Mohon tunggu...
Yoga Wanda Prasetio
Yoga Wanda Prasetio Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Mercu Buana

Nama: Yoga Wanda Prasetio NIM: 42321010054 Prodi: Desain Komunikasi Visual Fakultas: FDSK Dosen: Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kenangan Masa Kecilku

28 Mei 2023   20:58 Diperbarui: 28 Mei 2023   22:06 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cerita Fiksi dengan judul "Kenangan masa kecilku"

Di balik perbukitan yang hijau dan terhampar sawah yang menghijau, terdapat sebuah desa kecil yang terletak di kawasan Kuningan, Jawa Barat. Desa ini adalah tempat dimana aku kecil dan menjadi saksi bisu dari masa kecil yang penuh dengan keajaiban dan petualangan. Nama desa itu adalah Desa Garawangi.

Pagi-pagi buta, teriakan ayam dan suara adzan dari masjid desa membangun kan ku dari tidurku yang nyenyak. Aku segera melompat dari tempat tidurku yang simpel dan bergegas mempersiapkan diri untuk petualangan yang menanti di luar sana. Desa Garawangi di penuhi dengan cerita rakyat dan kepercayaan yang melingkupi setiap kehidupan warga nya. Kisah-kisah tentang makhluk halus dan kekuatan gaib selalu membuat hati kami berdebar-debar.

Pada suatu hari yang cerah, aku bertemu dengan teman sepermainan ku, Raka, di tepi sungai yang jernih. Kami memutuskan untuk menjelajahi gua di tengah hutan yang legendaris, sebuah tempat yang konon katanya dikunjungi oleh roh-roh sakti. Dengan ransel dan senter di tangan, kami melangkah dengan penuh semangat ke dalam lorong gelap gua yang tersembunyi di balik rerimbunan pepohonan rindang.

Ketika kami berjalan lebih dalam ke dalam gua, suara angin yang berdesir dan rintihan samar-samar mulai terdengar di kejauhan. Itu membuat bulu kuduk kami merinding, tetapi rasa penasaran yang tak terbendung mengalahkan rasa takut yang menyelinap ke dalam hati kami. Kami terus melangkah, melewati stalaktit dan stalagmit yang menjuntai di atas kepala kami.

Akhirnya, kami tiba di sebuah ruangan yang dihiasi dengan kristal yang berkilauan. Cahaya yang redup memancar dari kristal-kristal itu, menciptakan suasana magis di sekitar kami. Aku dan Raka terpesona oleh keindahan yang ada di depan kami. Tiba-tiba, seorang wanita muncul di hadapan kami. Dia mengenakan pakaian tradisional yang berkilauan dan memiliki wajah yang anggun.

"Wahai anak-anak, apa yang membawa kalian ke gua ini?" tanya wanita itu dengan suara lembut.

Kami saling berpandangan sebelum Raka memberanikan diri menjawab, "Kami ingin mengetahui rahasia dan keajaiban yang ada di gua ini. Kami ingin tahu apakah cerita-cerita yang beredar benar adanya."

Wanita itu tersenyum dan mengangguk. Dia mengajak kami berjalan mengelilingi ruangan itu sambil menceritakan legenda-legenda gua tersebut. Ia bercerita tentang seorang putri peri yang hilang dan pernah tinggal di gua ini. Putri peri tersebut konon memiliki kekuatan magis yang mampu membuat kehidupan di desa ini berubah menjadi lebih baik. Ia menjaga kesuburan tanah, menyembuhkan penyakit, dan melindungi desa dari segala bahaya.

Kami terpesona oleh cerita yang diceritakan oleh wanita itu. Ia menunjukkan kepada kami tumbuhan langka yang tumbuh di gua itu dan memberi tahu kami tentang khasiat penyembuhannya. Kami merasa beruntung bisa mendapatkan pengetahuan yang langka ini.

Setelah beberapa saat berjalan, kami mencapai sebuah ruangan kecil yang penuh dengan lukisan-lukisan indah di dindingnya. Lukisan-lukisan itu menggambarkan kehidupan masyarakat desa pada zaman dahulu, perayaan tradisional, dan legenda-legenda lokal. Wanita itu menjelaskan kepada kami bahwa lukisan-lukisan itu adalah warisan budaya yang harus dijaga dan dihargai.

Kami belajar banyak dari wanita itu tentang sejarah dan kekayaan budaya desa kami. Ia menceritakan tentang tradisi-tradisi unik, seperti tari-tarian khas, upacara adat, dan permainan tradisional. Kami berjanji untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya ini agar tetap hidup dan dikenang oleh generasi mendatang.

Setelah berkeliling goa dan mendengarkan cerita yang menakjubkan, kami kembali ke desa dengan hati yang penuh inspirasi dan semangat. Kami ingin berbagi pengetahuan dan pengalaman kami kepada warga desa lainnya. Kami menyadari betapa pentingnya menjaga dan menghargai warisan budaya kita sendiri.

Seiring berjalannya waktu, kami berusaha mewujudkan mimpi kami untuk membangkitkan kembali kehidupan budaya di Desa Garawangi. Kami mengorganisir pertunjukan seni, workshop, dan festival budaya di desa kami. Kami bekerja sama dengan warga desa dan para tetua untuk melestarikan tradisi-tradisi yang hampir punah.

Berkat usaha kami dan semangat yang tak pernah padam, Desa Surya Alam kembali hidup dengan kehidupan yang lebih berwarna dan bersemangat. Pariwisata di desa meningkat pesat karena orang-orang datang untuk menyaksikan keajaiban gua dan kekayaan budaya kami. Desa kami menjadi contoh bagi desa-desa sekitarnya dalam menjaga dan mempromosikan kebudayaan lokal.

Di balik kemeriahan dan kesuksesan ini, kami tidak pernah melupakan wanita misterius di gua. Kami percaya bahwa dia adalah putri peri yang membimbing kami dalam perjalanan ini. Kami berterima kasih kepadanya atas kebaikan hatinya dan bimbingannya yang tak ternilai.

Hingga hari ini, Garawang tetap menjadi tempat yang istimewa bagi kami. Kami tetap berpegang pada nilai-nilai kearifan lokal dan menjaga tradisi serta cerita-cerita nenek moyang kami. Dan setiap kali melihat matahari terbenam di balik perbukitan kuningan, kami merasa diberkahi karena memiliki desa yang indah dan kehidupan yang penuh dengan keajaiban.

Kami tumbuh dewasa di Desa Garawangi dengan rasa syukur yang mendalam. Kami belajar banyak dari pengalaman hidup di desa kami yang penuh dengan keajaiban. Kami belajar menghargai alam dan keberagaman budaya. Kami menjadi pemimpin muda yang berkomitmen untuk melanjutkan warisan budaya dan memperjuangkan keberlanjutan lingkungan.

Desa kami semakin dikenal di wilayah sekitar dan bahkan menarik perhatian dari luar daerah. Pemerintah daerah dan lembaga budaya memberikan dukungan dalam upaya kami untuk melestarikan warisan budaya dan meningkatkan pariwisata di Desa Garawangi. Kami menjalin kerja sama dengan universitas dan institusi budaya untuk mengadakan penelitian dan pengembangan program yang berfokus pada kearifan lokal dan pembangunan berkelanjutan.

Kami melihat perubahan yang luar biasa di desa kami. Ekonomi lokal tumbuh, masyarakat menjadi lebih mandiri, dan lingkungan tetap terjaga. Para pemuda di desa kami terinspirasi dan terlibat dalam upaya ini. Kami membentuk kelompok pemuda yang aktif dalam mempromosikan budaya dan lingkungan, serta memberikan pendidikan kepada anak-anak di desa tentang pentingnya menjaga warisan budaya dan alam.

Selain itu, Garawangi juga menjadi pusat inovasi dan pengembangan. Kami memanfaatkan kekayaan alam dan budaya desa untuk menciptakan produk-produk unik dan bernilai tambah. Misalnya, kami mengembangkan kerajinan tangan tradisional dengan sentuhan modern yang menjadi buruan kolektor dan pengunjung. Kami juga memproduksi makanan organik berbasis produk lokal yang terkenal di daerah sekitar.

Seiring berjalannya waktu, Garawangi menjadi magnet bagi wisatawan yang ingin merasakan kehidupan desa yang autentik, menikmati keindahan alam, dan belajar tentang kebudayaan lokal. Kami menyambut tamu-tamu dengan hangat dan membagikan cerita serta kearifan lokal kami.

Desa kami menjadi contoh inspiratif bagi desa-desa lain di Jawa Barat dan bahkan di seluruh Indonesia. Kami menerima kunjungan dari perwakilan desa-desa lain yang ingin belajar tentang pengelolaan budaya dan pariwisata berkelanjutan. Kami dengan senang hati berbagi pengalaman dan memberikan dorongan kepada mereka untuk mengembangkan potensi unik di desa mereka sendiri.

Namun, meski Desa Garawangi mengalami perkembangan dan kemajuan, kami tidak pernah melupakan akar kami. Kami tetap menjaga kehidupan sederhana dan menjunjung tinggi nilai-nilai gotong royong dan kebersamaan. Setiap penduduk desa merasa bangga menjadi bagian dari komunitas yang memelihara tradisi dan merawat lingkungan.

Ketika matahari terbenam di balik perbukitan kuningan, cahayanya menerangi Desa Garawangi dengan kehangatan dan keberkahan. Kami merasa bersyukur telah menjalani perjalanan yang penuh dengan keajaiban di Desa Grawangi. Kami belajar menghargai warisan budaya dan keindahan alam yang ada di sekitar kami. Kami belajar untuk hidup secara harmonis dengan alam dan menjaga keseimbangan antara kebutuhan manusia dan keberlanjutan lingkungan.

Dalam perjalanan kami, ada satu momen yang sangat berkesan dan menjadi tonggak penting dalam perjalanan hidup kami di Desa Garawangi. Suatu hari, saat kami sedang merayakan festival tradisional desa, terjadi hujan deras yang tidak terduga. Hujan itu begitu lebat sehingga membuat air sungai meluap dan mengancam banjir di sekitar desa.

Kami tidak panik, karena kami telah mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi situasi seperti ini. Kami segera membentuk tim evakuasi dan bersama-sama bahu-membahu membangun tanggul sederhana untuk mencegah air masuk ke pemukiman warga. Seluruh desa bergerak bersama-sama, saling membantu, dan saling menguatkan.

Meskipun hujan terus turun, kami tidak kehilangan semangat. Kami menyadari bahwa menjaga lingkungan adalah tanggung jawab kita bersama. Kami memanfaatkan kearifan lokal dan pengetahuan yang kami miliki untuk merancang sistem pengelolaan air yang lebih baik di desa kami. Kami mulai membangun saluran air dan kolam retensi yang mampu menampung air hujan berlebih dan menghindari banjir.

Perjuangan kami tidak sia-sia. Dalam beberapa tahun, Desa Garawangi menjadi desa yang tahan banjir dan berkelanjutan. Sistem pengelolaan air yang kami bangun membantu mengendalikan aliran air dan menghindari bencana. Kami juga melakukan kampanye penyadaran tentang pentingnya menjaga kebersihan sungai dan pengelolaan sampah yang baik untuk menjaga keberlanjutan ekosistem.

Keberhasilan ini memberi kami semangat dan keyakinan untuk terus melangkah maju. Kami mulai mengembangkan program-program lingkungan lainnya, seperti penanaman pohon, pengurangan penggunaan plastik, dan penggunaan energi terbarukan. Kami menjalin kerja sama dengan lembaga-lembaga pemerintah dan non-pemerintah untuk mendukung upaya kami dalam mencapai desa yang lebih berkelanjutan.

Desa Garawangi semakin dikenal sebagai contoh keberhasilan dalam pengelolaan lingkungan dan kebudayaan. Kami menerima penghargaan dari pemerintah dan lembaga internasional atas upaya kami dalam menjaga keberlanjutan. Lebih dari itu, kami melihat bahwa pengaruh positif yang kami ciptakan di Desa Surya Alam mulai menyebar ke desa-desa sekitar.

Kami merasa bangga menjadi bagian dari perubahan ini. Kami melihat betapa pentingnya peran setiap individu dalam menjaga lingkungan dan melestarikan budaya. Setiap tindakan kecil memiliki dampak besar jika dilakukan secara kolektif.

Kami merayakan kehidupan di Desa Garawangi, sebuah tempat di mana keajaiban dan keindahan alam bertaut dengan kekayaan budaya dan semangat kebersamaan. Kami bersyukur atas segala anugerah yang diberikan kepada kami, dan kami berkomitmen untuk melanjutkan perjuangan kami dalam menjaga warisan budaya, menjaga lingkungan, dan membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Inilah cerita fiksi yang terinspirasi dari masa kecilku di Desa Garawangi, di tengah perbukitan kuningan Jawa Barat. Cerita tentang petualangan, keajaiban, dan semangat perubahan yang menginspirasi. Semoga cerita ini memberikan gambaran tentang kekuatan yang dimiliki oleh komunitas kecil ketika mereka bersatu untuk menciptakan perubahan positif dalam dunia yang terus berkembang.

Karakter Utama:

Aria - Seorang pemuda berusia 20-an tahun yang tumbuh di Desa Surya Alam. Ia memiliki semangat dan rasa keterhubungan yang kuat terhadap budaya dan lingkungan desanya. Aria adalah pemimpin muda yang penuh inspirasi dan berdedikasi untuk melestarikan warisan budaya dan menjaga keberlanjutan lingkungan.

Rani - Sahabat baik Aria sejak kecil. Rani adalah sosok yang ceria dan berbakat dalam seni tari tradisional. Ia juga memiliki ketertarikan dalam menjaga lingkungan dan sering berpartisipasi dalam kegiatan konservasi.

Mbah Kusuma - Seorang tetua bijak dan pemuka masyarakat di Desa Surya Alam. Mbah Kusuma memiliki pengetahuan mendalam tentang budaya dan sejarah desa. Ia menjadi mentor dan penasihat Aria, memberikan nasihat berharga tentang kearifan lokal dan pentingnya menjaga warisan budaya.

Ibu Saras - Seorang wanita misterius yang mereka temui di gua. Ibu Saras memiliki pengetahuan khusus tentang tanaman langka dan kemampuan penyembuhan alami. Ia menjadi sumber inspirasi bagi Aria dan Rani untuk menjaga kekayaan alam dan memanfaatkannya dengan bijaksana.

DIALOG:

Aria: "Rani, apa yang kamu pikirkan tentang cerita Ibu Saras tadi? Begitu menakjubkan, bukan?"

Rani: "Iya, Aria! Saya merasa terpesona dengan pengetahuan dan kearifan Ibu Saras. Kita harus berterima kasih kepadanya dan menjaga harta karun alam ini dengan baik."

Mbah Kusuma: "Anak-anak, kalian berdua adalah harapan masa depan desa ini. Warisan budaya dan keberlanjutan lingkungan harus dijaga agar tetap hidup. Aku yakin kalian bisa melakukannya."

Aria: "Kami berjanji, Mbah Kusuma. Kami akan menggunakan pengetahuan yang kami peroleh untuk membangkitkan kembali kehidupan budaya dan menjaga alam kita dengan baik."

Ibu Saras: "Kalian berdua memiliki semangat yang luar biasa. Jadilah pelindung dan pengawal kekayaan ini. Gunakan pengetahuanmu untuk kebaikan dan berbagi dengan orang lain.

Rani: "Kami akan melakukannya, Ibu Saras. Desa Surya Alam akan kembali bercahaya, tidak hanya bagi kita sendiri, tetapi juga bagi siapa pun yang datang untuk merasakan keajaibannya."

Aria: "Mari kita mulai dengan merencanakan festival budaya dan workshop untuk mengajarkan anak-anak tentang tarian dan tradisi lokal kita. Kita juga bisa membangun kolam retensi dan mengadakan kampanye kebersihan sungai."

Rani: "Benar, Aria! Dengan kerja sama dan semangat kita, Desa Surya Alam akan menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam menjaga budaya dan lingkungan. Kita bisa membuat perubahan nyata."

Mbah Kusuma: "Kalian berdua sudah memahami esensi dari perjuangan ini. Ingatlah, tidak ada perubahan besar yang terjadi dengan cepat. Tetapi dengan ketekunan dan kebersamaan, perubahan itu bisa terwujud. Teruslah bergerak maju dan jangan pernah berhenti belajar dari lingkungan dan sesama."

Aria: "Terima kasih, Mbah Kusuma. Kami akan menjaga semangat ini dan menginspirasi generasi muda lainnya untuk terlibat dalam upaya keberlanjutan. Kami ingin melihat Desa Surya Alam tumbuh menjadi tempat yang lebih baik."

Rani: "Benar sekali, Aria. Kita berdiri di ambang masa depan yang cerah. Mari kita berkomitmen untuk menjaga kekayaan budaya dan alam ini agar tetap lestari. Bersama-sama, kita bisa menciptakan perubahan yang berarti."

Ibu Saras: "Kalian memiliki visi yang luar biasa. Saya percaya bahwa Desa Surya Alam akan menjadi tempat yang menarik dan berdaya tarik bagi wisatawan serta masyarakat sekitar. Jaga semangat ini tetap hidup dan berbagilah dengan dunia."

Dalam dialog-dialog ini, karakter-karakter tersebut menyampaikan keyakinan, tekad, dan komitmen mereka dalam menjaga budaya dan lingkungan. Mereka saling mendukung, berbagi ide, dan membangun semangat perubahan yang positif. Dalam interaksi mereka, terlihat semangat kolaborasi dan tekad untuk melibatkan lebih banyak orang dalam upaya keberlanjutan Desa Garawangi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun