Lalu mengenai pelaku atau saksi sejarah yang bisa meneliti peristiwa sejarah yang mereka alami, sebenernya prinsipnya sama saja dengan video dokumenter tadi, yakni keterbatasan jangkauan.Â
Sebagai contoh, Himawan Soetanto pernah menulis tesis berjudul "Madiun Dari Republik Ke Republik" yang membahas mengenai Aspek Militer Dalam Peristiwa Madiun alias Aspek Militer Pemberontakan PKI di Madiun Tahun 1948.Â
Himawan saat peristiwa terjadi, berposisi sebagai taruna akademi militer (M.A.) di Sarangan, sehingga Himawan menyaksikan secara langsung peristiwa sejarah tersebut. Akan tetapi posisi Himawan yang hanya sebagai taruna akademi militer, membuat Himawan hanya mengetahui bagian peristiwa tertentu dari peristiwa yang dia saksikan, sehingga Himawan tidak menyaksikan secara langsung rapat kalangan perwira militer di Markas Besar Tentara (M.B.T), Yogyakarta. Jadi Himawan dalam menulis tesis tersebut, juga perlu untuk menelusuri arsip-arsip, koran-koran, dan para narasumber se-zaman yang mengetahui peristiwa tersebut.
Itulah alasan mengapa mahasiswa sejarah lulusnya lama. Bukan karena mereka malas, Akan tetapi memang sumbernya perlu waktu untuk ditemukan. Meskipun demikian bukan berarti semua mahasiswa sejarah membutuhkan waktu lama untuk lulus.
Banyak juga mahasiswa sejarah yang lulus tepat waktu. Biasanya mahasiswa sejarah yang lulus tepat waktu telah mengumpulkan sumber-sumber sejarah sejak jauh-jauh semester. Kalaupun tidak, mereka telah memiliki perencanaan yang matang dan secara kebetulan semua sumber dapat ditemukan di tempat-tempat yang mereka rencanakan sebelumnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H