"Slompret/terompet berbunyi pret-pret, kempul berdengung melengking || kendhang berbunyi riuh, kendhang kecil menimpali disela-sela irama || bonang yang berjumlah 2 buah dan berlaraskan slendro, sedangkan terompetnya berlaraskan pelog || Kuda kepang berjalan menyentak-nyentak, dhadhak meraknya terlihat bergerak-gerak menari || topeng macannya terlihat seperti terengah-engah || sementara itu bujang ganong menari kiprah || semua itu telah sesuai (serasi/selaras) dalam kesenian reog, sederhana tetapi membuat gembira hati ||"
Nah, jika dilihat dari jumlah instrumennya, memang ansambel musik gamelan Reog Ponorogo memang ansambel sederhana, yakni hanya terdiri dari 6 buah instrumen. Namun dengan kesederhanaan instrumentasinya, musikalitas Reog Ponorogo saat ini pada kenyataannya tidak dapat disebut sederhana. Dan akan terus berkembang.
Catatan dan Referensi:
[1] Santosa, "Etnomusikologi dalam Pembentukan Peradaban Manusia", Pidato Pengukuhan Guru Besar Tetap pada Jurusan Etnomusikologi ISI Surakarta, dibacakan di hadapan Rapat Senat Terbuka Institut Seni Indonesia Surakarta pada hari Sabtu, 14 Maret 2009, hlm. 3.
[2] Waridi (Ed.), Hasil Simposium Karawitanologi, (Institut Seni Indonesia Surakarta, 2007), hlm. 98.
[3] Rahayu Supanggah, Bothekan Karawitan I, (Jakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, 2002), hlm.13.
[4] Sumarsam, Gamelan, Interaksi Budaya dan Perkembangan Musikal di Jawa. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hlm. 25. Pada notasi hlm. 360 pada sumber ini disebutkan: "... ansambel untuk reyog: salompret, kempul, kethuk, kendhang, dan kadang-kadang angklung."
[5] Ditranskrip dari rekaman pakeliran Ki Nartosabdo dalam lakon "Pandhawa Reca",  dan  lakon "Kridha Hasta".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H