1. Dengan apa Jeremy Bentham merancang konsep Panopticon?
- Bagaimana Bentham merancang struktur fisik penjara dalam konsep Panopticon?
- Apa yang menjadi dasar pemikiran Bentham dalam merancang konsep ini?
Jeremy Bentham merancang konsep Panopticon dengan menggunakan prinsip-prinsip arsitektur dan pengawasan. Secara fisik, Panopticon dirancang sebagai sebuah bangunan berbentuk lingkaran dengan menara pengawas di tengahnya. Bangunan ini terdiri dari serangkaian sel tahanan yang mengelilingi menara pengawas. Setiap sel memiliki jendela kecil yang menghadap ke menara, sedangkan menara dilengkapi dengan jendela besar yang memungkinkan penjaga melihat ke dalam setiap sel.
Bentham merancang struktur fisik ini dengan tujuan menciptakan pengawasan yang efektif dan tak terlihat. Dalam desainnya, dia memperhatikan beberapa aspek penting:
Penempatan Menara Pengawas: Menara pengawas ditempatkan di tengah-tengah bangunan agar memiliki pandangan yang jelas dan tak terhalang ke setiap sel. Dengan posisi ini, penjaga dapat melihat setiap tahanan tanpa tahu apakah mereka sedang diamati atau tidak.
Jendela dan Pencahayaan: Sel-sel tahanan memiliki jendela kecil yang menghadap ke menara pengawas, sedangkan menara dilengkapi dengan jendela besar. Desain ini memungkinkan cahaya memasuki sel tahanan, tetapi membuat tahanan sulit untuk melihat penjaga di menara. Hal ini menciptakan ketidakpastian dan rasa takut yang efektif dalam mengontrol perilaku.
Pengaturan Ruang: Ruang di sekitar menara pengawas dan sel-sel tahanan dirancang sedemikian rupa sehingga tahanan tidak memiliki tempat bersembunyi atau melakukan tindakan tanpa diketahui. Setiap sudut ruangan harus dapat dilihat dengan jelas oleh penjaga.
Dasar pemikiran Bentham dalam merancang konsep Panopticon adalah penggunaan pengawasan sebagai sarana untuk mencapai disiplin dan kontrol sosial. Dia berpendapat bahwa dengan adanya pengawasan yang konstan dan tak terlihat, tahanan akan merasa terintimidasi dan selalu waspada terhadap kemungkinan pengawasan. Hal ini akan mendorong mereka untuk mematuhi aturan dan mengendalikan perilaku mereka secara mandiri.
Bentham percaya bahwa ancaman pengawasan yang tak terlihat dapat menghasilkan kepatuhan yang lebih besar daripada pengawasan langsung. Konsep Panopticon memanfaatkan kekuatan psikologis ketidakpastian dan rasa takut untuk mencapai tujuan pengawasan yang efektif. Dengan menempatkan tahanan dalam kondisi yang mengharuskan mereka selalu mengasumsikan bahwa mereka sedang diamati, Bentham berharap untuk menciptakan kontrol yang kuat terhadap perilaku mereka.
Pemikiran dasar Bentham ini didasarkan pada keyakinannya bahwa masyarakat harus diatur oleh prinsip-prinsip utilitarianisme. Bagi Bentham, penggunaan pengawasan dalam Panopticon adalah alat yang efektif untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan umum dalam masyarakat.Â
Dalam pandangan Bentham, kontrol sosial yang ketat melalui pengawasan Panopticon adalah langkah yang diperlukan untuk mencegah kejahatan dan menjaga ketertiban. Dia percaya bahwa dengan menciptakan rasa takut dan ketidakpastian, individu akan memilih untuk patuh terhadap aturan dan norma yang ada, karena mereka tidak ingin menghadapi kemungkinan konsekuensi negatif dari pelanggaran.
Pemikiran dasar Bentham dalam merancang konsep Panopticon juga terkait dengan gagasan bahwa manusia cenderung bertindak secara egois dan akan mencari keuntungan pribadi jika diberikan kesempatan. Dengan adanya pengawasan konstan dan tak terlihat, individu tidak akan merasa nyaman melanggar aturan atau melakukan tindakan yang dapat membahayakan diri mereka sendiri atau orang lain. Ini karena mereka tidak dapat memprediksi kapan pengawasan mungkin terjadi dan apa konsekuensinya.