Mohon tunggu...
Yoga Wanda Prasetio
Yoga Wanda Prasetio Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Mercu Buana

Nama: Yoga Wanda Prasetio NIM: 42321010054 Prodi: Desain Komunikasi Visual Fakultas: FDSK Dosen: Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Panopticon "Jeremy Betham"

22 Mei 2023   22:25 Diperbarui: 22 Mei 2023   22:27 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengawasan yang tak terlihat dalam konsep Panopticon menciptakan rasa takut dan kendali karena individu tidak pernah tahu kapan mereka sedang diamati. Dalam sistem pengawasan tradisional, individu hanya terpapar pengawasan pada waktu-waktu tertentu, misalnya saat ada petugas penjaga yang berkeliling. Namun, dalam Panopticon, ketidakpastian mengenai apakah individu sedang diamati atau tidak menciptakan efek psikologis yang kuat. Individu merasa terus-menerus terintimidasi dan waspada, sehingga mereka secara alami mengendalikan perilaku mereka bahkan tanpa adanya pengawasan fisik yang nyata.

Konsep Panopticon memiliki dampak yang signifikan terhadap penyesuaian diri dan perilaku individu di dalamnya. Individu yang berada dalam sistem Panopticon cenderung mematuhi aturan dan norma yang berlaku secara mandiri. Mereka menginternalisasi pandangan dan nilai-nilai masyarakat yang diwakili oleh pengawasan yang terus-menerus. Mereka mengendalikan perilaku mereka sendiri karena takut akan pengawasan dan potensi konsekuensi negatif.

Dalam konteks Panopticon, individu secara sukarela membatasi perilaku mereka sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Mereka menjadi disiplin secara internal karena mereka percaya bahwa mereka selalu dipantau dan harus bertanggung jawab atas tindakan mereka. Konsep ini menghasilkan efek yang lebih kuat daripada pengawasan eksternal atau paksaan langsung.

Selain itu, konsep Panopticon juga menciptakan efek sosial dalam hal pengaruh sosial dan penyesuaian diri. Individu yang berada dalam sistem Panopticon cenderung mempengaruhi satu sama lain untuk mematuhi aturan dan norma yang diharapkan. Mereka saling mengawasi dan menilai perilaku satu sama lain.

Konsep Panopticon telah diterapkan dalam berbagai institusi atau struktur sosial di luar penjara. Bentham mengemukakan bahwa prinsip Panopticon dapat diterapkan dalam berbagai konteks, seperti pabrik, sekolah, rumah sakit jiwa, dan bahkan dalam kehidupan sehari-hari.

Misalnya, dalam konteks pabrik, konsep Panopticon dapat diterapkan untuk mengawasi dan mengontrol pekerja. Pemilik pabrik atau manajer dapat memanfaatkan pengawasan tak terlihat untuk meningkatkan produktivitas dan disiplin kerja. Dalam ruang kerja yang dirancang seperti Panopticon, pekerja dapat merasa terus-menerus terpantau dan membatasi perilaku mereka sesuai dengan harapan atasan. Dengan adanya pengawasan yang konstan, pekerja mungkin lebih disiplin dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka dengan efisien.

Selain itu, dalam konteks pendidikan, konsep Panopticon dapat diterapkan dalam sekolah atau universitas. Misalnya, ruang kelas yang dirancang seperti Panopticon dapat menciptakan lingkungan yang memfasilitasi pengawasan dan pengaturan perilaku siswa. Guru atau dosen dapat memantau siswa tanpa harus selalu hadir di dekat mereka. Hal ini dapat mempengaruhi perilaku siswa dengan mendorong mereka untuk berperilaku yang diharapkan dan mematuhi aturan yang ditetapkan.

Dalam konteks rumah sakit jiwa atau institusi perawatan kesehatan mental, konsep Panopticon juga dapat diterapkan. Dalam hal ini, para pasien dapat merasa terus-menerus terawasi dan mungkin mengendalikan perilaku mereka untuk menghindari konsekuensi atau hukuman yang mungkin timbul jika mereka melanggar aturan atau norma.

Selain itu, konsep Panopticon juga relevan dalam era digital dan kemajuan teknologi. Dalam dunia yang semakin terhubung dan terpapar teknologi, pengawasan tak terlihat dapat diwujudkan melalui penggunaan kamera pengawas, sensor, analisis data, dan pemantauan elektronik. Contohnya adalah penggunaan CCTV di tempat umum atau pengawasan elektronik di tempat kerja.

Dalam beberapa kasus, implementasi konsep Panopticon dalam konteks non-penjara telah menuai kontroversi dan kritik. Beberapa kekhawatiran meliputi pelanggaran privasi individu, potensi penyalahgunaan kekuasaan, dan dampak psikologis yang mungkin timbul akibat pengawasan yang konstan dan intensif. Oleh karena itu, penting untuk mengimbangi perlindungan privasi dan kebebasan individu dengan kebutuhan akan keamanan dan pengawasan yang adil.

Dalam kesimpulannya, konsep Panopticon tidak terbatas pada lingkungan penjara, tetapi juga dapat diterapkan dalam berbagai institusi atau struktur sosial lainnya. Penerapan konsep ini dapat mempengaruhi perilaku individu melalui pengawasan yang tak terlihat, menciptakan rasa takut dan kontrol yang berkelanjutan. Kontrol seperti pabrik, sekolah, rumah sakit jiwa, dan kehidupan sehari-hari. Melalui pengawasan yang tak terlihat, individu dalam sistem Panopticon cenderung membatasi perilaku mereka sesuai dengan harapan dan norma yang berlaku, karena mereka merasa terus-menerus terintimidasi oleh potensi pengawasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun