Ketika keesokan harinya, Anwar yang sudah terbangun dan tersadar langsung memanggil kelurganya. Ia meminta sebuah kertas dan pulpen untuk menulis sebuah beberapa pesan untuk sahabatnya. Ternyata selama ini Anwar tidak pernah membawa Wira ke rumahnya. Ia hanya mengenalkan Wira kepada keluarganya dengan sebuah ceritanya.
Anwar menulis banyak dengan tenaga yang benar-benar sudah lemas. Ia tetap memaksakan menulis itu semua tanpa meminta bantuan keluarganya. Ketika ibunya menyuruhnya makan, ia tampak enggan tuk makan karena hawa nafsunya yang nampak hilang dan ia hanya menatap ke arah jendela.
Pesan terakhir
Persahabatan antara Anwar dan Wira memang tidak terlalu lama. Namun, kenangan-kenangannya lah yang membuat mereka sangat dekat. Anwar sebenarnya tau jika Wira bercita-cita mengelilingi dunia dengan motor Africa Twin. Ia mengetahui itu karena melihat gantungan sleting tasnya yang berupa motor Honda Africa Twin dan cerita cerita wira tentang menjelajahi Indonesia dan dunia.
“Setelah bertahun-tahun mengurusi keuangan yang dibekukan ini. akhirnya kita menang” Kata Ayah Anwar kepada Pengacaranya
“Iya, aku ikut senang akan hal ini. namun juga ikut bersedih karena anakmu Anwar sedang sakit” Jawab Pengacara
“iya. Aku akan terus berusaha supaya dia sembuh kembali seperti awal” Ucap Ayah Anwar yang sangat optimis
*10 hari sudah berlalu.
Penyakit Anwar semakin menjadi, walau ayahnya telah membayar rumah sakit dengan harga mahal. Tak ada perubahan yang nampak. Semuanya terlihat pasrah namun juga tetap berjuang dengan semaksimal mungkin.
“Yah, aku punya secarik kertas untuk Ayah baca” kata Anwar yang langsung membuat ayahnya penasaran dan ia kemudian mengambil kertas itu dan membacanya dengan begitu khusyu.
“Kamu begitu sangat mulia nak. Maafkan ayah selama ini” tangisan sang ayah tiba-tiba pecah tak terbendung. Ia langsung menghubungi pengacaranya dan membicarakan tentang keinginan anaknya itu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!