua karena aku korban asap rokok” Kata Anwar

“Hah? Makannya kamu tu ya jadi cowo jangan suka ngerokok, jadi gini deh kamu tu ih. Sekarang liat, kamu malah yang kena penyakit ganas ini” Kata Nita yang terus menggerutu

“bukan aku. Aku perokok pasif, ayahku yang merokok. Dampaknya aku yang kena” Kata Anwar menatap Nita dengan serius

“Hah. Jahat banget sih ayah kamu tu” Kata Nita dengan perasaaan yang seolah tak percaya akan hal ini

“Nggak. Ayahku gak jahat. Ia banyak menjual aset dan bahkan investasinya banyak ia tarik demi pengobatanku. Aku merasa sangat bersalah kepada keluargaku, karena sudah berusaha maksimal mengobatiku namun tak kunjung sembuh, Ayahku jadi bangkrut. Keluarga kami jadi miskin” Kata Anwar kepada Nita yang sedang menatap nya dengan serius

“Ya itu sih salah ayah kamu lah. Kenapa dia gak berhenti rokok. Coba aja kalo dia gak ngerokok, pasti kamu gak begini dan ayahmu itu gak akan bangkrut” kata Nita sambil menepuk bahu Anwar

“Tapi ada sejumlah 1 juta dollar As uang ayahku yang masih dibekukan oleh pihak luar negeri karena mengalami beberapa kendala. Di negara AS kalo gak salah” Ucap Anwar

“hemm, gitu ya, banyak juga. Semoga bisa cair dan tidak ada kendala juga bisa membawamu berobat dan kamu sembuh, Aamiin” Kata Nita yang lansung menarik nafas

“Aamiin. Terimakasih Nita”

*Setelah pulang dari Bioskop

      Sekembalinya Anwar dari rumah Wira, ia lansung terjatuh hingga membuat diri dan motornya terjatuh. Untung nya Anwar tidak terjatuh di jalan raya, ia hanya jatuh di perkomplekan yang memang tak jauh dari rumah Wira. Namun, Wira tidak mengetahui apa-apa. Ada yang melihat Anwar terjatuh dan segera memanggil bantuan medis.

       ½ jam berlalu, keluarga dari Anwar datang ke rumah sakit Pahlawan Agung, ibu Awar menangis dari depan RS sampe ke kamar UGD. Ia melihat Anwar yang sedang di tangani oleh dokter. Rasa penyesalan terlihat sangat besar di muka sang Ayah. Mengharapkan sebuah keajaiban yang sebenarnya ia sendiri lah yang menghancurkan semuanya.

“Bagaimana dok?” Tanya Ayah Anwar yang melihat dokter sudah keluar dari ruangannya.

“Hem, begini pak, buk. Anak ibu dan bapak yang bernama Anwar masih hidup. Akan tetapi, karena kanker nya semakin ganas. Nyawa nya kemungkinan hanya akan tersisa 12 hari lagi. Ia besok kemungkinan akan tersadar” Ucap dokter sambil menenangkan kedua orangtua Anwar.

      Konflik di antara Ayah dan Ibu Anwar terlihat, Mereka saling menyalahkan. Namun perdebatan mereka tetap berujung saling memaafkan. Di balik duka yang sangat mendalam, Pengacara Ayah Anwar menelpon, ia membawa kabar baik. Ia besok akan pergi untuk mengurusi keuangan yang dibekukan oleh pihak AS.

       Ketika keesokan harinya, Anwar yang sudah terbangun dan tersadar langsung memanggil kelurganya. Ia meminta sebuah kertas dan pulpen untuk menulis sebuah beberapa pesan untuk sahabatnya. Ternyata selama ini Anwar tidak pernah membawa Wira ke rumahnya. Ia hanya mengenalkan Wira kepada keluarganya dengan sebuah ceritanya.

      Anwar menulis banyak dengan tenaga yang benar-benar sudah lemas. Ia tetap memaksakan menulis itu semua tanpa meminta bantuan keluarganya. Ketika ibunya menyuruhnya makan, ia tampak enggan tuk makan karena hawa nafsunya yang nampak hilang dan ia hanya menatap ke arah jendela.

Pesan terakhir

      Persahabatan antara Anwar dan Wira memang tidak terlalu lama. Namun, kenangan-kenangannya lah yang membuat mereka sangat dekat. Anwar sebenarnya tau jika Wira bercita-cita mengelilingi dunia dengan motor Africa Twin. Ia mengetahui itu karena melihat gantungan sleting tasnya yang berupa motor Honda Africa Twin dan cerita cerita wira tentang menjelajahi Indonesia dan dunia. 

“Setelah bertahun-tahun mengurusi keuangan yang dibekukan ini. akhirnya kita menang” Kata Ayah Anwar kepada Pengacaranya

“Iya, aku ikut senang akan hal ini. namun juga ikut bersedih karena anakmu Anwar sedang sakit” Jawab Pengacara

“iya. Aku akan terus berusaha supaya dia sembuh kembali seperti awal” Ucap Ayah Anwar yang sangat optimis

*10 hari sudah berlalu.

      Penyakit Anwar semakin menjadi, walau ayahnya telah membayar rumah sakit dengan harga mahal. Tak ada perubahan yang nampak. Semuanya terlihat pasrah namun juga tetap berjuang dengan semaksimal mungkin.

“Yah, aku punya secarik kertas untuk Ayah baca” kata Anwar yang langsung membuat ayahnya penasaran dan ia kemudian mengambil kertas itu dan membacanya dengan begitu khusyu.

“Kamu begitu sangat mulia nak. Maafkan ayah selama ini” tangisan sang ayah tiba-tiba pecah tak terbendung. Ia langsung menghubungi pengacaranya dan membicarakan tentang keinginan anaknya itu


Tiba waktunya


      Sekolah pun akhirnya mengadakan acara kelulusan, Semua tampak bahagia terkecuali Wira yang masih belum mengetahui kabar dan berita tentang Anwar, Bahkan sekolahpun seolah melupakannya.

     Wira berubah total, ia benar-benar menjadi pendiam seperti No-life. Bahkan beberapa nilai mata pelajarannya turun. Selama 2 tahun ia kehilangan The mood booster of life nya. Ia tampak begitu menjauhi kerumanan orang. 

“Selamat ya atas kelulusannya” Kata Maya kepada Wira

“Iya. Selamat juga ya” Kata Wira dengan senyum terpaksa

“Kamu masih belum ada kabar tentang Anwar?” Tanya Wira kepada Nita
Nita hanya menggeleng kepala. 

      Tak lama gengnya mengajak untuk berfoto. Sorak soray dimana-mana ketika semuanya melepas balon kelulusan. Ada yang haru, ada yang tertawa karena tidak akan ada lagi tugas, ada yang bingung, pokoknya campur aduk.


      Setelah beberapa hari dari kelulusan. Wira tersentak kaget ketika ibunya berbincang dengan seorang yang berpakaian  Setelan Jas Hitam. Ternyata orang itu adalah pengacara Ayah Anwar. Pengacara itu mengajak Wira menemui Anwar, Wira terlihat sangat girang dan senang. Ia begitu tampak semangat, Akan tetapi ia benar-benar tersentak kaget ketika mengetahui bahwa ia di ajak ke sebuah makam.


“Kenapa bapak membawa saya kesini?” Tanya Wira

“ikut lah terlebih dulu” jawab Pengacara

“Ini rumah Anwar yang sekarang” pengacara, menujuk ke batu nisan itu.

      Wira yang benar-benar tak percaya langsung menangis dan benar-benar terharu. Air matanya tak terbendung, ia menangis histeris sampai memeluk batu nisan sahabatnya itu. tak lama ayah Anwar datang menemui Wira dan memberikan secarik kertas dari sang sahabat yaitu Almarhum Anwar


      Wira yang membaca surat itu benar-benar tampak lesu dan lemas bahkan ia sampe terjatuh ketika membaca bagian akhir dari surat itu. ia memukul mukul tanah dan menghantam hantam kan kepalanya ke tanah sambil menangis terisak-isak. Namun apalah daya, semua sudah terjadi. Ayah Anwar pun menenangkan Wira dan membawanya pulang kembali kerumahnya.


     Sesampainya mereka di rumah. Ayah Anwar memberikan sebuah kunci motor dan kartu ATM kepada Wira untuk bereksplorasi.


6 tahun kemudian

Dalam Gambar ini : mario irroth
Dalam Gambar ini : mario irroth


      Wira berhasil melakukan perjalanan ke setiap berbagai daerah di Indonesia dan bahkan beberapa Negara di Amerika Latin. 

      Ia sangat menikmati waktu bersama motor Honda African Twin yang di desain khusus Oleh Ayah Anwar. Wira sudah melakukan perjalanan yang sangat jauh. Ia menjajaki tempat yang sekaligus di inginkan Anwar.


      Dengan full equipment ia akan melanjutkan perjalanan ke Meksiko dari Chicago Amerika. Nampak ia menggunakan sarung tangan dan menutup kaca helm sambil berkata

Dalam gambar ini : mario irroth
Dalam gambar ini : mario irroth


“ I’m coming to u, World. we will always together in journey”

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun