Mohon tunggu...
Yogi Adnan
Yogi Adnan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Digital Enggagement

Hoby Finance book Bloging, games sport writer

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Resiko Operational dan Dampaknya Terhadap Keberlangsungan Perusahaan

21 Juni 2024   09:58 Diperbarui: 21 Juni 2024   10:26 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.bfi.co.id/id/blog/Yang-Harus-Diperhatikan-Dalam-Pinjaman-BPKB-Motor

AMA adalah metode pengukuran risiko operasional yang paling kompleks dan paling akurat. Metode ini menggunakan model statistik dan analisis data untuk menghitung modal yang diperlukan untuk mengcover kerugian akibat risiko operasional. AMA hanya dapat digunakan oleh perusahaan yang memiliki data dan sumber daya yang memadai.

Pemilihan metode pengukuran risiko operasional

Metode pengukuran risiko operasional yang tepat untuk digunakan oleh perusahaan tergantung pada beberapa faktor, seperti:

  • Kompleksitas bisnis: Perusahaan dengan bisnis yang kompleks membutuhkan metode yang lebih kompleks seperti AMA.
  • Sumber daya: Perusahaan dengan sumber daya yang terbatas mungkin hanya dapat menggunakan metode yang lebih sederhana seperti BIA.
  • Regulasi: Di beberapa negara, perusahaan diwajibkan untuk menggunakan metode tertentu untuk mengukur risiko operasional.

Pentingnya pengukuran risiko operasional

Pengukuran risiko operasional memiliki beberapa manfaat penting bagi perusahaan, antara lain:

  • Membantu perusahaan untuk memahami profil risikonya: Dengan mengukur risiko operasional, perusahaan dapat lebih memahami jenis risiko apa yang dihadapi dan tingkat keparahannya.
  • Membantu perusahaan untuk mengembangkan rencana mitigasi yang efektif: Dengan mengetahui tingkat probabilitas dan dampak dari setiap risiko, perusahaan dapat mengembangkan rencana mitigasi yang tepat untuk mengurangi potensinya.
  • Membantu perusahaan untuk mengalokasikan modal yang tepat: Dengan mengetahui jumlah modal yang diperlukan untuk mengcover kerugian akibat risiko operasional, perusahaan dapat mengalokasikan modal tersebut dengan lebih efisien.
  • Membantu perusahaan untuk memenuhi persyaratan regulasi: Di beberapa negara, perusahaan diwajibkan untuk mengukur dan melaporkan risiko operasionalnya kepada regulator.

Penyebab Munculnya Risiko Operasional

Risiko operasional dapat muncul dari berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Berikut adalah beberapa penyebab umum munculnya risiko operasional:

Faktor Internal:

  • Kesalahan manusia: Kesalahan manusia adalah salah satu penyebab paling umum dari risiko operasional. Kesalahan ini dapat terjadi dalam berbagai proses bisnis, seperti produksi, akuntansi, dan pelayanan pelanggan. Contohnya, kesalahan dalam memasukkan data transaksi dapat menyebabkan kerugian finansial bagi perusahaan.
  • Kegagalan sistem: Kegagalan sistem IT dapat menyebabkan gangguan operasional yang signifikan. Contohnya, pemadaman listrik atau serangan siber dapat melumpuhkan sistem IT perusahaan dan menghentikan operasi bisnis.
  • Penipuan dan kecurangan: Penipuan dan kecurangan dapat menyebabkan kerugian finansial yang signifikan bagi perusahaan. Contohnya, karyawan yang melakukan penggelapan dana atau vendor yang melakukan penipuan faktur dapat merugikan perusahaan.
  • Ketidakpatuhan terhadap peraturan: Ketidakpatuhan terhadap peraturan dapat menyebabkan denda dan sanksi dari regulator. Contohnya, perusahaan yang tidak mematuhi peraturan tentang perlindungan data pribadi dapat dikenakan denda yang besar.
  • Kelemahan tata kelola perusahaan: Kelemahan tata kelola perusahaan dapat meningkatkan risiko operasional. Contohnya, perusahaan yang tidak memiliki proses kontrol internal yang memadai akan lebih rentan terhadap penipuan dan kecurangan.

Faktor Eksternal:

  • Bencana alam: Bencana alam seperti gempa bumi, banjir, dan badai dapat menyebabkan kerusakan infrastruktur dan mengganggu rantai pasokan. Contohnya, gempa bumi di Nepal pada tahun 2015 menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur dan mengganggu operasi bisnis di negara tersebut.
  • Gejolak politik dan ekonomi: Gejolak politik dan ekonomi dapat menyebabkan ketidakpastian dan mengganggu operasi bisnis. Contohnya, krisis keuangan global pada tahun 2008 menyebabkan banyak perusahaan mengalami kesulitan keuangan.
  • Perubahan peraturan: Perubahan peraturan dapat memaksa perusahaan untuk mengubah cara mereka beroperasi, yang dapat menyebabkan biaya dan gangguan. Contohnya, peraturan baru tentang emisi gas rumah kaca dapat memaksa perusahaan manufaktur untuk berinvestasi dalam teknologi baru.
  • Gangguan rantai pasokan: Gangguan rantai pasokan dapat menyebabkan kekurangan bahan baku atau produk jadi, yang dapat mengganggu operasi bisnis. Contohnya, pandemi COVID-19 menyebabkan gangguan rantai pasokan global yang signifikan.
  • Keamanan siber: Ancaman keamanan siber seperti malware, ransomware, dan phishing semakin canggih dan dapat menyebabkan kerugian finansial yang signifikan bagi perusahaan. Contohnya, serangan ransomware pada Colonial Pipeline pada tahun 2021 menyebabkan perusahaan tersebut harus menghentikan operasi selama beberapa hari dan mengalami kerugian miliaran dolar.

Kesimpulan

Risiko operasional merupakan salah satu risiko utama yang dihadapi perusahaan dan dapat berakibat fatal bagi kelangsungan usaha. Dengan memahami definisi, penyebab, dampak, dan langkah-langkah mitigasi risiko operasional, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk meminimalkan potensinya dan meningkatkan daya saing di pasar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun