Mohon tunggu...
Yoga Wanda Prasetio
Yoga Wanda Prasetio Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Mercu Buana

Nama: Yoga Wanda Prasetio NIM: 42321010054 Prodi: Desain Komunikasi Visual Fakultas: FDSK Dosen: Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Panopticon "Jeremy Betham"

22 Mei 2023   22:25 Diperbarui: 22 Mei 2023   22:27 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, penting untuk mempertimbangkan kritik dan kekhawatiran yang muncul terkait dengan penerapan konsep Panopticon di luar lingkungan penjara. Salah satunya adalah pelanggaran privasi individu. Pengawasan yang tak terlihat dapat melibatkan pengumpulan data pribadi yang luas dan penggunaan teknologi canggih, yang dapat mengancam privasi dan kebebasan individu. Oleh karena itu, perlindungan privasi dan batasan yang jelas tentang penggunaan data dan pengawasan elektronik menjadi penting dalam konteks ini.

Selain itu, ada juga kekhawatiran terkait potensi penyalahgunaan kekuasaan oleh para pengawas atau otoritas yang mengendalikan sistem Panopticon. Pengawasan yang intensif dan konstan dapat memberikan kesempatan bagi penyalahgunaan kekuasaan, manipulasi, atau diskriminasi terhadap individu yang berada dalam sistem tersebut. Oleh karena itu, pengawasan yang dilakukan haruslah transparan, akuntabel, dan diatur oleh hukum yang adil.

Penerapan konsep Panopticon juga dapat memiliki dampak psikologis yang signifikan pada individu yang berada dalam sistem tersebut. Rasa takut, kecemasan, dan tekanan yang timbul akibat pengawasan yang terus-menerus dapat mengakibatkan penyesuaian diri dan perubahan perilaku. Individu mungkin merasa terpaksa untuk mengendalikan perilaku mereka agar sesuai dengan norma dan harapan yang ditetapkan, bukan karena keinginan atau keyakinan internal mereka.

Selain itu, penting untuk diingat bahwa konsep Panopticon tidak bersifat statis dan tidak selalu menghasilkan efek yang sama pada setiap individu atau dalam setiap konteks. Reaksi dan penyesuaian diri individu dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti budaya, nilai-nilai personal, lingkungan sosial, dan pengalaman sebelumnya. Dalam beberapa kasus, individu mungkin mempertahankan identitas dan otonomi mereka, bahkan dalam situasi pengawasan yang intensif.

Dalam masyarakat modern yang semakin terhubung dan terpapar teknologi, prinsip Panopticon juga dapat diterapkan melalui penggunaan kamera pengawas, sensor, dan pemantauan elektronik. Contohnya adalah penggunaan CCTV di tempat umum atau pengawasan elektronik di tempat kerja. Penggunaan teknologi ini dalam konteks pengawasan menghadirkan tantangan baru dalam hal privasi dan penggunaan data yang adil.

Dalam kesimpulannya, konsep Panopticon memiliki implikasi yang luas dalam berbagai institusi dan struktur sosial di luar penjara. Pengawasan yang tak terlihat dalam konsep ini menciptakan rasa takut, kontrol, dan penyesuaian diri yang berkelanjutan pada individu. Pengawasan yang konstan dan tak terlihat mendorong individu untuk membatasi perilaku mereka sesuai dengan norma dan harapan yang berlaku. Konsep ini telah diterapkan dalam berbagai konteks seperti pabrik, sekolah, rumah sakit jiwa, dan dalam kehidupan sehari-hari.

Namun, penting untuk mempertimbangkan kritik dan kekhawatiran terkait dengan penerapan konsep Panopticon di luar lingkungan penjara. Salah satu kekhawatiran utama adalah pelanggaran privasi individu. Pengawasan yang terus-menerus dan pengumpulan data pribadi yang meluas dapat mengancam privasi dan kebebasan individu. Oleh karena itu, perlindungan privasi dan batasan yang jelas dalam penggunaan data menjadi penting dalam menerapkan konsep Panopticon.

Selain itu, potensi penyalahgunaan kekuasaan oleh para pengawas juga menjadi kekhawatiran. Dalam sistem Panopticon, para pengawas memiliki kekuasaan yang besar dalam mengawasi dan mengontrol individu. Kekuasaan ini dapat disalahgunakan untuk melakukan manipulasi, diskriminasi, atau penganiayaan terhadap individu yang berada dalam sistem. Oleh karena itu, penting untuk mengatur dan mengawasi penggunaan kekuasaan secara transparan dan akuntabel.

Dampak psikologis juga menjadi pertimbangan penting dalam penerapan konsep Panopticon. Rasa takut, kecemasan, dan tekanan yang timbul akibat pengawasan yang tak terlihat dapat memengaruhi kesejahteraan dan keseimbangan mental individu. Perubahan perilaku yang muncul dapat bersifat eksternal, di mana individu mematuhi norma dan harapan eksternal tanpa mempertimbangkan nilai-nilai internal atau kebebasan individual mereka.

Selain itu, penting untuk menyadari bahwa reaksi dan penyesuaian individu terhadap konsep Panopticon dapat bervariasi. Beberapa individu mungkin merasa terintimidasi dan membatasi diri mereka, sementara yang lain mungkin menemukan cara untuk mempertahankan otonomi dan identitas mereka. Reaksi individu dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti budaya, nilai-nilai personal, pengalaman sebelumnya, dan kondisi sosial mereka.

Dalam masyarakat modern yang semakin terhubung dan terpapar teknologi, konsep Panopticon juga diterapkan melalui penggunaan teknologi pengawasan seperti CCTV, sensor, dan pemantauan elektronik. Meskipun teknologi ini dapat meningkatkan efisiensi dan keamanan, tetapi juga memunculkan pertanyaan tentang privasi dan penggunaan data yang adil. Pengawasan elektronik yang luas dapat mengancam privasi individu dan memicu kekhawatiran tentang penggunaan data yang tidak etis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun