Mohon tunggu...
Yogi Wibowo
Yogi Wibowo Mohon Tunggu... Swasta -

just a simple person

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

“Pecandu Camilan Nusantara”: Bisnis yang Muncul dari Hobi Travelling

1 November 2016   15:31 Diperbarui: 1 November 2016   16:36 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bayangan Umum Tentang Pengusaha. Banyak Uang Banyak Saham (Sumber http://direkturbisnis.blogspot.co.id/2015/12/13-tips-cara-menjadi-pengusaha-sukses.html)

Tapi, sejak diberi nasihat oleh Dudu, saya sedikit berubah dan punya cara pandang yang berbeda dalam mensikapi hobi atau passion saya tersebut. Ada sebuah keinginan untuk menjadikan kegiatan travelling, sebagai sebuah kegiatan yang juga produktif atau “menghasilkan”. Tidak melulu kegiatan yang khusus untuk hiburan atau hura-hura semata. Ada keinginan untuk membuat sebuah bisnis yang ada kaitannya dengan hobi atau passion saya sendiri seperti nasihat si Dudu. Sejak itu, saya sudah mulai mengurangi sifat konsumtif untuk membeli keinginan koleksi saya, meskipun sifat narsis foto-fotonya masih tinggi selama kegiatan travelling hehe. Saya pergunakan waktu yang ada untuk juga mengamati dan survey apa yang bisa dijadikan sebuah bisnis. Uang juga lebih banyak saya sisihkan untuk sewaktu-waktu saya pergunakan sebagai modal. 

Akhirnya, muncullah keinginan untuk menjual sesuatu yang menarik dari setiap daerah yang pernah atau akan saya kunjungi. Saya membeli barang di daerah dan menjualnya di Jakarta. Tapi apa yang mau dijual? Khan setiap daerah itu banyak sekali. Pernak pernik kah, baju kah atau apa? 

Kembali saya meminta saran pada si Dudu. Kata dia, kalau sumber barang dagangan kita berasal dari lokasi yang berbeda, sementara kita juga baru mulai dan masih kecil-kecilan, maka pilihlah barang-barang yang tahan lama. Selain itu, barang juga harus ringan supaya delivery cost (ongkos kirim) nya tidak terlalu tinggi. Dan yang penting, harga jualnya nanti di Jakarta juga tidak terlalu tinggi. Sehingga orang mau beli. Setelah berpikir agak lama akhirnya tercetuslah ide saya untuk menjual aneka camilan dari berbagai daerah di Nusantara di Jakarta. 

Kenapa harus Camilan? Ini berdasarkan sebuah latar belakang yang saya amati bahwa “ngemil” adalah kebiasaan yang tidak terpisahkan dari kehidupan keseharian warga di Ibu Kota. Kita bisa lihat sendiri di kantor, di halte busway, di jalan, di kendaraan, di ruang rapat, di bioskop, di taman kota dan di mana-mana dengan mudah kita bisa menemukan orang yang menyelingi waktunya dengan “ngemil”. Namun sayang, sudah seringkali muncul berita baik itu di televisi, media sosial, atau media cetak, bahwa banyak sekali camilan-camilan yang beredar di Ibu kota itu tidak sehat. Entah itu karena cara pembuatannya yang tidak standar dan steril, atau karena ditemukan mengandung bahan-bahan berbahaya seperti formalin, borax, plastik, dan sebagainya. 

Ilustrasi Ngemil di Kantor (Sumber : http://satelitnews.co/berita-kurangi-ngemil-perbanyak-aktivitas----.html)
Ilustrasi Ngemil di Kantor (Sumber : http://satelitnews.co/berita-kurangi-ngemil-perbanyak-aktivitas----.html)
Selain itu, bukan rahasia lagi jika setiap daerah di Indonesia memiliki kekayaan jenis makanan yang unik dan menarik, tak terkecuali untuk kategori makanan ringan (camilan/snack). Bahkan, untuk beberapa camilan nusantara yang ada, mungkin kita sendiri belum pernah mencicipi seperti apa sih rasanya atau malah baru pertama kali melihat dan mendengarnya. Tapi, yang memprihatinkan saat ini adalah tidak sedikit orang Indonesia termasuk di Ibu kota yang justru lebih mengenal dan menyukai makanan yang berasal dari luar negeri, termasuk untuk camilan. 

Inilah yang mendorong saya untuk berbisnis aneka camilan nusantara. Saya berkeinginan untuk menumbuhkan kembali kecintaan banyak orang (terutama di Ibu Kota) untuk mencintai kembali aneka camilan asli dalam Negeri Indonesia. Selain itu, saya juga berkeinginan untuk menyajikan aneka camilan yang sehat. Saya mulai mencari informasi tentang UKM produsen camilan di bebeberapa daerah yang pernah saya kunjungi. Dan saya memilih camilan dari UKM lokal yang telah memenuhi syarat-syarat seperti Label Halal MUI, BPOM atau no PIRT Departemen Kesehatan. 

Awalnya ide saya ini mendapatkan pertanyaan dari teman kantor saya. “Bro khan di Jakarta sudah ada toko-toko besar yang khusus menjual aneka camilan nusantara?” ya, memang betul saya pun sebelum mulai menjalankan bisnis ini sempat survey dulu ke toko-toko besar yang disebut teman kantor saya tadi. Saya pikir tidak ada salahnya toh kita sama-sama ingin mengangkat kembali aneka camilan nusantara kepada masyarakat. 

Tapi, karena ini juga bisnis maka saya pun harus berani tampil berbeda agar bisa bersaing meskipun belum besar. Saya mencoba menjual aneka camilan yang belum ada dijual di toko tersebut. Atau, kalaupun ada bagaimana bisa caranya saya menjual dengan hargal lebih murah. Saya pun menggunakan kata “Pecandu” agar terkesan lebih mencolok. Selama ini istilah “pecandu” terasosiasi negatif untuk orang pemakai narkoba. Nah saya ingin mengajak orang kecanduan, tapi bukan kecanduan Narkoba atau zat lainnya yang berbahaya. Melainkan kecanduan cemilan sehat dan unik hasil bangsa sendiri. 

Manisan Terong Ungu Khas Bengkulu (Dokpri)
Manisan Terong Ungu Khas Bengkulu (Dokpri)
Singkat cerita saya mulai mendatangkan aneka camilan dari beberapa daerah ke Jakarta. Saya membelinya dari beberapa UKM produsen di daerah yang saya percaya dengan bantuan pengawasan teman saya langsung yang berada di setiap daerah. Beberapa camilan diantaranya : 

1. Sirup buah Carica, buah langka dari Dieng 

2. Kripik Pisang lumur Suramadu (Surabaya Madura) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun