Mohon tunggu...
Yoga Purnama Sari
Yoga Purnama Sari Mohon Tunggu... Guru - Guru

Gemar akan keindahan

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Musikal Reog Ponorogo: Sederhana atau Tidak Sih?

7 Desember 2022   13:45 Diperbarui: 7 Desember 2022   13:46 1638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penampilan karakter penari warok pada pertunjukan Reog Ponorogo di Ponorogo, 1999. (Foto: tangkapan layar VCD Reog Ponorogo)

"Slompret/terompet berbunyi pret-pret, kempul berdengung melengking || kendhang berbunyi riuh, kendhang kecil menimpali disela-sela irama || bonang yang berjumlah 2 buah dan berlaraskan slendro, sedangkan terompetnya berlaraskan pelog || Kuda kepang berjalan menyentak-nyentak, dhadhak meraknya terlihat bergerak-gerak menari || topeng macannya terlihat seperti terengah-engah || sementara itu bujang ganong menari kiprah || semua itu telah sesuai (serasi/selaras) dalam kesenian reog, sederhana tetapi membuat gembira hati ||"

Penulis memainkan slompret di antara musisi reog lainnya: pemain kendang, kethuk-kenong, gong, dan angklung. (Dokpri)
Penulis memainkan slompret di antara musisi reog lainnya: pemain kendang, kethuk-kenong, gong, dan angklung. (Dokpri)

Nah, jika dilihat dari jumlah instrumennya, memang ansambel musik gamelan Reog Ponorogo memang ansambel sederhana, yakni hanya terdiri dari 6 buah instrumen. Namun dengan kesederhanaan instrumentasinya, musikalitas Reog Ponorogo saat ini pada kenyataannya tidak dapat disebut sederhana. Dan akan terus berkembang.

Catatan dan Referensi:

[1] Santosa, "Etnomusikologi dalam Pembentukan Peradaban Manusia", Pidato Pengukuhan Guru Besar Tetap pada Jurusan Etnomusikologi ISI Surakarta, dibacakan di hadapan Rapat Senat Terbuka Institut Seni Indonesia Surakarta pada hari Sabtu, 14 Maret 2009, hlm. 3.

[2] Waridi (Ed.), Hasil Simposium Karawitanologi, (Institut Seni Indonesia Surakarta, 2007), hlm. 98.

[3] Rahayu Supanggah, Bothekan Karawitan I, (Jakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, 2002), hlm.13.

[4] Sumarsam, Gamelan, Interaksi Budaya dan Perkembangan Musikal di Jawa. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hlm. 25. Pada notasi hlm. 360 pada sumber ini disebutkan: "... ansambel untuk reyog: salompret, kempul, kethuk, kendhang, dan kadang-kadang angklung."

[5] Ditranskrip dari rekaman pakeliran Ki Nartosabdo dalam lakon "Pandhawa Reca",  dan  lakon "Kridha Hasta".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun